Pembelajaran dengan model debate diawali dengan pembentukan dua
kelompok yang, satu kelompok yang pro (setuju) dan satu kelompok lagi kontra
(tidak setuju). Kedua kelompok ini duduk berhadapan dan saling beradu
argumentasi dalam rangka mengemukakan pendapatnya untuk meyakinkan siswa lawan
bicaranya atau kelompok lain bahwa yang dikemukakannya adalah benar. Maka adu
argumentasi dalam model pembelajaran debate
merupakan keharusan yang harus dilakukan setiap siswa dari masing-masing
kelompok. Jadi kemampuan untuk menyampaikan pendapat sangat diperlukan dalam
model pembelajaran debate ini.
Dalam model pembelajaran debate ini ada suatu peraturan atau
suatu keharusan bagi masing-masing kelompok untuk menyampaikan alasannya
mengapa kelompoknya setuju atau tidak setuju dengan suatu permasalahan. Dengan kata
lain tidak dibenarkan suatu kelompok untuk mengatakan sejutu, tetapi tidak
memiliki argumentasi atau alasan mengapa mereka setuju, begitu juga sebaliknya.
Pembelajaran dengan model debate sangat baik digunakan dalam
rangka meningkatkan daya kritis dan analisis siswa terhadap suatu masalah. Oleh
sebab itu sebaiknya materi yang dijadikan bahan adlam perdebatan adalah peristiwa
aktual yang sedang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Jadi, pebelajaran dengan
model debate adalah penyampaian
materi ajar dengan meninjau dari dua sisi yaitu pro dan kontra untuk mendapatkan
kesimpulan atau kebenaran dari suatu peristiwa yang ada.
Langkah-langkah
Model Pembelajaran Debate
1. Guru
membagi siswa menjadi dua kelompok debat yang satu pro dan yang lainnya kontra.
Siswa duduk saling berhadapan antara yang pro dan kontra (susun meja dan kursi
seperti untuk rapat)
2. Guru
memberikan tugas untuk membaca materi yang akan di debatkan.
3. Setelah
selesai membaca, guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara
menyampaikan pendapatnya, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Hal ini
dilakukan berulang-ulang dengan anggota kelompok yang lainya, sampai sebagian
besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4. Diwaktu
peserta didik menyampaikan gagasannya atau pendapatnya, maka peserta didik
menulis inti/ide-ide dari setiap pendapat sampai mendapat sejumlah ide yang
diharapkan.
5. Guru
menambahkan konsep/ide yang belum terungkap.
6. Dari
ide-ide yang telah disampaikan tersebut, guru mengajak peserta didik membuat
kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang diinginkan.
Kebaikan Pembelajaran Model Debate
Pembelajaran
model debate baik digunakan apabila
bertujuan untuk :
a. Melatih
siswa untuk berpikir kritis
b. Melatih
siswa untuk menyampaikan pendapat secara baik dan benar.
c. Mencari
kebenaran tentang topik yang sedang hangat atau sedang heboh-hebohnya
dibicarakan di masyarakat.
d. Melatih
siswa untuk memahasmi alur pikir orang lain yanga berseberangan dengannya.
e. Melatih
untuk menumbuhkan ide atau gagasan baru dari hasil kajian siswa
Kelebihan Pembelajaran Model Debate
1. Dapat
meningkatkan daya kritis siswa dalam berpikir
2. Dapat
meningkatkan kemampuan siswa untuk menyampaikan pendapat di depan orang banyak.
3. Dapat
meningkatkan kemampuan siswa untuk mengetahui pola pikir orang lain yang tidak
sesuai dengannya
4. Dapat
menggali ide-ide atau gagasan-gagasan cemerlang dari siswa.
5. Dapat
melatih siswa untuk hidup harmonis dengan orang yang berseberangan dengannya.
Pada
satu sisi berdebat ada manfaatnya dalam rangka menambah wawasan atau menguji
ketajaman berpikir dari siswa. Akan tetapi, ada juga kelemahannya, dimana
kelemahan itu meliputi:
a. Bahan
dari topik yang dibicarakan kurang lengkap
b. Masalah
yang diperdebatkan kurang esensial atau bisa lari dari topik yang dibahas
c. Perselisihan
pendapat sering tidak berkesudahan.
d. Dalam
berbicara didominasi oleh beberapa orang saja
e. Tumbuhnya
sikap egoisme dari siswa
f. Sulit untuk mengambil kesimpulan dari
hasil pembelajaran
Sumber :
Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.
Baca Juga Artikel Pendidikan Lainnya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar