A.
Karakteristik Penelitian Tindakan
Kelas
PTK |
Persoalan lain yang muncul adalah tidak semua guru mampu
melihat sendiri apa yanmg sudah dilakukan selama mengajar dikelas. Bisa jadi
guru telah berbuat keliru selama bertahun-tahun dalam pembelajaran tetapi dia
tidak mengetahui. Bahkan sang guru beranggapan bahwa yang dilakukannya adalah
sesuatu yang benar. Untuk mengatasi hal ini maka guru dapat meminta bantuan
untuk melihat apa yang dilakukan selama ini dalam proses belajar mengajar
di kelas. Di sinilah pentingnya proses kerja sama antara guru dengan peneliti.
Dalam konteks seperti ini guru dapat bekerja sama dengan
peneliti dari perguruan tinggi untuk berdiskusi mencari dan merumuskan
permasalahan pembelajaran yang selama ini dilakukan di kelas. Dengan kata lain
guru dapat melakukan penelitian kolaboratif
dengan peneliti dari perguruan tinggi. Dengan adanya kolaboratif ini
diharapkan akan diketahui dan ditemukan solusi permasalahan selama ini yang
terdapat dalam pembelajaran dikelas.
Suyanto (1997) mengatakan jika guru bersedia melakukan
penelitian tindakan kelas secara kolaboratif akan mampu menawarkan peluang yang
luas terhadap terciptanya karya tulis bagi guru sambil mengajar dikelas sesuai
dengan rancangan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakannya.
Karakteristik berikutnya masih menurut Suyanto (1997), dapat
dilihat dari bentuk nyata kegiatan penelitian tindakan kelas itu sendiri. Penelitian
tindakan kelas memiliki karakteristik yang khas, yaitu adanya tindakan-tindakan
tertentu untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Sebenarnya, tanda
tindakan tertentu suatu penelitian dapat saja dilakukan di kelas, tetapi
penelitian itu tidak termasuk ke dalam penelitian tindakan kelas. Tetapi
penelitian semacam ini disebut dengan “Penelitian Kelas”. Contohnya guru melakukan penelitian tentang
rendahnya tingkat motivasi belajar siswa. Jika penelitian ini dilakukan tanpa
disertai dengan tindakan-tindakan tertentu untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa maka penelitian ini bukan merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian
ini hanya sekedar ingin tahu, tidak ingin memperbaiki rendahnya motivasi
belajar siswa dengan tindakan-tindakan tertentu.
Sebaliknya jika dalam penelitian itu guru mencoba mencari
solusi dan melakukan tindakan-tindakan untuk meningkatnya motivasi belajar
siswa, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan hasil
pembelajaran menjadi lebih baik, maka penelitian ini dapat di golongkan ke dalam
penelitian tindakan kelas.
Menurut Suharjono (2007:62) menyebutkan beberapa
karakteristik penelitian tindakan kelas, yaitu :
1. Adanya tindakan (action). Tindakan itu dilakukan pada
situasi alami (bukan dalam laboratorium) dan
ditujukan untuk memecahkan permasalahan praktis. Tindakan itu merupakan
sesuatu yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
2. Penelitian tindakan kelas merupakan
penelitian yang tidak saja ber upaya untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus
mencari dukungan ilmiahnya. Penelitian tindakan kelas merupakan bagian penting
dari pengembangan professional dalam diri guru, karena penelitian tindakan
kelas mampu membelajarkan guru untuk berpikir kritis dan sistematis, mampu
membelajarakan guru atau membiasakan guru untuk menulis dan membuat catatan.
3. Hal yang dipermasalahkan beukan
berdasarkan kajian teoritik atau hasil dari penelitian terdahulu, tetapi
berasal dari adanya permasalahan yang nyata dan actual dan terjadi dalam
pembelajaran dikelas. Dengan kata lain penelitian tindakan kelas terfokus pada
maslah praktis bukan problem teoritik atau bersifat bebas konteks.
4. Penelitian tindakan kelas dimulai
dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas dan tajam mengenai hal-hal yang
terjadi di dalam kelas.
5. Adanya kerjasa antara praktisi
(guru, kepala sekolah, siswa dan lain-lain) dan peneliti dalam pemahaman,
kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya
melahirkan kesamaan tindakan (action).
6. Disamping itu penelitian tindakan
kelas hanya dilakukan apabila ada :
a. keputusan profesionalisme guru
b. alasan pokok; ingin tahu, ingin
membantu, ingin meningkatkan,
c. bertujuan memperoleh pengatahuan
dan/atau sebagai pemecahan masalah.
Menurut Cohen dan Manion, (1980) menyatakan bahwa penelitian
tindakan kelas memiliki beberpa karakteristik sebagai berikut :
1.
Situasional,
Praktis, dan Relevan
Penelitian
didasarkan pada situasi praktis yang secara langsung gayut atau relevan dengan
situasi nyata dalam dunia kerja. Hal ini berkenaan dengan diagnosis suatu
masalah dalam konteks itu. Subjeknya murid di kelas, staf sekolah, dan yang
lain dan penelitinya terlibat dengan mereka.
Kelas
yang memiliki masalah berupaya memecahkan masalah yang timbul, sementara kelas
yang telah stabil mungkin melakukan peningkatan situasi agar menuju situasi
yang diidealkan tentu dengan penerapan berbagai perbaikan yang sesuai dengan
kondisi kelas secara nyata.
2.
Memberikan
Kerangka Teratur pada Pemecahan Masalah
Penelitian
tindakan kelas juga bersifat empiris dan mengandalkan observasi nyata serta
data perilaku yang tidak termasuk kajian panitia yang subjektif atau pendapat
orang berdasar pengalaman masa lalu.
Meskipun
penelitian praktis, bukan berarti meninggalkan ciri-ciri penyelidikan ilmiah.
Pelaksanaan penelitian tetap mengikuti kaidah penelitian, yaitu sistematis,
teratur, objektif dan imparsial. Pengumpulan data dilakukan secara partisipatif
dengan menggunakan instrumen yang telah disusun secara terukur hingga
menghindarkan berbagai tindakan subjektif.
3.
Fleksibel
dan Adaptif
Fleksibel
dan adaptif memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dan mengabaikan
pengontrolan karena lebih menekankan sifat tanggap dan pengujicobaan serta
pembaharuan di tempat kejadian.
Memang
dalam penelitian terdapat satu ide pokok (dalam satu satuan penelitian). Ide
pokok ini tidak berubah, namun berbagai aspek atau langkah mungkin mengalami
perubahan sesuai dengan karakteristik subjek di lapangan, situasi, dan
pelaksana penelitian. Perubahan dilakukan guna memperoleh prosedur, langkah,
atau pola yangpaling sesuai dengan setting meskipun tidak mengubah ide utama
(Initial idea).
Ini
menunjukkan bahwa penelitian tindakan adalah penelitian critical teori artinya
secara praktis teori dapat disesuaikan dengan situasi lapangan.
4.
Partisipatori
Partisipasi
peneliti atau anggota lain secara langsung atau tidak langsung dalam
pelaksanaan penelitian. Guru dan siswa secara faktual adalah partisipan utama
meskipun guru dapat berkolaborasi dengan pihak lain, misal guru lain, kepala
sekolah, atau kolaborator lain. Hal ini mengingat guru lain juga sedang
mengajar, kepala sekolah memiliki tugas yang juga berat, maka partisipan yang
saling bertanggung jawab di kelas adalah guru dan siswa. Kedua pihak inilah
yang memiliki peran dominan, sementara pihak lain hanya membantu.
5.
Self Evaluatif
Modifikasi
dilakukan secara terus-menerus dievaluasi dalam situasi yang ada dengan tujuan
akhirnya untuk meningkatkan praktek cara tertentu. Penelitian bertujuan
memperbaiki praktik di lapangan. Untuk itu partisipanlah yang secara langsung
menilai diri sendiri. Guru dan murid adalah tim (keculai penelitian dalam
konteks proyek atau mahasiswa dan atau dosen yang meneliti di sekolah). Bila
guru yang berisnisiatif meneliti, maka guru muridlah pihak yang menilai
praktiknya sendiri.
6.
Upaya
Sistematis Kesahihan Lemah
Meskipun
berusaha secara sistematis, penelitian tindakan secara ilmiah kurang ketat
karena kesahihan dalam dan luarnya lemah. Tujuannya bersifat situasional dengan
sampel yang terbatas dan tidak representatif. Penelitian tidak dapat memberikan
kontrol pada ubahan-ubahan batas. Jadi temuan-temuannya walaupun berguna dalam
dimensi praktis, tetapi tidak secara langsung memiliki andil dalam upaya
pengembangan ilmu.
Ini
harus disadari oleh partisipan. Penelitian partisipan partisipatori ini memiliki
subjektivitas tinggi, karena menyusun instrumen sendiri, mengamati sendiri,
menilai sendiri, memutusakan sendiri. Maka hanya kredibilitas guru profesional
saja yang dapat melaksanakan penelitian tanpa kehadiran kolaborator.
7.
Honesty
dan Fairly
Penelitian
tindakaan yang dilakukan di kelas oleh guru sangat ditentukan oleh kejujuran
terhadap dirinya. Dalam praktek nyata, guru sangatlah sulit meminta bantuan
kepala sekolah, penilik, atau teman guru untuk menjadi pengamat kerena mereka
memiliki pekerjaan yang tidak mungkin ditinggalkan. Murid adalah pihak
partisipan yang paling memungkinkan, karena guru dan muridlah yang paling
berkepentingan dalam peningkatan praktek ini. Untuk itu fairly guru menerima
kritikan oleh siswa dan diri sendiri adalah kunci baik menemukan masalah,
memilih alternatif pemecahan, dan pelaksanaan penelitian. Demikian pula ketika
mengumpulkan data, kejujuran keduanya adalah faktor kunci. Keterbukaan dan
kejujuran harus tertanam pada diri guru selaku peneliti!
Dari banyaknya uraian mengenai karakteristik penelitian
tindakan kelas menurut Muhammad Asrori (2008:9) sesungguhnya dapat dikemukakan
beberapa karakteristik inti dari penelitian tindakan kelas, yaitu :
1. Masalah berasal dari guru
2. Tujuan memperbaiki pembelajaran;
3. Metode utama adalah refleksi diri
dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian;
4. Fokus penelitian merupakan kegiatan
pembelajaran;
5. Guru bertindak sebagai pengajar dan
peneliti.
Jika adanya tindakan-tindaka tertentu dalam penelitian
tindaka kelas inilah yang juga menjadi karakteristik penting penelitian
tindakan kelas. Maka yang paling penting untuk dipertegas disini adalah:”Tindakan
seperti apakah yang dapat dikategorikan sebagai tindakan dalam penelitian tindakan
kelas?” Menurut Suharsimi (2007) berdasarkan pengalamanya menilai karya tulis
ilmiah yang dibuat oleh guru, ternyata masih banyak yang keliru dalam
menafsirkan penelitian tindakan kelas. Pada sampul depan tertulis “Penelitian
Tindakan Kelas”, tetapi pada bagian dalam ternyata hanya menguraikan proses
pembelajaran biasa. Dalam penjelasannya guru memang sudah melakukan sesuatu,
tetapi sesungguhnya guru hanya melakukan proses pembelajaran seperti
biasa. Misalnya guru memberikan Lembar
Kerja kepada siswa, atau guru memberika tugas untuk dikerjakan siswa diluar
kelas, atau guru menugaskan siswa menghafalkan rumus untuk digunakan siswa di
kelas. Tindakan-tindakan ini nsesungguhnya BUKAN merupakan tindakan yang
dikehendaki oleh penelitian tindakan kelas.
Suharsimi (2007) menegaskan bahwa prinsip dasar tindakan
dalam penelitian tindakan kelas adalah “tindakan yang diberikan oleh guru
kepada siswa dengan maksud meningkatkan prestasi belajar siswa melalui
peningkatan kegiatan siswa.
Berikut ini disajikan beberapa contoh kegiatan guru yang
tidak mencerminkan adanya “tindakan” sebagaimana yang dikehendaki oleh
penelitian tindakan kelas :
1. Guru merasa kesal karena setiap hari
banyak siswa yang dating terlambat. Kedatangan siswa seperti ini tentu saja
mengganggu proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Tindakan guru adalah
memberikan peringatan bahwa bagi siswa yang terlambat tidak diizikan masuk
kelas.
2. Guru merasa tidak puas dengan
perilaku siswanya yang ketika mengerjakan ulangan banyak yang menyontek. Guru membuat
aturan agar sebelum ulangan semua buku catatan dikumpulkan kemeja guru setelah
itu baru guru membagikan soal ulangan.
3. Beberapa siswa tidak mengerjakan PR
sehingga ketika guru membahas PR tersebut beberapa siswa tidak dapat mengikuti
dengan aktif. Oleh karena itu guru memberikan surat kepada orang tua anak
tersebut agar mengingatkan anaknya (Mohammad Asrori, 2008 : 11)
Ketiga
contoh di atas tidak mencerminkan adanya tindakan karena guru tidak memberikan
kegiatan kepada siswa sehingga mereka harus melakukan sesuatu. Pada contoh 1
guru hanya memberikan peringatan seperti biasanya. Peringatan sudah
berulang-ulang diberikan, tetapi kejadian yang sama tetap saja muncul. Pada contoh
kedua guru menyuruh siswa mengumpulkan catatan diatas meja guru. Memang dengan
cara ini siswa tidak dapat mencontek karena catatannya ada diatas meja guru,
tetapi ini bukan perintah kepada siswa untuk melakukan sesuatu untuk perbaikan
dirinya. Pada contoh ketiga justru contoh yang tidak baik karena guru tidak
mengatasi sendiri dengan tindakan, melainkan meminta bantuan orang tua siswa.
Ada
tiga unsur yang senantiasa harus diperhatikan dalam penelitian tindakan kelas,
yairu:
1. Pemberi tindakan, yaitu guru;
2. Subjek tindakan, yaitu siswa;
3. Tindakan yang berupa sesuatu
kegiatan yang harus dilaksanakan oleh siswa sebagai subjek tindakan dan
tindakan itu menjadi pengarah kepada
siswa untuk melakukan perbaikan.
B.
Masalah Penting Yang Dapat Dijadikan
Bahan Kajian Dalam Penelitian Tindakan Kelas
Berdasarkan karakteristik penelitian tindakan kelas yang
telah dipaparkan diatas, maka sejumlah masalah penting yang dapat dijadikan
bahan kajian dalam penelitian tindakan kelas menurut Mohammmad Asrori (2007:12)
yaitu :
1. Masalah belajar siswa disekolah
misalnya : rendahnya motivasi belajar siswa, rendahnya minat baca, kurangnya
kemampuan siswa memahami teks, kurangnya menguasai konsep hitungan, rendahnya
keaktifan belajar siswa dikelas dan sebagainya.
2. Pengembangan sikap dan kebiasaan
belajar siswa.
3. Pengembangan profesionalisme guru
dalam rangka meningkatkan mutu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program
pembelajaran.
4. Desain dan strategi pembelajaran
dikelas, misalnya : inovasi dan implementasi model pembelajaran atau metode
pembelajaran tertentu.
5. Implementasi kurikulum, misalnya :
pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar siswa.
6. Media, alat peraga, dan sumber
belajar lainnya, misalnya penggunaan alat peraga tertentu untuk meningkatkan
kegairahan belajar siswa, pemanfaatan perpustakaan oleh siswa, atau pemanfaatan
sumber belajar diluar sekolah.
7. Sistemp evaluasi proses dan hasil
pembelajaran, misalnya: pengembangan alat evaluasi berbasis kompetensi; atau
efektivitas penggunaan alat evaluasi tertentu.
Sumber
:
1. Mohommad Ashori (2007), Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : CV Wacana Prima.
2. Suhardjono (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
3. Suyanto. (1997). Pedoman Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pengenalan Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta: Dirjen Dikti.
4. Suharsimi Arikunto (2007).Penelitian Yindakan Kelas. Jakarta :
Bumi Aksara
5. http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/19/karakteristik-dan-tujuan-penelitian-tindakan-kelas-ptk-14/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar