Rabu, 04 April 2012

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif  Tipe CIRC       
      Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC pertama kali dikembangkan oleh Robert E. Slavin dkk. Alasan utama pengembangan metode ini karena kekhawatiran mereka terhadap pengajaran membaca, menulis dan seni berbahasa oleh guru masih dilakukan secara tradisional.
      Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC merupakan singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Composition, termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis[1] yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Namun, CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti pelajaran matematika.
Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi, dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran kooperatif, diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.
2. Komponen-komponen dalam Pembelajaran CIRC
Model pembelajaran CIRC memiliki delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut sebagai berikut :
a.        Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa;
b.  Placement test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa pada bidang tertentu;
c.   Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya;
d.    Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberika bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya;
e.   Team scorer and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas;
f.       Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok;
g.      Facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan fakta yang diperoleh siswa;
h.    Whole-class units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.[2]

3.  Kegiatan Pokok Pembelajaran CIRC
Kegiatan pokok dalam CIRC untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik untuk mencapai tujuan yang di harapkan  dalam pembelajaran. Adapun langkah-langkahnya adalah:[3]
a.   Membentuk kelompok yang terdiri dari empat orang secara heterogen .
b.  Guru memberikan wacana sesuai topik pembelajaran.
c.   Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok serta    memberikan tanggapan terhadap wacana/ kliping dan ditulis pada lembar kertas.
d.   Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.
e.  Guru membuat kesimpulan
f.  Pembelajaran

            Selanjutnya kegiatan pokok dalam CIRC dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah juga meliputi kegiatan lainya, yaitu:  (1). Salah satu anggota atau beberapa kelompok membaca soal, (2). Membuat prediksi atau menafsirkan isi soal pemecahan masalah, termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel, (3). Saling membuat ikhtisar/rencana penyelesaian soal pemecahan masalah, (4). Menuliskan penyelesaian soal pemecahan masalah secara urut, dan (5). Saling merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian.
4.  Penerapan Model Pembelajaran CIRC
Penerapan model pembelajaran CIRC untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dapat ditempuh dengan[4]:
  1. Guru menerangkan suatu pokok bahasan matematika kepada siswa, pada penelitian ini digunakan LKS yang berisi materi yang akan diajarkan pada setiap pertemuan
  2. Guru memberikan latihan soal
  3. Guru siap melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan siswanya dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah melalui penerapan model CIRC
  4. Guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa yang heterogen
  5. Guru mempersiapkan soal pemecahan masalah dalam bentuk kartu masalah dan membagikannya kepada setiap kelompok
  6. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan bersama yang spesifik
  7. Setiap kelompok bekerja berdasarkan kegiatan pokok CIRC. Guru mengawasi kerja kelompok
  8. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya
  9. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah  memahami, dan dapat mengerjakan soal pemecahan masalah yang diberikan
  10. Guru meminta kepada perwakilan kelompok untuk menyajikan temuannya
  11. Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator
  12.  Guru memberikan tugas/PR secara individual
  13.  Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya
  14.  Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal  pemecahan masalah
  15. Guru memberikan kuis

5.  Kelebihan Model Pembelajaran CIRC
Adapun kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah sebagai berikut:
  1. CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah
  2. Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang
  3. Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok
  4. Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya
  5. Membantu siswa yang lemah
  6. Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah
  7. Pengalaman dan kegiatan belajar anak didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak;
  8. seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik sehingga hasil belajar anak didik akan dapat bertahan lebih lama;
  9. membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam
Sumber :

[1] Suyatno, Memjelajahi Pembelajaran Inovatif, (Jatim: Masmedia Buana Pustaka, 2009), hlm, 68.
[2] http : // matematikacerdas. wordpres.com/2010/01/28/model-pembelajaran-kooperatif-tipe CIRC
[3]Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Pendidikan Dalam implementasi Pembelajaran yang Efektif, (Jakarta: Kencana, 2009).hlm, 283.
[4]http://matematikacerdas.wordpres.com/2010/01/28/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-CIRC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar