Jumat, 09 Maret 2012

TEORI BELAJAR PENDUKUNG EXPERIENTIAL LEARNING


Humanism merupakan suatu paradigma yang berfokus pada kebebasan manusia, martabat dan potensi manusia. Anggapan utama dari humanism menurut Huitt (2001) adalah bahwa manusia bertindak dengan kehendaknya dan nilai-nilai tertentu. Paradigma ini menjadi dasar berpikir Rogers dalam mengembangkan teori belajar humanistic yang juga mendukung gagasan experiential learning (pembelajaran melalui pengalaman).
Teori belajar humanistik menjelaskan bahwa pada hakekatnya setiap diri manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan menentukan perilakunya. Menurut Rogers (1967), motivasi untuk belajar dan berubah muncul dari kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, kecenderungan mengembangkan potensi diri, sehingga pengalamannya bertambah.
Gagasan utama dari teori humanistic adalah proses pembelajaran terjadi dalam suasana yang nyaman tanpa ancaman dari luar dan guru yang berperan sebagai fasilitator (Laird, 1985). Dalam kaitan itu, setiap diri manusia adalah bebas dan memiliki kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang mencapai aktualisasi diri. Lebih lanjut, Maslow membagi kebutuhan manusia menjadi dua kelompok utama, yaitu kebutuhan dasar dan kebutuhan tumbuh.
Kebutuhan dasar berturut-turut dari bawah ke atas adalah: (1) kebutuhan fisiologis, seperti makan, pakaian; (2) kebutuhan akan rasa aman; (3) kebutuhan untuk dicintai; (4) kebutuhan untuk dihargai. Sedangkan kebutuhan tumbuh hierarkinya berada di sebelah atas posisi kebutuhan dasar, berturut-turut dari bawah ke atas: (5) kebutuhan untuk mengetahui dan memahami (belajar); (6) kebutuhan keindahan; (7) kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan yang berada di hierarki lebih tinggi baru akan dirasakan bila kebutuhan yang ada di hierarki lebih bawah telah terpenuhi. Hirarki kebutuhan Maslow mempunyai implikasi yang penting yang harus diperhatikan guru ketika mengajar anak-anak. Perhatian dan motivasi belajar akan berkembang jika kebutuhan dasar siswa sudah terpenuhi seperti rasa disayangi dan suasana nyaman (Tenant, 1997).
Prinsip-prinsip dasar humanistik yang penting menurut Rogers ialah :
a.       Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.
b.      Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan siswa mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri.
c.      Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri dianggap mengancam , cenderung untuk ditolaknya.
d.      Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
e.       Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
f.       Belajar akan lebih mudah bila siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.
g.      Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang optimal.
h.      Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri
i.        Belajar yang paling bermanfaat secara sosial adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan.
Tujuan belajar dalam teori humanistik adalah memanusiakan manusia dengan kata lain proses belajar dianggap berhasil jika siswa memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelaku, bukan dari sudut pandang pengamat. Tujuan utama para guru adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya, mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka
Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :
1.      Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2.     Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif.
3.      Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri
4.      Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri
5.      Siswa didorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan.
6.      Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7.      Memberikan kesempatan siswa untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8.      Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa
Menurut Rogers (1967) yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1.      Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
2.      Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa
3.    Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
4.      Belajar bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.
 Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif. Tenant (1997) mengemukakan beberapa cara untuk memberi kemudahan belajar yang bisa dilakukan guru sebagai fasilitator:
1.      Fasilitator sebaiknya memberi perhatian pada pengkondisian awal,
2.     Fasilitator menjelaskan tujuan-tujuan materi pembelajaran perorangan di dalam kelas dan juga tujuan kelompok yang bersifat umum.
3.      Fasilitator mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, untuk dijadikan sebagai motivator.
4.   Fasilitator mengatur dan menyediakan sumber-sumber belajar yang banyak dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka.
 5.    Fasilitator menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok.
6.      Fasilitator menanggapi ungkapan-ungkapan dalam kelompok kelas, dan menerima baik isi yang bersifat intelektual, sikap-sikap, perasaan dan mencoba menanggapinya secara baik bagi individual ataupun bagi kelompok
7.     Bilamana kondisi kelas telah baik, fasilitator berangsur-sngsur dapat berperan sebagai siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain
8.     Fasilitator harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuat selama belajar.
 Kemampuan guru sebagai fasilitator pun diteliti oleh Roebuck (1975). Menurutnya guru yang fasilitatif dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif adalah guru yang memiliki sikap empati, penghargaan dan umpan balik positif. Berikut adalah ciri-ciri guru fasilitatif:
1.      Merespon perasaan siswa
2.      Menggunakan ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
3.      Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
4.      Menghargai siswa
5.      Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa
6.      Tersenyum pada siswa
 Siswa yang diharapkan dalam teori belajar humanistic adalah menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar