1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
Pembelajaran
Kooperatif Tipe CIRC pertama kali dikembangkan oleh Robert E. Slavin dkk.
Alasan utama pengembangan metode ini karena kekhawatiran mereka terhadap
pengajaran membaca, menulis dan seni berbahasa oleh guru masih dilakukan secara
tradisional.
Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe CIRC merupakan singkatan dari Cooperative Integrated Reading
and Composition, termasuk salah satu model pembelajaran cooperative
learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca
dan menulis[1]
yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran
membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Namun, CIRC telah
berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran
eksak seperti pelajaran matematika.
Dalam
model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang
heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok ini tidak dibedakan
atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi, dalam
kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan
masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran
kooperatif, diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir kritis,
kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.
2. Komponen-komponen dalam Pembelajaran CIRC
Model
pembelajaran CIRC memiliki delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut sebagai
berikut :
a.
Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen
yang terdiri atas 4 atau 5 siswa;
b. Placement test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian
sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan
kelemahan siswa pada bidang tertentu;
c. Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan
menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi
oleh keberhasilan kelompoknya;
d. Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan
oleh kelompok dan guru memberika bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya;
e. Team scorer and
team recognition, yaitu pemberian skor
terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap
kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang
berhasil dalam menyelesaikan tugas;
f.
Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru
menjelang pemberian tugas kelompok;
g.
Facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan fakta
yang diperoleh siswa;
h. Whole-class units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru di akhir waktu
pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.[2]
3.
Kegiatan Pokok Pembelajaran CIRC
Kegiatan
pokok dalam CIRC untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah meliputi rangkaian
kegiatan bersama yang spesifik untuk mencapai tujuan yang di harapkan dalam pembelajaran. Adapun langkah-langkahnya
adalah:[3]
a. Membentuk kelompok
yang terdiri dari empat orang secara heterogen .
b. Guru memberikan wacana sesuai topik
pembelajaran.
c. Siswa bekerjasama saling membacakan dan
menemukan ide pokok serta memberikan
tanggapan terhadap wacana/ kliping dan ditulis pada lembar kertas.
d. Mempresentasikan atau membacakan hasil
kelompok.
e.
Guru membuat kesimpulan
f.
Pembelajaran
Selanjutnya kegiatan pokok dalam CIRC
dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah juga meliputi kegiatan lainya,
yaitu: (1). Salah satu anggota atau
beberapa kelompok membaca soal, (2). Membuat prediksi atau menafsirkan isi soal
pemecahan masalah, termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan
dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel, (3). Saling membuat
ikhtisar/rencana penyelesaian soal pemecahan masalah, (4). Menuliskan
penyelesaian soal pemecahan masalah secara urut, dan (5). Saling merevisi dan mengedit
pekerjaan/penyelesaian.
4. Penerapan Model
Pembelajaran CIRC
Penerapan
model pembelajaran CIRC untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dapat
ditempuh dengan[4]:
- Guru menerangkan suatu pokok bahasan matematika kepada siswa, pada penelitian ini digunakan LKS yang berisi materi yang akan diajarkan pada setiap pertemuan
- Guru memberikan latihan soal
- Guru siap melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan siswanya dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah melalui penerapan model CIRC
- Guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa yang heterogen
- Guru mempersiapkan soal pemecahan masalah dalam bentuk kartu masalah dan membagikannya kepada setiap kelompok
- Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan bersama yang spesifik
- Setiap kelompok bekerja berdasarkan kegiatan pokok CIRC. Guru mengawasi kerja kelompok
- Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya
- Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami, dan dapat mengerjakan soal pemecahan masalah yang diberikan
- Guru meminta kepada perwakilan kelompok untuk menyajikan temuannya
- Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator
- Guru memberikan tugas/PR secara individual
- Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya
- Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal pemecahan masalah
- Guru memberikan kuis
5. Kelebihan Model
Pembelajaran CIRC
Adapun kelebihan dari
model pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah sebagai berikut:
- CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah
- Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang
- Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok
- Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya
- Membantu siswa yang lemah
- Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah
- Pengalaman dan kegiatan belajar anak didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak;
- seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik sehingga hasil belajar anak didik akan dapat bertahan lebih lama;
- membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam
Sumber :
[1]
Suyatno, Memjelajahi Pembelajaran
Inovatif, (Jatim: Masmedia Buana Pustaka, 2009), hlm, 68.
[2] http : // matematikacerdas. wordpres.com/2010/01/28/model-pembelajaran-kooperatif-tipe
CIRC
[3]Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Pendidikan Dalam
implementasi Pembelajaran yang Efektif, (Jakarta: Kencana, 2009).hlm, 283.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar