Selasa, 30 Oktober 2012

Model Pembelajaran Debate



Pembelajaran dengan model debate diawali dengan pembentukan dua kelompok yang, satu kelompok yang pro (setuju) dan satu kelompok lagi kontra (tidak setuju). Kedua kelompok ini duduk berhadapan dan saling beradu argumentasi dalam rangka mengemukakan pendapatnya untuk meyakinkan siswa lawan bicaranya atau kelompok lain bahwa yang dikemukakannya adalah benar. Maka adu argumentasi dalam model pembelajaran debate merupakan keharusan yang harus dilakukan setiap siswa dari masing-masing kelompok. Jadi kemampuan untuk menyampaikan pendapat sangat diperlukan dalam model pembelajaran debate ini.
Dalam model pembelajaran debate ini ada suatu peraturan atau suatu keharusan bagi masing-masing kelompok untuk menyampaikan alasannya mengapa kelompoknya setuju atau tidak setuju dengan suatu permasalahan. Dengan kata lain tidak dibenarkan suatu kelompok untuk mengatakan sejutu, tetapi tidak memiliki argumentasi atau alasan mengapa mereka setuju, begitu juga sebaliknya.
Pembelajaran dengan model debate sangat baik digunakan dalam rangka meningkatkan daya kritis dan analisis siswa terhadap suatu masalah. Oleh sebab itu sebaiknya materi yang dijadikan bahan adlam perdebatan adalah peristiwa aktual yang sedang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Jadi, pebelajaran dengan model debate adalah penyampaian materi ajar dengan meninjau dari dua sisi yaitu pro dan kontra untuk mendapatkan kesimpulan atau kebenaran dari suatu peristiwa yang ada.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Debate
 1.  Guru membagi siswa menjadi dua kelompok debat yang satu pro dan yang lainnya kontra. Siswa duduk saling berhadapan antara yang pro dan kontra (susun meja dan kursi seperti untuk rapat)
2.      Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan di debatkan.
3.   Setelah selesai membaca, guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara menyampaikan pendapatnya, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan anggota kelompok yang lainya, sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4.   Diwaktu peserta didik menyampaikan gagasannya atau pendapatnya, maka peserta didik menulis inti/ide-ide dari setiap pendapat sampai mendapat sejumlah ide yang diharapkan.
5.      Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap.
6.   Dari ide-ide yang telah disampaikan tersebut, guru mengajak peserta didik membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang diinginkan.


Kebaikan Pembelajaran Model Debate
Pembelajaran model debate baik digunakan apabila bertujuan untuk :
a.      Melatih siswa untuk berpikir kritis
b.      Melatih siswa untuk menyampaikan pendapat secara baik dan benar.
c.      Mencari kebenaran tentang topik yang sedang hangat atau sedang heboh-hebohnya dibicarakan di masyarakat.
d.  Melatih siswa untuk memahasmi alur pikir orang lain yanga berseberangan dengannya.
e.   Melatih untuk menumbuhkan ide atau gagasan baru dari hasil kajian siswa
Kelebihan Pembelajaran Model Debate
1.      Dapat meningkatkan daya kritis siswa dalam berpikir
2.  Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menyampaikan pendapat di depan orang banyak.
3.  Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk mengetahui pola pikir orang lain yang tidak sesuai dengannya
4.    Dapat menggali ide-ide atau gagasan-gagasan cemerlang dari siswa.
5. Dapat melatih siswa untuk hidup harmonis dengan orang yang berseberangan dengannya.

Kekurangan Pembelajaran Model Debate
Pada satu sisi berdebat ada manfaatnya dalam rangka menambah wawasan atau menguji ketajaman berpikir dari siswa. Akan tetapi, ada juga kelemahannya, dimana kelemahan itu meliputi:
a.  Bahan dari topik yang dibicarakan kurang lengkap
b.  Masalah yang diperdebatkan kurang esensial atau bisa lari dari topik yang dibahas
c.    Perselisihan pendapat sering tidak berkesudahan.
d.   Dalam berbicara didominasi oleh beberapa orang saja
e.  Tumbuhnya sikap egoisme dari siswa
                 f.   Sulit untuk mengambil kesimpulan dari hasil pembelajaran 

Demikian pembahasan pembelajaran model debate, semoga bermanfaat.
Sumber :
Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.


Baca Juga Artikel Pendidikan Lainnya :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar