Humanism
merupakan suatu paradigma yang berfokus pada kebebasan manusia, martabat dan
potensi manusia. Anggapan utama dari humanism menurut Huitt (2001) adalah bahwa
manusia bertindak dengan kehendaknya dan nilai-nilai tertentu. Paradigma ini
menjadi dasar berpikir Rogers dalam mengembangkan teori belajar humanistic yang
juga mendukung gagasan experiential learning (pembelajaran melalui
pengalaman).
Teori
belajar humanistik menjelaskan bahwa pada hakekatnya setiap diri manusia adalah
unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan
menentukan perilakunya. Menurut Rogers (1967), motivasi untuk belajar dan
berubah muncul dari kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, kecenderungan
mengembangkan potensi diri, sehingga pengalamannya bertambah.
Gagasan
utama dari teori humanistic adalah proses pembelajaran terjadi dalam suasana
yang nyaman tanpa ancaman dari luar dan guru yang berperan sebagai fasilitator
(Laird, 1985). Dalam kaitan itu, setiap diri manusia adalah bebas dan memiliki
kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang mencapai aktualisasi diri. Lebih
lanjut, Maslow membagi kebutuhan manusia menjadi dua kelompok utama, yaitu
kebutuhan dasar dan kebutuhan tumbuh.
Kebutuhan
dasar berturut-turut dari bawah ke atas adalah: (1) kebutuhan fisiologis,
seperti makan, pakaian; (2) kebutuhan akan rasa aman; (3) kebutuhan untuk
dicintai; (4) kebutuhan untuk dihargai. Sedangkan kebutuhan tumbuh hierarkinya
berada di sebelah atas posisi kebutuhan dasar, berturut-turut dari bawah ke
atas: (5) kebutuhan untuk mengetahui dan memahami (belajar); (6) kebutuhan
keindahan; (7) kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan yang berada di hierarki
lebih tinggi baru akan dirasakan bila kebutuhan yang ada di hierarki lebih bawah
telah terpenuhi. Hirarki kebutuhan Maslow mempunyai implikasi yang penting yang
harus diperhatikan guru ketika mengajar anak-anak. Perhatian dan motivasi
belajar akan berkembang jika kebutuhan dasar siswa sudah terpenuhi seperti rasa
disayangi dan suasana nyaman (Tenant, 1997).
Prinsip-prinsip
dasar humanistik yang penting menurut Rogers ialah :
a.
Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.
b.
Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan
siswa mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri.
c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri
dianggap mengancam , cenderung untuk ditolaknya.
d.
Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan
berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
e.
Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
f.
Belajar akan lebih mudah bila siswa dilibatkan dalam proses belajar dan
ikut bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.
g.
Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik
perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang
optimal.
h.
Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih
mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri
i.
Belajar yang paling bermanfaat secara sosial adalah belajar mengenai
proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya
ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan.
Tujuan
belajar dalam teori humanistik adalah memanusiakan manusia dengan kata lain
proses belajar dianggap berhasil jika siswa memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu
mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.
Teori
belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelaku, bukan
dari sudut pandang pengamat. Tujuan utama para guru adalah membantu siswa untuk
mengembangkan dirinya, mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik
dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka
Tujuan
pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun
proses yang umumnya dilalui adalah :
1.
Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang
bersifat jelas , jujur dan positif.
3.
Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas
inisiatif sendiri
4.
Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses
pembelajaran secara mandiri
5.
Siswa didorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri,
melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang
ditunjukkan.
6.
Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak
menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas
segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7.
Memberikan kesempatan siswa untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8.
Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi
siswa
Menurut
Rogers (1967) yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru
memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1.
Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar.
Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
2.
Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.
Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru
sebagai bagian yang bermakna bagi siswa
3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan
ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
4.
Belajar bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang
proses.
1.
Fasilitator sebaiknya memberi perhatian pada pengkondisian awal,
2. Fasilitator menjelaskan tujuan-tujuan materi pembelajaran perorangan di
dalam kelas dan juga tujuan kelompok yang bersifat umum.
3.
Fasilitator mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk
melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, untuk dijadikan sebagai
motivator.
4. Fasilitator mengatur dan menyediakan sumber-sumber belajar yang banyak
dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka.
6.
Fasilitator menanggapi ungkapan-ungkapan dalam kelompok kelas, dan
menerima baik isi yang bersifat intelektual, sikap-sikap, perasaan dan mencoba
menanggapinya secara baik bagi individual ataupun bagi kelompok
7. Bilamana kondisi kelas telah baik, fasilitator berangsur-sngsur dapat
berperan sebagai siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan
turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain
8. Fasilitator harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang
menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuat selama belajar.
1.
Merespon perasaan siswa
2.
Menggunakan ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
3.
Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
4.
Menghargai siswa
5.
Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa
6.
Tersenyum pada siswa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar