Jumat, 18 Januari 2013

Kurikulum 2013 Menjadikan Beban Guru Berkurang


Wacana penerapan kurikulum 2013 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendapat gelombang penolakan dari berbagai pihak. Pasalnya, kurikulum yang rencananya akan diterapkan pada Juni mendatang ini akan jauh berbeda dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sekarang sedang diterapkan.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Khairil Anwar menganggap kontroversi kurikulum 2013 sebagai hal yang wajar, karena masyarakat belum memiliki pemahaman menyeluruh mengenai implementasi kurikulum 2013.
Selain itu, tambahnya, banyak pihak yang menilai bahwa kurikulum baru ini akan membebankan guru. Namun, dia menjelaskan, kurikulum 2013 ini justru akan mengurangi beban guru karena guru tidak lagi dibebankan untuk membuat silabus.

"Selain tidak lagi membuat silabus, beban guru akan berkurang dengan adanya buku induk (babon) yang dibuat oleh pemerintah. Buku induk ini akan berisi tema-tema dan penjelasan tema tersebut, jadi guru tinggal berimprovisasi sesuai dengan konteks lokal," tutur Khairil saat dihubungi wartawan, hari ini.

Di samping itu, Khairil mengimbuh, selain sosialisasi yang dilakukan oleh Mendikbud, M Nuh, di beberapa daerah, pemerintah akan memberikan sosialisasi lanjutan untuk memberi pemahaman kepada masyarakat terkait implementasi kurikulum 2013 pada tahun ajaran baru mendatang.

"Nanti pemerintah melalui tim inti kurikulum 2013 akan mengadakan sosialisasi lanjutan kepada guru, orangtua siswa, dan pihak lainnya. Tim inti ini terdiri dari pihak Kemendikbud, pengamat pendidikan, praktisi pendidikan dari perguruan tinggi dan berbagai lembaga pendidikan lainnya," imbuhnya.

Sebelumnya dikatakan, meskipun masih banyak pro dan kontra, pelaksanaan kurikulum baru sudah tidak ada lagi tawar-menawar. Begitulah tekad pemerintah untuk melaksanakan kurikulum baru pada tahun ini.

Pelaksanaaan Kurikulum 2013 yang direncanakan pemerintah mulai tahun ajaran baru nanti tidak bisa ditunda. Sebab, persoalan pendidikan Indonesia menghadapi masalah penting dan genting.

"Tidak bisa perubahan Kurikulum 2013 ditunda hingga tahun depan. Implementasinya secara bertahap tetap harus dimulai tahun ajaran nanti. Jika kita menunda, taruhannya besar terhadap masa depan generasi bangsa," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh dalam pengarahan tentang Kurikulum 2013 di kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Tengah, di Semarang, kemarin.

Menurut Nuh, Indonesia mendapat berkah bonus demografi dalam kurun waktu 2010-2035. Generasi muda Indonesia perlu disipakan dalam kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

"Kita harus bergerak, jangan menunda-nunda. Karena itu, pemerintah tetap melaksanakan kurikulum. Sekarang tahap sosialisasi, nanti pelatihan guru," ujar Nuh (Sumber!)


Baca Juga Artikel Pendidikan Lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar