A. Kedudukan
Metode Dalam Belajar Mengajar
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana
memahami kedudukan metode sebagai
salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Di dalam kegiatan belajar mengajar, seorang
guru tentu mempunyai cara atau metode
dalam kegiatan tersebut. Karena tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode
pengajaran.[1]
Adapun kedudukan
metode dalam belajar mengajar yaitu :
1.
Sebagai alat
motivasi ekstrinsik, maksudnya metode berfungsi sebagai alat perangsang
dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. Penggunaan metode yang
tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik
dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
2.
Sebagai
strategi pengajaran, maksudnya metode berfungsi sebagai strategi
pengajaran agar anak didik dapat belajar secara efektif sehingga mencapai
tujuan yang diharapkan. Perbedaan daya serap anak didik terhadap pelajaran
memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Metode adalah salah satu
solusinya. Menurut Roestiyah N.K.,
guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara
efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Dan salah satu
langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik
penyajian atau biasa disebut metode mengajar.[2]
3. Sebagai alat
untuk mencapai tujuan, maksudnya metode merupakan salah satu komponen
yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau dengan kata lain metode
merupakan pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Tujuan adalah
suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.[1][3] Tujuan adalah pedoman yang
memberi arah ke mana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Tujuan dari
kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen
lainnya tidak digunakan.
B. Pemilihan
Dan Penentuan Metode
Metode mengajar yang diterapkan guru dalam setiap kali pertemuan
kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi kesesuaian dengan
perumusan intruksional khusus. Pemakaian metode yang satu digunakan
untuk mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan metode yang lain
juga digunakan untuk mencapai tujuan yang lain. Begitulah adanya kesesuaian
dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
Pemilihan dan penentuan metode dapat dilihat dari beberapa sudut
pandang diantaranya :
1.
Nilai
strategi metode, maksudnya metode merupakan suatu cara yang mempunyai
nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya adalah
dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar.
2. Efektifitas
penggunaan metode, maksudnya penggunaan metode dapat terjadi bila ada
kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah
diprogramkan dalam suatu pelajaran sebagai persiapan tertulis. Penggunaan
metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam
mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
3. Pentingnya
pemilihan dan penentuan metode, maksudnya salah satu kegiatan yang
harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode untuk
mencapai tujuan pengajaran. Misalnya tujuan pengajaran adalah agar anak didik
dapat menuliskan sebagian dari ayat-ayat dalam surat Al Fatihah, maka guru
tidak tepat apabila menggunakan metode diskusi, tetapi yang tepat adalah metode
latihan.
4.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan metode, maksudnya adalah pemilihan dan
penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
a. Anak didik, perbedaan
individual pada aspek biologis, intelektual dan psikologis anak didik
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana yang sebaiknya
guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu yang
relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara
operasional. Dengan demikian, kematangan anak didik yang bervariasi
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran.
b. Tujuan, tujuan
adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Tujuan
pembelajaran yang dkenal ada dua yaitu tujuan intruksional umum (TIU) dan
tujuan intruksional khusus (TIK). Metode harus tunduk pada tujuan dan bukan
sebaliknya. Karena kemampuan yang bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan, maka
metode harus mendukung sepenuhnya.
c.
Situasi, situasi
kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke
hari. Contoh, pada suatu waktu guru boleh jadi ingin menciptakan situasi
belajar mengajar di alam terbuka, yaitu di luar sekolah. Maka dalam hal ini
guru tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang dia
ciptakan itu. Demikianlah, situasi yang diciptakan guru mempengaruhi pemilihan
dan penentuan metode mengajar.
d.
Fasilitas,
fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap
tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode belajar.
Dan keampuhan suatu metode mengajar akan terlihat jika faktor lain
mendukungnya.
e.
Guru
(kepribadian, latarbelakang pendidikan, pengalaman mengajar).
Kepribadian,
latarbelakang pendidikan dan pengalaman mengajar adalah
permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pikiran dan penentuan
metode mengajar.[1][4]
[1]
C. Macam-macam
Metode Mengajar
Macam-macam
metode mengajar diantaranya :
1.
Metode
proyek/ unit yaitu cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak
dari suatu masalah kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan
sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.
a. Kelebihannya : dapat
memperluas pemikiran siswa, dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan
pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam kehidupan secara terpadu.
b.
Kekurangannya : kurikulum
di Indonesia belum menunjang metode ini, sulit dicari pemilihan topik yang
sesuai dengan siswa, fasilitas yang cukup dan sumber-sumber belajar yang
diperlukan; bahan pelajaran menjadi luar sehingga mengaburkan pokok unit yang
dibahas.
2.
Metode
eksperimen/ percobaan yaitu cara penyajian pelajaran dengan melakukan
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Sehingga anak didik dapat mencari suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan
atau proses yang dialaminya itu.
a. Kelebihannya : membuat
siswa lebih percaya atas kebenaran/ kesimpulan berdasarkan percobaannya, dapat
membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil
percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
b.
Kekurangannya : metode
ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi, memerlukan biaya
yang mahal dan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah
diperoleh, menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan, setiap percobaan tidak
selalu memberikan hasil yang diharapkan.
3.
Metode tugas
dan resitasi yaitu metode penyajian bahan dimana guru memberikan
tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, contoh tugas meneliti,
tugas menyusun laporan, tugas motorik, tugas di laboratorium. Adapun
langkah-langkah dalam memberikan resitasi :
a.
Fase
pemberian tugas yang terdiri dari : mempertimbangkan tujuan, jenis
tugas jelas, tepat dan dimengerti; sesuai dengan kemampuan siswa, ada petunjuk/
sumber yang dapat membantu, sediakan waktu.
b. Fase langkah
pelaksanaan tugas yang terdiri dari : diberikan bimbingan oleh guru,
diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja, diusahakan sendiri oleh siswa,
tidak menyuruh orang lain, dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia
peroleh.
c. Fase
mempertanggungjawabkan tugas yang terdiri dari : laporan siswa
baik lisan/ tertulis terhadap apa yang telah ia kerjakan, ada tanya jawab/
diskusi di kelas, penilaian hasil pekerjaan siswa baik tes/ non tes.
Adapun
metode resitasi/ pemberian tugas ini mempunyai kelebihan dan kekurangan juga.
a. Kelebihannya :
merangsang siswa aktif belajar baik individu/ kelompok, dapat mengembangkan
kemandirian siswa, dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa, dapat
mengembangkan kreatifitas siswa.
b. Kekurangannya : siswa
sulit dikontrol apakah ia sendiri yang mengerjakan tugas ataukah orang lain,
untuk tugas kelompok, yang aktif mengerjakan adalah anggota tertentu, yang
tidak ikut mengerjakan tidak aktif, tidak mudah memberi tugas yang sesuai
dengan perbedaan individu, sering memberi tugas yang monoton yang dapat
menimbulkan kebosanan.
4.
Metode
diskusi yaitu cara penyajian pelajaran dimana siswa dihadapkan kepada suatu
masalah yang bisa berupa pernyataan/ pertanyaan yang bersifat problematis untuk
dibahas dan dipecahkan bersama.
a.
Kelebihannya :
merangsang kreatifitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan dan terobosan baru
dalam pemecahan masalah, mengembangkan sikap menghargai orang lain, memperluas
wawasan, membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dan memecahkan suatu
masalah.
b. Kekurangannya :
pembicaraan terkadang menyimpang sehingga memperpanjang waktu, tidak dapat
dipakai dalam kelompok besar, peserta mendapat informasi yang terbatas,
kemungkinan dikuasai orang-orang yang suka berbicara (ingin menonjolkan diri)
5. Metode
sosiodrama/ role paying yaitu mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.
Tujuan yang
diharapkan adalah : agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan
orang lain, dapat belajar membagi tanggung jawab, dapat mengambil keputusan
secara spontan, merangsang kelas untuk berfikir dan memecahkan masalah.
Adapun
petunjuk metode sosiodrama adalah :
tetapkan dahulu masalah, ceritakan isi masalah, tetapkan siswa yang
bersedia memainkan peran, jelaskan pada pendengar mengenai peranan mereka dalam
sosiodrama, beri kesempatan pada pelaku untuk berunding sebelum main, akhiri
sosiodrama pada situasi tegang, akhiri sosiodrama dengan diskusi kelas untuk
memecahkan masalah, menilai sosiodrama.
a. Kelebihannya : melatih
siswa menajamkan ingatan, melatih siswa berinisiatif dan berkreatif, memupuk
bakat siswa, membina kerjasama antar pemain, membiasakan menerima dan membagi
tanggung jawab dengan sesama, membina bahasa lisan siswa menjadi bahasa yang
baik dan mudah dipahami orang lain.
b. Kekurangannya : yang
tidak ikut bermain kurang kreatif, banyak memakan waktu baik persiapan/
pelaksanaan, memerlukan tempat yang cukup luas, sering mengganggu kelas yang
lain dengan suara para pemain/ penonton yang kadang bertepuk tangan.
6. Metode
demonstrasi yaitu cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan
atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi/ benda tertentu yang
sedang dipelajari baik sebenarnya/ tiruan yang sering disertai dengan
penjelasan lisan.
a. Kelebihannya : dapat
membuat pelajaran lebih jelas dan lebih kongrit sehingga menghindari verbalisme
(pemahaman secara kata-kata/ kalimat), siswa lebih mudah memahami apa yang
dipelajari, proses pengajaran lebih menarik, siswa dirangsang untuk aktif
mengamati menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba melakukan
sendiri.
b. Kekurangannya :
memerlukan ketrampilan guru secara khusus, tidak selalu tersedia fasilitas
seperti peralatan, tempat dan biaya, demonstrasi memerlukan kesiapan dan
perencanaan yang matang dan juga memerlukan waktu yang panjang.
7. Metode
problem solving yaitu metode pemecahan masalah atau metode berfikir
yang menggunakan metode-metode lainnya dari mencari data sampai menarik
kesimpulan.
Adapun langkah-langkahnya
adalah : adanya masalah yang jelas, mencari data/ keterangan yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah, menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut,
menguji kebenaran jawaban sementara tersebut, menarik kesimpulan.
a. Kelebihannya : metode
ini dapat membuat pendidikan di sekolah lebih relevan dengan kehidupan, dapat
membiasakan siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, merangsang
pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh.
b. Kekurangannya : sulitnya
menentukan masalah yang sesuai dengan taraf berfikir siswa, sering memerlukan
banyak waktu, memerlukan berbagai sumber belajar yang merupakan kesulitan
tersendiri bagi siswa.
8.
Metode
karyawisata yaitu cara mengajar yang dilaksanakan di tempat
(obyek) tertentu di luar sekolah untuk mempelajari/ menyelidiki sesuatu.
a.
Kelebihannya : memiliki
prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran
di sekolah, membuat apa yang dipelajari lebih relevan dengan kenyataan, dapat
merangsang kreatifitas siswa, informasi lebih luas dan aktual.
b. Kekurangannya : kesulitan
penyediaan fasilitas dan biaya bagi siswa dan sekolah, sangat memerlukan
persiapan dan perencanaan yang matang, perlu koordinasi dengan guru lain supaya
tidak tumpang tindih, sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas dari pada
tujuan utama, sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan
pada studi.
9. Metode tanya
jawab yaitu cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab
terutama dari guru kepada siswa atau sebaliknya.
a. Kelebihannya :
pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, merangsang siswa untuk
melatih dan mengembangkan daya pikiran (ingatan), mengembangkan keberanian dan
ketrampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
b. Kekurangannya : siswa
merasa takut, lebih-lebih kurang motivasi dari guru, tidak mudah membuat
pertanyaan yang sesuai dengan taraf fikiran siswa, waktu banyak terbuang jika
tidak dapat menjawab, tidak cukup waktu jika jumlah murid banyak.
10. Metode
latihan/ training yaitu suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan
kebiasaan-kebiasaan tertentu/ memelihara kebiasaan yang baik dan untuk
memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan ketrampilan.
a. Kelebihannya : untuk
memperoleh kecakapan motoris seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata/
kalimat, membuat alat-alat/ menggunakan alat-alat, untuk memperoleh kecakapan
mental, misal perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda, simbol,
untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat/ menghubungkan,
pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan dan kecepatan
pelaksanaan, pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi,
pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks dan rumit
menjadi lebih otomatis.
b. Kekurangannya :
menghambat bakat dan inisiatif siswa karena siswa lebih banyak dibawa kepada
penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian, menimbulkan penyesuaian secara
statis kepada lingkungan, kadang-kadang latihan yang berulang-ulang menjadi
membosankan, membuat kebiasaan yang kaku, dapat menimbulkan verbalisme.
11. Metode
ceramah yaitu metode yang mempergunakan alat komunikasi lisan antara guru dengan
anak didik dalam proses belajar mengajar.
a. Kelebihannya : guru
mudah menguasai kelas, mudah mengorganisasikan tempat duduk/ kelas, dapat
diikuti oleh jumlah siswa yang besar, mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
b. Kekurangannya : mudah
menjadi verbalisme, yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih
besar menerimanya, bila terlalu lama membosankan, guru sukar sekali
menyimpulkan kalau siswa sudah mengerti/ tertarik pada ceramah, menyebabkan
siswa pasif.
D. Praktek
Penggunaan Metode Mengajar
Praktek Penggunaan Metode Mengajar dapat dilakukan dengan cara :
1.
Ceramah,
tanya jawab, tugas,
2.
Ceramah,
diskusi, tugas,
3.
Ceramah,
demonstrasi, eksperimen,
4.
Ceramah,
sosiodrama, diskusi,
5.
Ceramah,
problem solving, tugas,
6.
Ceramah,
demonstrasi, latihan,
E. Kesimpulan
Dari pembahasan Kedudukan, Pemilihan Dan Penentuan Metode Dalam
Pengajaran dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1.
Kedudukan
Metode Dalam Belajar Mengajar yaitu : sebagai alat motivasi
ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran, sebagai alat untuk mencapai
tujuan.
2.
Pemilihan
Dan Penentuan Metode dapat dilihat dari beberapa sudut pandang diantaranya
: nilai strategi metode, efektifitas penggunaan metode, pentingnya
pemilihan dan penentuan metode, faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
metode.
3. Macam-macam
Metode Mengajar diantaranya : metode proyek/ unit metode eksperimen/
percobaan, metode tugas dan resitasi, metode diskusi metode
sosiodrama/ role paying, metode demonstrasi, metode problem
solving , metode karyawisata , metode tanya jawab, metode
latihan/ training, metode ceramah.
4. Praktek
Penggunaan Metode Mengajar dapat dilakukan dengan cara : ceramah, tanya jawab,
tugas; ceramah, diskusi, tugas; ceramah, demonstrasi, eksperimen; ceramah,
sosiodrama, diskusi; ceramah, problem solving, tugas; ceramah, demonstrasi,
latihan.
F. Saran
Dengan begitu pentingnya dan
banyaknya metode di dalam proses belajar mengajar hendaknya memacu para
pendidik untuk selalu kreatif dan inovatif mempraktekkan metode-metode
pengajaran tersebut sehingga tercapai tujuan dan hasil yang diharapkan.
Catatan Kaki:
[1] Syaiful
Bahri Jamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002), 83.
[2] Roestiyah
N.K., Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991 ), 1.
[3] Jamarah
dan Zain, Strategi ..., 84.
[4] Winarno
Surakhmad, Pengantar Interaksi Mengajar,
Belajar Dasar Dan Karakteristik Metodologi Pengajaran (Bandung:
Tarsito, 1990), 90.
DAFTAR
PUSTAKA
Jamarah, Syaiful Bahri dan Zain,
Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002.
N.K., Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1991.
Surakhmad, Winarno. Pengantar Interaksi Mengajar, Belajar Dasar Dan Karakteristik Metodologi
Pengajaran. Bandung: Tarsito, 1990.
Baca Juga Artikel Pendidikan Lainnya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar