Prinsip-prinsip
Pembelajaran Kontekstual
Prinsip pembelajaran Kontekstual melibatkan tujuh
komponen utama pembelajaran. Berikut adalah uraian mengenai ketujuh komponen
utama dalam pembelajaran Kontekstual :
1. Kontrukstivisme
(constructivism)
Salah satu landasan teoritis pendidikan modern termasuk
CTL adalah teori pembelajaran konstruktivisme. Pendekatan ini pada dasarnya
menekankan pentingnya siswa membangun
sendiri pengetahun mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar mengajar.
Proses belajar mengajar lebih diwarnai pada
pembelajaran siswa aktif. Sebagian besar waktu proses belajar mengajar
berlangsung dengan berbasis pada aktivitas siswa. Menurut Nurhadi
kontruktivisme merupakan landasan
berpikir dalam pendekatan belajar Kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun
oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas. Dalam hal ini, manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan
memberi makna melalui pengalaman nyata.
Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah,
menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu memberikan
semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Esensi dari teori
konstruktivisme adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi
kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik
mereka sendiri.
Dengan dasar itu pembelajaran harus dikemas menjadi proses
mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, siswa
membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar. Siswa
menjadi pusat kegiatan bukan guru.
2. Menemukan
(inquiri)
Menemukan
merupakan kegiatan inti dari proses pembelajaran Kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari
menemukan sendiri. Dalam hal ini tugas guru yang harus
selalu merancang kegiatan yang selalu merujuk pada kegiatan menemukan, apapun
materi yang diajarkan.
3. Bertanya
(questioning)
Bertanya
merupakan strategi utama pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
Kontekstual. Dalam proses pembelajaran bertanya dipandang sebagai kegiatan guru
untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Kegiatan
bertanya bagi siswa yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah
diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Guru dapat menggunakan teknik bertanya dengan cara
memodelkan keingintahuan siswa dan mendorong siswa agar mengajukan
pertanyaan-pertanyaan. Siswa belajar mengajukan pertanyaan tentang
gejala-gejala yang ada, belajar bagaimana merumuskan pertanyaan-pertanyaan, dan
belajar bertanya tentang bukti, dan penjelasan-penjelasan yang ada. Dalam
pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya berguna untuk; (1) Menggali
informasi baik administrasi maupun akademis; (2) Mengecek pemahaman siswa; (3)
Membangkitkan respon kepada siswa; (4) Mengetahui sejauh mana keingintahuan
siswa; (6) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa; (7) Memfokuskan
perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru; (8) Untuk membangkitkan
lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa; dan (9) Untuk menyegarkan kembali
pengetahuan siswa.
4. Masyarakat
belajar (learning community)
Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil
pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hasil pembelajaran
diperoleh dari berbagi antar teman, antar kelompok, dan antar yang tahu dengan
yang tidak tahu. Sehingga menimbulkan komunikasi dua arah, saling memberikan
informasi satu dengan yang lain.
Dalam kelas CTL, penerapan asas masyarakat belajar dapat
dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi
dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari
kemampuan dan kecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakat dan minatnya.
Biarkan dalam kelompoknya mereka saling membelajarkan, yang cepat belajar
didorong untuk membantu yang lambat belajar, yang memiliki kemampuan tertentu
didorong untuk menularkannya pada yang lain.
5. Pemodelan
(modeling)
Pemodelan maksudnya adalah bahwa dalam suatu pembelajaran
keterampilan atau pengetahuan tertentu harus ada model yang ditiru. Pemodelan akan
lebih mengefektifkan pelaksanaan pembelajaran. Prinsip pembelajaran modeling
merupakan proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang
dapat ditiru oleh setiap siswa. Proses modeling tidak terbatas dari guru saja
akan tetapi guru dapat memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan.
Artinya dalam pembelajaran Kontekstual guru bukan satu-satunya model. Pemodelan
dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Misalkan siswa yang pernah menjadi
juara dalam olimpiade matematika dapat disuruh untuk menampilkan kebolehannya
di depan teman-temannya, dengan demikian siswa dianggap sebagai model. Modeling
merupakan prinsip yang cukup penting dalam pembelajaran CTL, sebab dengan
modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang abstrak.
6. Refleksi
(reflection)
Refleksi adalah berpikir kembali tentang materi yang baru
dipelajari, merenungkan lagi aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima.
Melalui proses refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur
kognitif siswa yang pada akhirnya akan
menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Bisa terjadi melalui proses
refleksi siswa akan memperbaharui pengetahuan yang telah dibentuknya atau
menambah khazanah pengetahuannya.
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Kontekstual,
setiap berakhir proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk “merenung” atau mengingat kembali apa yang telah dipelajari. ”Biarkan
secara bebas siswa menafsirkan pengalamannya sendiri, sehingga ia dapat
menyimpulkan tentang pengalaman belajarnya”.
7. Penilaian
Sebenarnya ( Authentic Assessment)
Tahap terakhir dari pembelajaran Kontekstual ialah
melakukan penilaian sebenarnya. Penilaian sebagai bagian integral dari
pembelajaran memiliki fungsi yang amat menentukan untuk mendapatkan informasi
kualitas proses dan hasil pembelajaran melalui penerapan CTL. Penilaian
sebenarnya adalah penilaian yang
dilakukan berkenaan dengan seluruh aktivitas pembelajaran yang meliputi proses
dan produk belajar sehingga seluruh usaha siswa yang telah dilakukan mendapat
penghargaan. Penilaian sebenarnya menilai pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh siswa. Penilaian yang dilakukan tidak hanya dilakukan guru, tetapi
bisa juga teman lain atau orang lain.
Adapun diagram dari ketujuh komponen pembelajaran Kontekstual adalah:
Secara ringkas
tujuh pilar CTL (Suparno, 1997:54) dan kelemahan pembelajaran tradisional dapat
disusun dalam tabel berikut :
Tabel : Perbandingan Pendekatan CTL
dengan Pendekatan Tradisional
No.
|
Pilar/Solusi, Indikator Masalah
|
Pendekatan CTL
|
Pendekatan Tradisional
|
1
|
Konstruktivisme
|
Belajar berpusat pada siswa untuk mengkonstruksi bukan
menerima
|
Belajar yang berpusat pada guru, formal, serius
|
2
|
Inquiri
|
Pengetahuan diperoleh dengan menemukan, menyatukan rasa,
karsa dan karya
|
Pengetahuan diperoleh siswa dengan duduk manis, mengingat
seperangkat fakta, memisahkan kegiatan fisik dengan intelektual
|
3
|
Bertanya
|
Belajar merupakan kegiatan produktif, menggali informasi,
menghasilkan pengetahuan dan keputusan
|
Belajar adalah kegiatan konsumtif, menyerap informasi
menghasilkan kebingungan dan kebosanan
|
4
|
Masyarakat Belajar
|
Kerjasama dan maju bersama, saling membantu
|
Individualistis dan persaingan yang melelahkan
|
5
|
Pemodelan
|
Pembelajaran yang Multi
ways, mencoba hal – hal baru, kreatif
|
Pembelajaran yang One
way, seragam takut mencoba, takut salah
|
6
|
Refleksi
|
Pembelajaran yang komprehensif, evaluasi diri
sendiri/internal dan eksternal
|
Pembelajaran yang terkotak – kotak, mengandalkan respon
eksternal/guru
|
7
|
Penilaian Otentik
|
Penilaian proses dan hasil, pengalaman belajar, tes dan
non tes multi aspects
|
Penilaian hasil, paper
and pencil test, kognitif
|
Sumber : Suparno,
Paul. 1997. Filsafat Kontruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar