A. Pengertian Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisiologis yang
bersifat progresif dan kontinu dan berlangsung dalam periode tertentu.
Perubahan ini bersifat kuantitatif dan berkisar hanya pada aspek-aspek fisik
individu. Oleh sebab itu secara terminologis sebenarnya tanpa ada tambahan kata
“fisik” pun, hanya dengan istilah “pertumbuhan” saja sudah bermakna perubahan
pada aspek-aspek fisiologis.
Pertumbuhan
itu meliputi perubahan progresif yang bersifat internal maupun eksternal.
perubahan internal meliputi perubahan ukuran alat pencernaan makanan,
bertambahnya ukuran besar dan berat jantung dan paru-paru, bertambah
sempurnanya sistem kelenjar endoktrin/kelamin, dan berbagai jaringan tubuh. Adapun
pertumbuhan eksternal meliputi bertambahnya lingkaran tubuh, perbandingan
ukuran panjang dan lebar tubuh, ukuran besarnya organ seks, dan tumbuhnya atau
munculnya tanda-tanda kelamin sekunder.
B.
Pengaruh
Pertumbuhan Fisik Terhadap Tingkah Laku
Konsisten
dengan konsep dasar bahwa individu merupakan satu kesatuan psiko-fisik yang
tidak dapat dipisah-pisahkan, maka pertumbuhan fisik mempunyai pengaruh
terhadap tingkah laku. Anak kecil yang baru berumur belasan bulan mungkin sudah
dapat berjalan. Namun, karena pertumbuhan otot pada tungkai dan pertumbuhan
keseimbangan belum sempurna, jalannya masih terhuyung-huyung dan belum tegap
seperti orang dewasa.
Pertumbuhan
fisik pada gilirannya akan membawa sampai pada suatu kondisi jasmaniah yang siap untuk melaksanakan untuk tugas
perkembangan secara lebih memadai yaitu kesiapan individu untuk melaksanakan
tugas-tugas perkembangan pada periode berikutnya. Pada gilirannya, terjadilah perubahan tingkah
laku progresif yang semakin sempurna. Ilustrasi berikut dapat memberikan
gambaran bagaimana pertumbuhan fisik dapat mempengaruhi tingkah laku individu.
Pertumbuhan yang semakin sempurna pada otak menyebabkan susunan saraf semakin
kompleks dan sistem saraf menjadi lebih sempurna sehingga kemampuan berpikir
menjadi lebih tinggi.
C.
Karakteristik
Pertumbuhan Fisik Subjek Didik
Pesatnya
pertumbuhan pada remaja sering kali menimbulkan kejutan pada diri remaja itu
sendiri. Pakaian yang dimilikinya seringkali menjadi cepat tidak muat dan harus
membeli yang baru lagi. Kadang-kadang para remaja dikejutkan oleh perasaan
bahwa tangan dan kakinya terlalu panjang sehingga tidak seimbang dengan besar
tubuhnya. Pada remaja putri ada perasaan seolah-olah belum dapat menerima
kenyataan bahwa tanpa dibayangkan sebelumnya kini buah dadanya membesar. Oleh
karena itu, sering kali gerak-gerik remaja menjadi canggung dan tidak bebas.
Ganguan dalam bergerak di sebabkan oleh
cepatnya pertumbuhan fisik pada remaja seperti ini dikenal dengan istilah “gangguan regulasi”.
Pada
remaja pria pertumbuhan lekum menyebabkan suara remaja menjadi parau atau
membesar untuk beberapa waktu. Pertumbuhan kelenjar endoktrin yang telah
mencapai taraf kematangan sehingga mulai
berproduksi menghasilkan hormon yang bermanfaat bagi tubuh. Akibatnya remaja
mulai tertarik pada lawan jenisnya. Pada waktu tidur karena ketertarikan pada
lawan jenis yang disebabkan oleh berkembangnya hormon menyebabkan remaja pria
sering mengalami mimpi basah.
Pada
remaja putri, perkembangan hormon menyebabkan mereka mengalami menstruasi
yang sering kali pada pertama kali mengalaminya menimbulkan kegelisahan.
Berproduksinya kelenjar hormon bagi sebagian remaja juga dapat menyebabkan
timbulnya jerawat pada bagian wajahnya yang sering kali juga menimbulkan
kegelisahan pada mereka, lebih-lebih pada remaja putri. Pertumbuhan fisik
yang cepat pada remaja sangat membutuhkan zat-zat pembangun yang diperoleh dari
makanan sehingga remaja pada umumnya menjadi pemakan yang kuat.
D.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik
Ada sejumlah faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan fisik individu, yaitu:
1. Faktor
Inrtenal
Faktor
internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh individu. Yang termasuk
kedalam faktor internal ini adalah:
a. Sifat
jasmaniah yang diwariskan dari orang
tua. Anak yang ayah dan ibunya bertubuh tinggi cenderung lebih cepat menjadi
tinggi daripada anak yang berasal dari orang tua yang bertubuh pendek.
b. Kematangan.
Secara sepintas, pertumbuhan fisik seolah-olah seperti sudah direncanakan oleh
faktor kematangan. Meskipun anak itu diberi makanan yang bergizi tinggi, tetapi
kalau saat kemantangan belum sampai, pertumbuhan itu tetap seperti terangguh.
Misanya : anak berumur snbam bulan diberikan makanan yang cukup bergizi supaya
pertumbuhan otot-otot pada kaki cepat sampai pada kemampuan untuk berjalan. Ini
tidak akan mungkin berhasil karena untuk mampu berjalan harus menunggu sampai
umur lebih dari 10 bulan.
2. Faktor
Eksternal
Faktor
eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu. Yang termasuk
kedalam faktor eksternal tersebut adalah :
- Kesehatan. Anak yang sering sakit-sakitan pertumbuhan fisiknya akan terhambat, sebaliknya anak yang sehat pertumbuhan fisiknya akan lebih bagus.
- Makanan. Anak yang kurang gizi pertumbuhannya akan terhambat, sebaliknya yang ckup gizinya perumbuhannya lancar
- Stimulasi lingkungan.Individu yang sering dilatuh untuk meningkatkan percepatan pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah mendapat latihan.
E.
Perbedaan
Individual dalam Pertumbuhan
Faktor-faktor
internal dan eksternal yang semuanya ikut mempengaruhi pertumbuhan individu
mudah dimengerti bahwa pertumbuhan fisik itu akan sangat bervariasi. Perbedaan
faktor keturunan, kondisi kesehatan, gizi makanan dan stimulasi lingkungan
menyebabkan perbedaan pertumbuhan fisik individu. Anak yang selalu sehat dengan
makanan yang cukup mengandung gizi akan menunjukkan pertumbuhan yang lebih
cepat daripada anak yang sering sering sakit-sakitan dan kekurangan gizi.
Anak-anak dari ayah dan ibu yang jangkung cenderung lebih cepat tinggi daripada
anak-anak yang orang tuanya bertubuh rendah. Pertumbuhan fisik juga menunjukkan
perbedaan yang mencolok antara remaja putri dan remaja putra . Pada umumnya
pertumbuhan fisik remaja perempuan lebih cepat dari pada remaja laki-laki.
Namun demikian pada masa tertentu anak laki-laki menyusul dengan kecepatan
melebihi anak perempuan sehingga pada akhirnya anak laki-laki mempunyai tinggi,
besar, dan berat badan melebihi anak perempuan. Ini tidak berarti bahwa semua
anak laki-laki pasti lebih tinggi dan besar daripada anak perempuan. Sebab ada
juga anak perempuan yang tinggi besar dan ada juga anak laki-laki yang pendek
dan kecil.
F.
Proses
Pembelajaran untuk Membantu Pertumbuhan Fisik Subjek Peserta Didik
Dalam
batas-bata tertentu, proses pembelajaran dapat diselenggarakan sedemikian rupa
sehingga dapat membantu percepatan pertumbuhan fisik subjek peserta didik.
Dalam proses pembelajaran itu dapat diupayakan berbagai stimulasi secara
sistematis, antara lain:
1. Menjaga kesehatan badan. Kebiasaan
hidup sehat, bersih dan olahraga secara teratur akan dapat membantu menjaga
kesehatan pertumbuhan tubuh. Namun, bila ternyata masih juga terkena penyakit,
haruslah segera kita upayakan agar cepat sembuh. Sebab kesehatan sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik.
2. Memberi makanan yang baik. Makanan
yang baik ialah makan yang banyak mengandung gizi, segar, sehat dan tidak
tercemar oleh kotoran atau penyakit. Baik-buruknya makanan yang dimakan oleh
anak yang menentukan pula kecepatan pertumbuhan fisiknya. Para remaja
memerlukan pertumbuhan fisik yang cepat. Oleh karena itu memerlukan zat-zat
pembangun yang terdapat dalam makanan sehingga menyebabkan para remaja pada
umumnya kuat makan. Jika makanan yang dimakan cukup mengandung gizi makan
kebutuhan zat pembangun itu bisa terpenuhi sehingga pertumbuhan menjadi lancar.
Sebaliknya jika kebutuhan zat pembangun itu tidak terpenuhi, maka pertumbuhan
fisik itu akan menjadi terhambat dan kurang lancar.
3. Menyediakan sarana dan prasarana. Faktor
sarana dan prasarana ini jangan sampai menimbulkan gangguan pada kesehatan
anak. Misalnya tempat duduk yang kurang sesuai, ruangan yang gelap dan terlalu
sempit, akan menimbulkan gangguan kesehatan. Penyelenggaraan pendidikan modern
menghendaki agar tempat duduk anak dan meja dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan, ruang kelas yang bersih, terang dan cukup luas, serta disiplin yang
tidak kaku.
4. Waktu istirahat.
Untuk menghilangkan rasa lelah dan mengumpulkan tenaga baru, istirahat yang
cukup sangat diperlukan. Terus menerus bekeja tanpa ada waktu istirahat dapat
menimbulkan kelelahan yang mendatangkan kerugian bagi kesehatan. Oleh karena
itu, dalam belajar pun penting memperhatikan pengaturan waktu istirahat bagi
anak-anak karena dalam belajar dikenal adanya istilah yang disebut “biorama”
yang artinya kemampuan anak berkonsentrasi sangat dipengaruhi oleh irama
stamina bilogis pada anak itu sendiri. Berkaitan dengan biorama ini ada rumus
pengaturan belajar yang dikenal dengan “lima
kali dua lebih baik daripada dua kali lima”. Artinya, belajar sebanyak lima
kali yang masing-masing berlangsung selama dua jam lebih baik daripada belajar
sebanyak dua kali yang masing-masing
berlangsung selama lima jam. Ini berkaitan dengan kemampuan stamina tubuh untuk
berkonsentrasi dalam belajar guna menyerap isi yang terkandung dalam materi
pembelajaran.
5. Diadakan jam-jam olahraga bagi para
siswa. Pelajaran olahraga sangat penting bagi pertumbuhan
fisik anak, karena dengan olahraga yang dijadwalkan secara teratur oleh sekolah
berarti pertumbuhan fisik anak akan memperoleh stimulasi secara teratur pula.
Artikel Terkait Klik Disini!
Sumber :
Mohammad
Asrori, (2008), Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima
Tidak ada komentar:
Posting Komentar