1.
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Bila kita mau
jujur, hampir semua orang akan sepakat bahwa kualitas kegiatan belajar mengajar
yang berlangsung di sekolah perlu ditingkatkan. Bagaimana caranya? Angelo dalam
Sukayati (2008:6) berpendapat bahwa sebagian pendidik menyatakan, dunia
pendidikan dapat ditingkatkan kualitasnya dengan memanfaatkan hasil penelitian
dalam bidang pendidikan dan psikologi. Tetapi kenyataan yang terjadi adalah
hasil-hasil penelitian kurang dapat menjawab peningkatan kualitas pendidikan.
Para peneliti (dalam penelitian non kelas) telah gagal menjawab persoalan-persoalan
praktis yang dihadapi guru di kelas.
Mereka lebih tertarik
pada aspek publikasi ilmiah dari hasil penelitiannya, dibandingkan dengan
kegiatan mengaplikasikan temuannya untuk peningkatan kualitas pendidikan. Para
peneliti menyatakan bahwa apa yang dihasilkan dari kegiatan penelitian hanya
menjawab persoalan-persoalan umum dalam dunia pendidikan, bukan untuk melakukan
aplikasi-aplikasi tertentu dalam kelas-kelas khusus. Itulah sebabnya,
persoalan-persoalan teknis yang mendasar dalam dunia pendidikan masih tetap
belum terjawab.
Pernyataan tersebut tentu menimbulkan
pemikiran bagi kita. Bagaimana hasil-hasil penelitian pendidikan di Indonesia?
Apakah pernyataan tersebut juga berlaku?
Pada tahun 1986
dalam usaha untuk mempersempit jurang pemisah antara penelitian dan pengajaran,
Praticia Cross dalam Sukayati (2008:7) mengajukan sebuah cara sistematis untuk pengajaran
yang dilakukan dalam kegiatan penelitian kelas. Menurut Cross penelitian tindakan kelas
merupakan sebuah cara untuk mengurangi jarak antara peneliti dan praktisi,
karena mengangkat persoalan-persoalan praktis yang dihadapi guru di
kelas. Hasil penelitian dapat secara langsung dimanfaatkan untuk
kepentingan kualitas kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
Dalam dunia
pendidikan, PTK atau Classroom Action
Research yang dapat dilakukan oleh guru dan tenaga kependidikan
lainnya, semakin dirasakan manfaatnya baik untuk perbaikan maupun
peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Pertanyaan yang kemudian muncul,
pernahkah bapak/ibu guru memikirkan untuk mencoba PTK? Atau yang lebih
ringan pernahkah bapak/ibu guru membaca laporan hasil PTK? Atau membantu teman
guru melaksanakan PTK? Tentu kita tidak mengharap terjadi jawaban dari
bapak/ibu yaitu belum sama sekali atau tahu saja baru sekarang. PTK memang
masih dirasa asing oleh sebagian besar guru kita, terutama guru SD.
Dalam
istilah aslinya penelitian tindakan kelas disebut dengan Classroom Action Research. Belakangan ini, penelitian ini
dinegara-negara maju seperti Amerika, Inggris, Australia dan Canada telah
berkembang dengan pesat. Para ahli penelitian di Negara-negara tersebut menaruh
perhatian yang sangat besar terhadap penelitian tindakan kelas. Faktor
penyebabnya menurut Muhammad Asrori (2007) adalah karena jenis penelitian ini mampu menawarkan peningkatan profesional guru
dalam proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Seorang ahli
penelitian Mc. Niff dalam M. Asrori (2007) mengatakan dengan tegas bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian yang dilakukan oleh guru
sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan dan
perbaikan pembelajaran.
Dengan
penelitian tindakan kelas guru dapat meneliti sendiri terhadap praktik
pembelajaran di kelas. Guru juga dapat melakukan penelitian terhadap siswa
mengenai aspek interaksi nya dalam proses pembelajaran. Selain itu dengan
melakukan penelitian tindakan kelas, guru juga dapat memperbaiki praktik
pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih berkualitas dan lebih efektif.
Akhirnya dengan
penelitian tindakan kelas guru juga dapat mengamati sendiri, merasakan sendiri
dan menilai sendiri apakah kegiatan pembelajaran yang diterapkan selama ini
memiliki efektivitas yang tinggi terhadap proses hasil belajar. Misalnya saja
apakah pemberian pekerjaan rumah kepada siswa terlalu banyak? Apakah umpan
balik secara verbal yang diberikan kepada siswa selama ini tidak efektif? Apakah
metode mengajar yang digunakan selama ini cenderung membosankan siswa atau
tidak? Apakah penggunaan media pembelajaran selama ini sudah cukup dan bagus
atau tidak? Dan sebagainya. Jika berdasakan penelitian tindakan kelas yang
dilakukan itu guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran tertentu yang selama ini
tidak efektif, maka guru dapat merumuskan tindakan tertentu untuk memperbaiki
proses kegiatan tersebut guna meningkatkan kualitas dan efektivitasnya.
Dengan PTK (menurut
Dra. Sukayati, M.pd), guru dapat memperbaiki praktik-praktik pembelajaran agar
lebih efektif. PTK juga dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan
praktik. Alasannya, setelah PTK guru akan memperoleh umpan balik yang
sistematik mengenai pembelajaran yang selama ini dilakukan apakah cocok dengan
teori belajar mengajar dan dapat diterapkan dengan baik di kelasnya. Melalui
PTK guru dapat mengadaptasi teori yang ada untuk kepentingan proses dan produk
pembelajaran agar lebih efektif dan optimal.
Untuk
mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berikut ini disajikan
beberapa pengertian PTK yang diambil dari berbagai sumber :
1. Menurut
Suharsimi. A. (2007) ada tiga kata yang membentuk pengertian PTK, yaitu
penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu
objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal, serta menarik
minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang
dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Dalam hal
ini kelas bukan wujud ruangan tetapi diartikan sebagai sekelompok siswa yang
sedang belajar.
2. Kasihani
(1999) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah penelitian praktis,
bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas
dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Upaya tindakan untuk perbaikan
dimaksudkan sebagai pencarian jawab atas permasalahan yang dialami guru dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari. Jadi masalah-masalah yang diungkap dan
dicarikan jalan keluar dalam penelitian adalah masalah yang benar-benar ada dan
dialami oleh guru.
3.
Menurut
Suyanto (1997) secara singkat PTK dapat di definisikan sebagai suatu bentuk
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu,
untuk memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas
secara lebih profesional. Oleh karena itu PTK terkait erat dengan persoalan
praktek pembelajaran sehari-hari yang dialami guru.
4. Suhardjono
(2007:58) mengatakan abahwa Penelitian tindakan kelas adalah penelitian
tindakan yang dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu
praktik pembelajaran.
5. Rustam
dan Mundilarto (2004:1) mendefenisikan bahwa penelitian tindakan kelas adalah
sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan jalan
merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan
partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkat.
6. Hopkins (1993) : PTK adalah suatu bentuk
kajian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan
tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.
7.
Kemmis
(1998): Action research as a form of self-reflective inquiry undertaken by participants
in a social (including educational) situation in order to improve the rationality
and justice of (a) their on social or educational practices, (b) their understanding
of these practices, and (c) the situations in which practices are carried out.
8.
McNeiff
(1992): action research is a term which refer to a practical way of looking at
your own work to sheck that it is you would like it to be. Because action
research is done by you, the practitioner, it is often referred to as
practitioner based research; and because it involves you thinking about and
reflecting on your work, it can also be called a form of self-reflective
practice.
9. Rochman Nata Wijaya (1977): PTK adalah
pengkajian terhadap permasalahan praktis yang bersifat situasional dan
kontekstual yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka
pemecahan masalah yanh dihadapi atau memperbaiki sesuatu.
10. Suyanto
(1997) : PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapar memperbaiki dan/atau
meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional.
11. Tim
PGSM (1999) : PTK sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh
pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap
tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik
pembelajaran tersebut dilakukan.
12. Penelitian
Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki
pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau
praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan
atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_tindakan_kelas
13. Secara
singkat PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan, untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka
dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang
dilakukan, serta memperbaiki dimana praktik-praktik pembelajaran dilaksanakan.
Sumber : http://karwono.wordpress.com/2008/02/27/artikel-penelitian-tindakan-kelas-classroom-action-research/
14. Penelitian
tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Research, yaitu satu action
research yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi
diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil
belajar siswa menjadi menjadi meningkat. Sumber : http://nesaci.com/pengertian-dan-karakteristik-penelitian-tindakan-kelas/
Dari
berbagai macam penngertian dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diatas dapat
di defenisikan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu bentuk
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu
untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran dikelas menjadi lebih
berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
Oleh karena itu penelitian
tindakan kelas juga merupakan penelitian yang bersifat reparative. Artinya,
penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran agar siswa bisa
mencapai hasil yang maksimal.
Penting dipertegas dalam
penelitian ini adalah makna kelas itu sendiri. Dalam bahasa sehari-hari kelas
sering diartikan sebagai ruangan tempat siswa belajar dan guru mengajar.
Pemaknaan kelas seperti ini sebenarnya salah karena terlalu membatasi proses
pembelajaran dalam ruang tertentu saja. Dalam pandangan teori pembelajaran
kelas adalah sebagai kelompok peserta didik yang sedang belajar, bukan hanya
ruang kelas saja. Dengan pemaknaan
seperti itu siswa belajar tidak hanya terbatas pada ruang kelas saja, tetapi
juga termasuk ketika mengadakan praktik di laboratorium, membaca buku
di perpustakaan, melakukan praktikum di bengkel kerja, atau berkarya wisata
ke tempat-tempat peninggalan sejarah. Oleh karena itu Suharsimi (2007:3),
mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas dapat dilakukan di laboratorium,
di lapangan, di perpustakaan, bengkel kerja atau tempat kunjungan studi; yang
penting di tempat itu ada sejumlah siswa yang sedang belajar hal yang sama dari
guru atau fasilitator yang sama.
2. Komponen-Komponen
Dalam Suatu Kelas Yang Dapat Dikaji Melalui PTK
Komponen-komponen dalam
kelas yang dapat dikaji melalui penelitian tindakan kelas menurut Suhardjono
(2007:58), meliputi :
1. Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa
yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran
di kelas/lapangan/laboratorium/bengkel kerja, ketika sedang asyik mengerjakan
pekerjaan rumah ketika malam hari, atau ketika sedang melakukan kerja bakti di luar
sekolah.
2. Guru, Dapat dicermati ketika guru yang
bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang
berdarmawisata, atau sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
3. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru
sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.
4. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat
dicermati ketika guru sedang mengajar, dengan tujuan meningkatkan mutu hasil
belajar, yang diamati adalah guru, siswa atau keduanya.
5.
Hasil
pembelajaran, merupakan produk yang harus
ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain, yaitu proses
pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru, dan siswa itu sendiri.
6. Lingkungan,
baik lingkungan siswa di kelas, di sekolah, maupun yang melingkungi siswa
di rumahnya. Bentuk tindakan yang dapat dilakukan adalah mengubah lingkungan
menjadi lebih kondusif.
7. Pengelolaan,
merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat diatur.di rekayasa dalam
bentuk tindakan. Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan
kegiatan sehingga mudah diatur dan di rekayasa dalam bentuk tindakan. Dalam hal
ini yang di golongkan dalam kegiatan pengelolaan misalnya cara pengelompokan
siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk
siswa, penempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa dan sebagainya.
Sumber :
1.
Sukayati.( 2008) Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta :
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Matematika,
2. Kasbolah, Kasihani. 1991. Penelitian
Tindakan Kelas: Guru sebagai Peneliti. Makalah disajikan dalam Lokakarya PTK Bagi Guru SLTP,
MTs, SMU, MA dan SMK se-Kodya Malang. Malang: IKIP.
3. Mohommad Ashori (2007), Penelitian
Tindakan Kelas, Bandung : CV Wacana Prima.
4. Suhardjono (2007). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
5. Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Pengenalan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Dirjen Dikti.
6. Suharsimi Arikunto (2007).Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
7. Kemmis,S.and Mc.Taggart, R.(1998).The Action Research Planner. Victoria : The Deakin University.
8. McNiff, J. (1992). Action research: Principles and practice.
London: Routledge
11. http://karwono.wordpress.com/2008/02/27/artikel-penelitian-tindakan-kelas-classroom-action-research/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar