A.
Pengertian
PAIKEM
PAIKEM
merupakan singkatan dari Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Selanjutnya, PAIKEM dapat
didefinisikan sebagai: pendekatan
mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu
dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa
agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap
pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM juga
memungkinkan siwa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap,
pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata-mata “disuapi” guru.
Di antara metode-metode mengajar yang amat mungkin digunakan untuk
mengimple- mentasikan PAIKEM, ialah: 1) metode ceramah plus, 2) metode diskusi;
3) metode demonstrasi; 4) metode role-play; dan 5) metode simulasi.
Learning
is fun merupakan kunci
yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal
ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas. Membangun
metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya
mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap
ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan
dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan
penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal
tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan
otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya
membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan
kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan
siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga
siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah
perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu
curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan
menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak
menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran
berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang
harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak
efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan
sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan
yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan
berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan
cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang
buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih
kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan
caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya,
dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Berikut
ini penjelasan mengenai PAIKEM sesuai dengan huruf yang menyusun namanya,
pembelajaran
PAIKEM adalah salah satu contoh pembelajaran inovatif yang
memiliki karakteristik aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan.
1. Aktif
Pengembang pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses
aktif merangkai pengalaman untuk memperoleh pemahaman baru. Siswa aktif
terlibat di dalam proses belajar mengkonstruksi sendiri pemahamannya. Teori
belajar konstruktivisme merupakan titik berangkat pembelajaran ini. Atas dasar
itu pembelajaran ini secara sengaja dirancang agar mengaktifkan anak.
Di dalam implementasinya, seorang guru harus merancang dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan atau strategi-strategi yang memotivasi siswa berperan secara
aktif di dalam proses pembelajaran. Mengapa pembelajaran harus mengaktifkan
siswa? Hasil penelitian menunjukkan bahwa kita belajar 10% dari yang kita baca,
20% dari yang kita dengar, 30% dari yang kita lihat, 50% dari yang kita lihat
dan dengar, 70% dari yang kita ucapkan, dan 90% dari yang kita ucapkan dan
kerjakan serta 95% dari apa yang kita ajarkan kepada orang lain (Dryden &
Voss, 2000). Artinya belajar paling efektif jika dilakukan secara aktif oleh
individu tersebut.
2.
Inovatif
Pembelajaran PAIKEM bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang
menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam
pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak
akan ada lagi siswa yang pasif di kelas. Membangun metode pembelajaran inovatif
sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap
karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing
orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu
dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory
atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan
pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan
mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri
siswa.
3.
Kreatif
pembelajaran PAIKEM juga dirancang untuk mampu mengembangkan kreativitas.
Pembela haruslah memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan
kreativitas serta kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologisnya. Kemandirian dan kemampuan pemecahan
masalah merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh semua bentuk pembelajaran.
Dengan dua bekal itu setiap orang akan mampu belajar sepanjang hidupnya. Ciri
seorang pebelajar yang mandiri adalah: (a) mampu secara cermat mendiagnosis
situasi pembelajaran tertentu yang sedang dihadapinya; (b) mampu memilih
strategi belajar tertentu untuk menyelesaikan masalah belajarnya; (c) memonitor
keefektivan strategi tersebut; dan (d) termotivasi untuk terlibat dalam situasi
belajar tersebut sampai masalahnya terselesaikan.
4.
Efektif
Menyiratkan bahwa pembelajaran harus dilakukan sedemikian rupa untuk
mencapai semua hasil belajar yang telah dirumuskan. Karena hasil belajar itu beragam,
karkteristik efektif dari pembelajaran ini mengacu kepada penggunaan berbagai
strategi yang relevan dengan hasil belajarnya. Banyak orang beranggapan bahwa
berbagai strategi pembelajaran inovatif termasuk PAIKEM seringkali tidak
efisien (memakan waktu) lebih lama dibandingka dengan pembelajaran
tradisional/konvensional. Hal tersebut tentu amat mudah dipahami, dalam
pembelajaran PAIKEM banyak hasil belajar yang dicapai sehingga memerlukan waktu
yang lama, sementara pada pembelajaran tradisional hasil belajar yang dicapai
hanya pada tataran kognitif saja.
5.
Menyenangkan
Pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap
memperhatikan suasana belajar yang menyenangkan. Mengapa pembelajaran harus
menyenangkan? Dryden dan Voss (2000) mengatakan bahwa belajar akan efektif jika
suasana pembelajarannya menyenangkan. Seseorang yang secara aktif
mengkonstruksi pengetahuannya memerlukan dukungan suasana dan fasilitas belajar
yang maksimal. Suasana yang menyenangkan dan tidak diikuti suasana tegang sangat
baik untuk membangkitkan motivasi untuk belajar. Anak-anak pada dasarnya
belajar paling efektif pada saat mereka sedang bermain atau melakukan sesuatu
yang mengasyikkan. Menurut penelitian, anak-anak menjadi berminat untuk belajar
jika topik yang dibahas sedapat mungkin dihubungkan dengan pengalaman mereka
dan disesuaikan dengan alam berpikir mereka. Yang dimaksudkan adalah bahwa
pokok bahasannya dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-hari dan disesuaikan
dengan dunia mereka dan bukan dunia guru sebagai orang dewasa. Apa lagi jika
disesuaikan dengan kebiasaan mereka dalam belajar. Ciri yang terakhir ini
merupakan ciri pembelajaran kontekstual. Dengan demikian pembelajaran PAIKEM
sebenarnya juga pembelajaran kontekstual.
B.
Perubahan Yang Mendasari PAIKEM
PAIKEM dikembangkan berdasarkan beberapa perubahan
diantaranya sebagai berikut:
1. Peralihan dari belajar perorangan (individual
learning) ke belajar
bersama (cooperative
learning);
2.
Peralihan dari belajar dengan cara menghafal (rote
learning) ke belajar untuk
memahami (learning for understanding);
3. Peralihan dari teori pemindahan pengetahuan (knowledge-transmitted) ke
bentuk interaktif, keterampilan proses dan pemecahan masalah;
4.
Peralihan paradigma dari guru mengajar ke siswa belajar;
5. Beralihnya
bentuk evaluasi tradisional ke bentuk authentic assessment seperti
portofolio, proyek, laporan siswa, atau penampilan siswa (Shadiq dalam Setiawan, 2004)
Dasar peralihan tersebut di atas sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Pasal 19,
ayat (1) yang berbunyi:
“Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpar-
tisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik”.
Sumber :
Muhibbin
Syah, Bahan Pelatihan Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan (PAIKEM), PLPG Rayon Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Gunung
Djati , Bandung, 2009
Setiawan.
2004. Strategi Pembelajaran Matematika yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAKEM). Makalah disampaikan pada Diklat Instruktur Pengem- bang
Matematika SMA Jenjang Dasar. Di PPPG Mate- matika Yogyakarta pada tanggal 6 –
19 Agustus 2004.
http://abdundari.blogspot.com/2009/05/pembelajaran-aktif-inovatif-kreatif.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar