BAB
I
PENDAHULUAN
Pendidikan di sekolah harus mampu
mendorong anak-anak bisa menggunakan potensi otak mereka yang luar biasa secara
maksimal. Pengembangan potensi otak anak ini harus serentak antara otak kanan
dan otak kiri untuk mengembangkan berbagai kemampuan intelegensia atau multiple
intelligence yang dibutuhkan di
masa depan.
“Anak-anak harus didorong untuk
menggunakan otaknya. Sebab, dari hasil penelitian ternyata penggunaan otak
manusia untuk mengingat, belajar, dan kreatif kurang dari satu persen. Guru
harus mengupayakan agar bisa memunculkan 99 persen potensi otak anak itu,” kata
Tony Buzan, pencipta Mind Map.
Menurut Buzan, guru punya peran
penting bagi masa depan peradaban dunia dengan menyiapkan anak-anak didik yang
mampu menggunakan kedua belah otaknya untuk bisa mengembangkan pengetahuan.
Pendidikan dewasa ini perlu
membekali siswa dengan delapan kemampuan intelektual, yakni kepintaran verbal,
angka-angka, kreatif, sosial, personal, sensori, fisik, dan etika spiritual.
Saat ini lebih dari 500 juta orang
di dunia menggunakan teknik pemetaan pikiran untuk pembelajaran maupun bisnis.
Pemetaan pikiran ini, kata Buzan, bermanfaat untuk pembelajaran, kecepatan,
kemampuan berpikir yang lebih terstruktur. Juga akan mendorong terciptanya
kreativitas, ide-ide cemerlang, solusi inspiratif penyelesaian masalah, bahkan
cara baru memotivasi diri dan orang lain.
“Indonesia punya potensi luar biasa
untuk meningkatkan kualitas manusianya lewat pendidikan mengoptimalkan kedua
belahan otaknya”.[1]
Namun,
apakah pembelajaran dengan menggunakan peta pikiran akan lebih baik dari pada
tidak menggunakan peta pikiran? Dan tujuannya adalah untuk mengetahui perbedaan
penggunaan peta konsep dan tidak dalam pembelajaran di lembaga Sekolah.
BAB
II
PERAN
PENGGUNAAN MIND MAP DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN
A.
PENGERTIAN
- Mind Map
Mind Map adalah alternative
pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linear. [Mind Map] menggapai ke
segala arah dan menangkap berbagai pikiran dari segala sudut.[2]
Mind Map adalah cara
termudah untuk mendapatkan informasi ke
dalam otak dan mengambil informasi ke
luar dari otak-Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan
secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita. Mind Map juga sangat
sederhana.[3]
Kita bisa membandingkan
Mind Map dengan peta kota. Pusat Mind Map mirip dengan pusat kota. Pusat Mind Map
mewakili ide terpenting. Jalan-jalan utama yang menyebar dari pusat mewakili
pikiran-pikiran utama dalam proses pemikiran kita, jalan-jalan sekunder
mewakili pikiran-pikiran sekunder, dan seterusnya. Gambar-gambar atau
bentuk-bentuk khusus dapat mewakili area-area yang menarik atau ide-ide menarik
tertentu.
Sama seperti peta
jalan, Mind Map akan:
v Memberi
pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas
v Memungkinkan
kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui kemana kita
akan pergi dan dimana kita berada
v Mengumpulkan
sejumlah besar data dari satu tempat
v Mendorong
memecahkan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan terobosan kreatif
baru
v Menyenangkan
untuk dilihat, dibaca, dicerna, dan diingat.
Mind Map juga merupakan
peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan kita menyusun fakta dan fikiran
sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini
berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan dari
pada menggunakan teknik pencatatan tradisional.
Semua Mind Map
mempunyai kesamaan. Semuanya menggunakan warna. Semuanya memiliki struktur
alami yang memancar dari pusat. Semuanya menggunakan garis lengkung, symbol,
kata, dan gambar yang sesuai dengan satu rangakaian aturan yang sederhana,
mendasar, alami, dan sesuai dengan cara kerja otak. Dengan Mind Map, daftar
informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat
teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak
dalam melakukan berbagai hal.
Pemetaan pikiran
(Mind Mapping), yaitu cara yang paling
mudah untuk memasukan informasi kedalam otak dan untuk kembali mengambil
informasi dari dalam otak. Peta pemikiran merupakan teknik yang paling baik
dalam membantu proses berfikir otak secara teratur karena menggunakan teknik
grafis yang berasal dari pemikiran manusia yang bermanfaat untuk menyediakan
kunci-kunci universal sehingga membuka potensi otak.[4]
Peta
Pikiran adalah teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan
memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik
sehingga lebih mudah memahaminya. (Iwan Sugiarto, 2004:75).
- Belajar
Pada hakekatnya,
belajar adalah suatu proses perubahan yang terus menerus pada diri manusia,
karena usaha untuk mencapai kehidupan atas bimbingan bintang cita-citanya yang
sesuai dengan cita-cita dan falsafah hidupnya.[5]
Belajar yang sukses
bukan sekedar menyelesaika sekolah dengan membawa Surat Tanda Tamat Belajar
(STTB) melainkan lebih jauh lagi dengan hal itu, yaitu:
v Bagi
yang ingin melanjutkan belajar di sekolah yang lebih tinggi, ia harus lulus
mengikuti test masuk di sekolah lanjutan itu tadi, sesuai dengan gugus, jalur,
ataupun jurusan yang dipilihnya.
v Bagi
mereka yang ingin segera dapat menyumbangkan tenaganya, ia telah siap dengan
pengetahuan, kecakapan, dan keterampilannya, sehingga sekalipun tidak tersedia
tempat yang disediakan oleh Pemerintah, dengan kemampuannya sendiri ia mampu
menemukan sendiri, menciptakan sendiri dan mengusahakan sendiri lapangan kerja
baginya.[6]
Dengan demikian
diharapkan tidak lagi ada pengangguran bagi mereka yang telah menamatkan suatu
tingkat sekolah. Inilah yang dimaksud bahwa sekolah bukan sekedar untuk mencari
STTB melainkan sekolah berarti mencari bekal untuk hidup di dalam masyarakat.
- Pendidikan
Objek formal Ilmu
Pendidikan adalah Pendidikan, yang dapat diartikan secara maha luas, sempit,
dan luas terbatas.[7]
Ivan Illich berpendapat
bahwa suatu system pendidikan yang baik harus mempunyai tiga tujuan, yaitu:
1) Memberi
kesempatan kepada semua orang untuk bebas dan mudah memperoleh sumber belajar
pada setiap saat.
2) Memungkinkan
semua orang yang ingin memberikan pengetahuan mereka kepada orang lain dapat
dengan mudah melakukannya, demikian juga yang ingin mendapatkannya.
3) Menjamin
tersedianya masukan umum yang berkenaan dengan pendidikan.
Defenisi maha luas
tentang pendidikan, antara lain mengandung kelemahan tidak dapat mengagambarkan
dengan tegas batas-batas pengaruh pendidikan dan bukan pendidikan terhadap
pertumbuhan individu. Sedangkan kekuatannya, terletak pada menempatkan kegiatan
atau pengalaman belajar sebagai inti dari proses pendidikan yang berlangsung
dimana pun dalam lingkungan hidup, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Selanjutnya, kelemahan dalam defenisi sempit tentang pendidikan, antara lain
terletak pada sangat kuatnya campur tangan pendidik dalam proses pendidikan
sehingga proses pendidikan lebih merupakan kegiatan mengajar daripada kegiatan
belajar yang mengandung makna pendidik
mempunyai otoritas sangat kuat, dan pendidikan terasing dari kehidupan sehingga
lulusannya ditolak oleh masyarakat. Adapun kekuatanya, antara lain terletak
pada bentuk kegiatan pendidikannya yang dilaksanakan secara terprogram dan
sistematis.
Defenisi alternative
adalah defenisi dialektis yang mencoba memadukan pengertian-pengertian yang
menjadi kekuatan pada defenisi maha luas dan defenisi sempit, yang sekaligus
menghilangkan kelemahan-kelemahannya. Defenisi alternative merupakan defenisi
luas yang maknanya berisi berbagai macam pengalaman belajar dalam keseluruhan
lingkungan hidup, baik di sekolah
maupaun di luar sekolah yang sengaja diselenggarakan untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu. Dengan demikian defenisi luas menghilangkan pengaruh
yang tidak sengaja terhadap pertumbuhan individu dan dominasi pemaksaan dalam
proses pendidikan, dalam rumusan defenisi pendidikan.
Semangat defenisi
alternative terdapat dalam defenisi pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 2
Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta penjelasannya, yang
dinyatakan secara tersurat pada pasal 1, ayat (1), dengan rumusan: “Pendidikan adalah usaha sadar untuk
mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan pengajaran, bimbingan, dan/atau
latihan bagi perannya di masa yang akan datang.”
B. BEBERAPA
PENDAPAT TENTANG BELAJAR DAN PROSESNYA SERTA MASALAH-MASALAH YANG TERSANGKUT
KARENANYA
- Beberapa Pendapat tentang Belajar dan Prosesnya
Membahas tentang hal
ini haruslah dalam hubungan dengan teori-teori ilmu jiwa, yang berusaha
menyeldiki proses perkembangan aspek-aspek kejiwaan manusia. Pendapat-pendapat
yang besar sekali pengaruhnya di dalam dunia pendidikan kita adalah[8]:
a.
Teori
Transfer of Training, dari aliran ilmu jiwa daya dari Aristoteles.
Berpendapat
bahwa jiwa tidak lain adalah daya kerja otak. Otak manusia terdiri atas
bagian-bagian yang masing-masing dapat dilatih sehingga dapat mencapai
kemampuan yang maksimal. Hasil latihan bagian otak ini dapat dipindahkan
kebagian otak lain, sehingga memiliki daya kerja yang sama dengan hasil
training, tanpa training.
b.
Teori
Asosiasi dari aliran ilmu jiwa Asosiasi J.F. Herbart
Berpendapat
bahwa pada mulanya jiwa manusia itu kosong. Setelah alat indera dapat menerima
stimulus dari luar maka stimulus yang diterima urat daging, diteruskan ke urat
syaraf otak, meninggalkan bekas yang bersamaan dengan stimulus yang diterimanya
di dalam kesadaran
c.
Teori
Sarbond dari aliran Psychorefleksoologie Pavlov.
Berpendapat
bahwa jiwa itu tidak ada. Tingkah laku manusia, sebenarnya hanyalah merupakan
hasil kerja sama antara beberapa reflex.
d.
Teori
Trial and Error, dari conectionisme Thorndike
Berpendapat
bahwa tidak mungkin manusia memecahkan suatu persoalan tanpa lebih dahulu
mencoba-cobanya, seperti yang dilakukan oleh binatang bila ia menjumpai
kesukarannya.
e.
Teori
Gestalt berstruktur dari Gestaltpsychologie yang dipelopori Wilhelm Wundt di
Jerman
Berpendapat
bahwa manusia adalah organisme yang merupakan suatu kesatuan bulat menyeluruh
di dalam mengadakan interaksi dengan alam sekitarnya yang juga merupakan suatu
kesatuan bulat pula, sehingga karenanya ia selalu berusaha untuk mengubah
cara-cara hidupnya sebagai hasil interaksi tadi.
- Tafsiran yang Keliru tentang Belajar
Sampai saat ini banyak
orang-orang atau mahasiswa yang dininabobokkan oleh penafsiran yang keliru
tentang belajar. Hal ini nampak di dalam aktivitas belajarnya yang sangat
terbatas. Hal itu oleh karena memang sejak ia pertamakali dibangku sekolah,
dibiasakan berbuat semacam itu. Yaitu menghafal bahan pelajaran, sebab sering
kepadanya dituntut untuk dapat mengatakan secara verbalis tentang apa yang
sudah diajarkan kepadanya.
Dan bila hal ini
diselidiki lebih lanjut akan ketemulah sumbernya mengapa terjadi yang demikian.
Yaitu oleh karena di Negara kita, perkembangan pendidikan dapat dikatakan baru
bermula pada masa penjajahan Belanda. Sedang waktu itu ilmu mengajar yang
menguasai benua Eropa adalah yang berasal dari Ilmu Jiwa Assosiasi Herbart.
Dengan sedikit pengaruh dari Faculty Psychology Aristoteles, berkembanglah
pengertian bahwa belajar adalah berusaha melatih ingatan dan pikiran dengan
mengisi sepenuh-penuhnya lebih dahulu dengan segala macam
pengetahuan-pengetahuan. Dan mengajar adalah memompakan pengetahuan-pengetahuan
ke dalam jiwa anak sebanyak-banyaknya.
Sebagai ukuran hasil
belajarnya, anak-anak diuji dengan pertanyaan-pertanyaan yang sekedar meminta
agar mereka mereprodusir isi ingatannya, sebagaimana ia menerima dari gurunya
tanpa adanya perubahan sedikitpun.
- Hambatan-Hambatan Belajar
Seperti halnya dengan
aktivitas-aktivitas manusia yang lain, hambatan, kesukaran, ataupun rintangan itu
mesti ada, dan adanya itu sering justru untuk
tumbuhnya semangat baru karena hampir padamnya semangat yang lama.
Adapun
hambatan-hambatan dalam belajar adalah sebagai berikut:
Ø Hambatan
yang datang dari dalam dirinya, yaitu:
ü Karena
memang tidak dimampuinya kekuatan psikisnya.
ü Karena
perkembangan yang belum mulai.
ü Karena
kurang pengalaman
ü Karena
gangguan kesehatan
ü Karena
factor yang lainnya.
Ø Hambatan
yang datang dari luar dirinya, yaitu:
ü Keadaan
lingkungan sekitarnya
ü Keadaan
keluarga yang tidak kondusif (Broken Home)
ü Gangguan
alam
ü Situasi
yang tidak mengizinkan, dan sebagainya.
Yang semuanya itu memaksa individu
terhenti dari aktivitasnya tanpa diinginkannya.
C.
BAGAIMANA
MIND MAP DAPAT MEMBANTU KITA?
Mind Map dapat membantu
kita dalam sangat banyak hal! Berikut ini hanyalah beberapa diantaranya. Mind
Map dapat membantu kita untuk:
1. Merencana
2. Berkomunikasi
3. Menjadi
lebih kreatif
4. Menghemat
waktu
5. Menyelesaikan
masalah
6. Memusatkan
perhatian
7. Menyusun
dan menjelaskan pikiran-pikiran
8. Mengingat
dengan lebih baik
9. Belajar
lebih cepat dan efisien
10. Melihat
“gambar keseluruhan”
11. Menyelamatkan
pohon!
Menurut Michael Michalko, dalam buku
terlarisnya Cracking Creativity, Mind
Map akan[9]:
1. Mengaktifkan
seluruh otak
2. Membereskan
akal dari kekusutan mental
3. Memungkinkan
kita berfokus pada pokok bahasan
4. Membantu
menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah
5. Memberi
gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian
6. Memungkinkan
kita mengelompokkan konsep, membantu kita membandingkannya
7. Mensyaratkan
kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan
informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang
Banyak orang yang
menganggap seluruh zaman Renaissance Italia sebagian besar digerakkan oleh para
jenius besar yang melarikan diri dari penjara pemikiran linear mereka. Mereka
mengkasatmatakan pikiran dan ide mereka, bukan hanya melalui kata dan baris,
tetapi juga dengan bahasa gambar, citra, diagram, kode, symbol dan grafik yang
sama, bahkan sering kali lebih berbahaya.
Alasan mengapa para
jenius besar ini menggunakan bahasa gambar untuk menyusun, mengembangkan, dan
mengingat pikiran mereka adalah karena otak memiliki kemampuan alami untuk
pengenalan visual-bahkan sebenarnya pengenalan yang sempurna. Inilah sebabnya
kita akan lebih mengingat informasi jika kita menggunakan gambar untuk
menyajikannya.
Sudah banyak kajian
membuktikan hal ini. Misalnya, sebuah kajian pada orang dewasa ditujukan 2560
slide foto dengan kecepatan 10 detik untuk setiap slide. Kemudian kepada mereka
ditunjukkan 280 pasang slide; salah satu dari pasangan slide ini telah mereka
lihat sebelumnya, dan slide satunya belim pernah mereka lihat. Orang-orang ini
memiliki 85-95 persen keberhasilan mengenali slide yang telah mereka lihat
sebelumnya.
Mind Map menggunakan
kemampuan otak akan pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang
sebesar-besarnya. Dengan kombinasi gambar, warna, dan cabang-cabang melengkung,
Mind Map lebih merangsang secara visual dari pada metode pencatatan
tradisional, yang cenderung linear dan satu warna. Ini akan sangat memudahkan
kita mengingat informasi Mind Map.
Adapun para pembuat
Mind Map dalam sejarah adalah sebagai berikut:[10]
1.
Leonardo
Da Vinci
Bagi
Leonardo, bahasa kata-kata berada di tempat kedua sesudah bahasa gambar dan
digunakan untuk memberikan label, menunjukkan, atau menjelaskan pikiran dan
penemuan kreatifnya-alat utama untuk pemikiran keatifnya adalah bahasa gambar.
2.
Galileo
Galilei
Galileo
adalah seorang pemikir kreatif jenius dunia, yang akhir abad ke-16 dan awal
abad ke-17, membantu merevolusi ilmu dengan menggunakan teknik pencatatannya
sendiri. Sementara rekan-rekan semasanya menggunakan pendekatan verbal dan
matematikal tradisional untuk menganilisis masalah-masalah ilmiah, Galileo
menjadikan pikirannya kasatmata melalui ilustrasi dan diagram, seperti yang
dilakukan Leonardo.
3.
Richard
Feynman
Richard
Feynman, fisikawan pemenang hadiah Nobel, ketika masih muda menyadari bahwa
imajinasi dan visaualisasi adalah bagian terpenting darimproses pemikiran
kreatif. Dengan itu ia memainkan permainan-permainan imajinasi dan belajar
menggambar.
Salah
satu karyanya yag terkenal adalah pengembangan diagram Feynman yang digunakan
murid di seluruh dunia untuk membantu mereka memahami, mengingat, dan
menciptakan ide-ide dalam realism fisika dan ilmu umum
4.
Albert
Einstein
Einstein
menyatakan: “Imajinasi lebih penting
daripada pengetahuan karena imajinasi tidak terbatas”. Dalam surat kepada
temannya Maurice Solovine, ia menjelaskan kesulitannya menggunakan kata-kata
untuk mengungkapkan falsafah ilmiahnya, karena ia tidak berpikir secara itu; ia
lebih berfikir secara diagramatis dan skematis.
Untuk lebih memudahkan
memahami konsep Mind Map, akan penulis lampirkan contohnya sebagai berikut:
D.
MENGENALI
OTAK, MEMBUKA RUANG POTENSI KITA
Otak mengatur semua
fungsi tubuh; otak mengendalikan perilkau kita yang paling primitive --makan,
tidur, menjaga agar tubuh tetap hangat; otak bertanggung jawab untuk kegiatan
yang paling canggih-penciptaan peradaban, music, seni, ilmu, dan bahasa.
Harapan, pikiran, emosi, dan kepribadian semuanya tersimpan -di suatu tempat-
di dalam sana. Setelah ribuan ilmuan mengkajinya selama berabad-abad,
satu-satunya kata untuk menggambarkannya adalah: “MENAKJUBKAN!”. (Prof. R.
Ornstein, pengarang The Psychology of
Consciousness)
E. MIND MAPPING DALAM METODE PEMBELAJARAN (QUANTUM LEARNING) SERTA
PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN KREATIFITAS SISWA.
Dalam proses belajar siswa
mendapatkan pertambahan materi berupa informasi mengenai teori, gejala, fakta
ataupun kejadian-kejadian. Informasi yang diperoleh akan diolah oleh siswa.
Proses pengolahan informasi melibatkan kerja sistem otak, sehingga informasi
yang diperoleh dan telah diolah akan menjadi suatu ingatan.
Ingatan merupakan suatu proses
biologi, yaitu pemberian kode-kode terhadap informasi dan pemanggilan informasi
kembali ketika informasi tersebut dibutuhkan. Pada dasarnya ingatan adalah
sesuatu yang membentuk jati diri manusia dan membedakan manusia dari mahluk
hidup lainnya. Ingatan memberikan titik-titik rujukan pada masa lalu dan
perkiraan pada masa depan. Ingatan merupakan reaksi kimia elektrokimia yang
rumit yang diaktifkan melalui beragam saluran inderawi dan disimpan dalam
jaringan saraf yang sangat rumit dan unik di seluruh bagian otak. Ingatan
dibentuk melalui berfikir, bergerak dan mengalami hidup (rangsangan inderawi).
Semua pengalaman yang dirasakan akan disimpan dalam otak, kemudian akan diolah
dan diurutkan oleh struktur dan proses otak mengenai nilai dan kegunaannya.[11]
Berdasarkan tahapan evolusi, otak
pada mahluk hidup terbagi menjadi tiga bagian yaitu, batang atau otak reptilia (Primitif). Sistem limbic atau otak mamalia, dan neokorteks. Masing-masing berkembang dalam waktu yang berbeda dalam
sejarah evolusi mahluk hidup. Perkembangan evolusi pertama adalah otak reptile
memiliki peranan yang berkaitan dengan insting pertahanan hidup, bernafas,
mencari makan, dan dorongan untuk mengembangkan spesies. Manusia memiliki
unsur-unsur yang sama dengan reptilia dan otak reptil merupakan komponen kecerdasan
terendah dari manusia (Bobbi de Poter dan Hernacki, 1999:26-28).
Taufik Bahaudin (1999:42)
menjelaskan, disekeliling otak reptil terdapat sistem limbik yang disebut
sebagai otak mamalia atau paleo mammalian. Otak ini berkaitan dengan perasaan
atau emosi, memori, bioritmik dan sistem kekebalan. Sistem limbik memungkinkan
untuk merekam suatu kejadian yang menyenangkan. Bagian ketiga, neokorteks atau
otak neomamalian, otak ini terbungkus dibagian atas dan sisi-sisi sistem
limbik. Otak neomamalian memiliki kemampuan belajar, berbicara, mengembangkan
kreativitas, memahami angka-angka, memecahkan masalah dan dapat menentukan
perilaku dalam berhubungan dengan orang atau mahluk lain ataupun dengan
lingkungan.
Otak merupakan organ tubuh yang
kompleks. Otak manusia merupakan otak yang paling sempurna dibandingkan dengan
otak binatang lainnya termasuk otak binatang mamalia, otak manusia memiliki
kemampuan untuk belajar oleh karena itu otak manusia dapat dikatakan sebagai
otak belajar. Hal ini yang dapat membedakan otak manusia dengan otak binatang
mamalia terletak pada fungsi sistem limbik.
Sistem limbik pada otak binatang
mamalia hanya digunakan hanya untuk hal-hal yang sederhana seperti kemampuan
binatang merekam sesuatu yang meyenagkan dan tidak meyenangkan. Sedangkan
sistem limbik pada manusia memiliki fungsi yang sangat kompleks. Otak manusia
terbagi atas cereblal cortex disebut neo
cortex, basal ganglia, sistem limbik, otak tengah, batang otak, dan otak kecil. Neocortex disebut juga “The Thinking Cap” atau otak berfikir
atau otak rasional yang sekaligus menjadi bagian otak luar yang menutupi bagian
otak yang ada di dalam yaitu sistem limbik. Neocortex meliputi 80 persen dari
seluruh volume otak manusia. Neocortex pada otak manusia memberikan kemampuan
untuk berfikir, berpersepsi, berbicara berprilaku dan sebagainya.[12]
Sistem limbic atau disebut juga
sebagai otak emosional yang merupakan pusat otak yang berperan dalam
mengendalikan emosi. Sistem limbic berasal dari bahasa latin Limbus yang
artinya kerah atau cincin yang membungkus batang otak seperti kerah.[13]
Lebih lanjut Taufik Bahaudin
(1999:60 ) menjelaskan bahwa sistem limbic memberikan konstribusi yang mendasar
terhadap proses belajar, yaitu melakukan peran vital dalam meneruskan informasi
yang diterima kedalam memori. Sistem limbic juga terkait dengan peran thalamus
dan hypothalamus yang berperan dalam mengatur suhu tubuh, keseimbangan kimia
tubuh, detak jantung, tekanan darah dan seks. Sistem limbic merupakan pusat
pengaturan emosi seperti marah, senang, rasa lapar, haus, kenyang dan lainnya.
Sistem limbic juga terlibat dalam bekerjanya sistem ingatan, yaitu pengiriman
informasi dari ingatan berjangka pendek ke ingatan jangka panjang.
Neocortex atau cerebral cortex
terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan kiri.
Masing-masing kedua belahan ini bertanggung jawab terhadap cara berpikir dan
masing-masing memiliki spesialisasi dalam kemampuan–kemampuan tertentu.[14]
Taufik Bahaudin menjelaskan bahwa, belahan
otak kanan terkait mengenai gambar, imajinasi, warna, ritme dan ruang. Otak
kiri berkenaan dengan angka-angka, kata-kata, logika, urutan atau daftar dan
rincian–rincian.[15]
Secara umum otak kiri memainkan
peranan penting dalam pemrosesan logika, kata-kata, matematika dan urutan atau
yang disebut sebagai otak yang berkaitan dengan pembelajaran akademis. Otak
kanan berkaitan dengan irama, rima, musik. Gambar dan imajinasi atau yang
disebut sebagai otak berkaitan dengan aktivitas kreatif. Kedua belahan otak ini
dihubungkan oleh corpus collosum yang secara konstan menyeimbangkan pesan-pesan
yang datang dan menggabungkan gambar yang abstrak dan holistik dengan pesan
kongkret dan logis. ( Gordon Dryden Jeannette Vos. 2003:125 ). [16]
Sebagian besar orang hanya
menggunakan otak kirinya sebagai berkomunikasi dan perolehan informasi dalam
bentuk verbal ataupun tertulis. Bidang pendidikan, bisnis, dan sains cenderung
yang digunakan adalah otak belahan kiri. Dalam proses belajar siswa selalu
dituntut untuk mempergunakan belahan otak kiri ketika menerima materi
pelajaran. Materi pelajaran akan diubah dan diolah dalam bentuk ingatan.
Terkadang siswa tidak dapat mempertahankaan ingatan tersebut dalan jangka waktu
yang lama. Hal itu disebabkan karena tidak adanya keseimbangan antara kedua
belahan otak yang akhirnya dapat menimbulkan terganggunya kesehatan fisik dan
mental seseorang.
Untuk menyeimbangkan kecenderungan
salah satu belahan otak maka diperlukan adanya masukan musik dan estetika dalam
proses belajar. Masukan musik dan estetika dapat memberikan umpan balik positif
sehingga dapat menimbulkan emosi positif yang membuat kerja otak lebih efektif.[17]
Informasi yang diperloleh siswa
dalam bentuk materi pelajaran akan diolah dan disimpan menjadi sebuah ingatan.
Ingatan jangka pendek yang diubah menjadi sebuah ingatan jangka panjang
memerlukan keterlibaan kerja sistim limbic. Siswa menginginkan materi pelajaran
yang diterima dalam proses belajar menjadi sebuah ingatan jangka panjang. Siswa
melakukan berbagai hal untuk menyimpan ingatan tersebut menjadi ingatan jangka
panjang, salah satunya dengan mencatat materi pelajaran yang telah dipelajari.
Mencatat merupakan salah satu usaha
untuk meningkatkan daya ingat. Otak manusia dapat menyimpan segala sesuatu yang
dilihat, didengar dan dirasakan. Tujuan pencatatan adalah membantu mengingat
informasi yang tersimpan dalam memori tanpa mencatat dan mengulangi informasi,
siswa hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang diajarkan.
Umumnya siswa membuat catatan
tradisional dalam bentuk tulisan linier panjang yang mencakup seluruh isi
materi pelajaran, sehingga catatan terlihat sangat monoton dan membosankan.
Umumnya catatan monoton akan menghilangkan topik-topik utama yang penting dari
materi pelajaran.
Otak tidak dapat langsung mengolah informasi
menjadi bentuk rapi dan teratur melainkan harus mencari, memilih, merumuskan
dan merangkainya dalam gambar-gambar, simbol-simbol, suara, citra, bunyi dan
perasaan sehingga informasi yang keluar satu persatu dihubungkan oleh logika,
diatur oleh bahasa dan menghasilkan arti yang dipahami. Teknik mencatat dapat
terbagi menjadi dua bagian. Pertama
catat, tulis, susun (CTS), yaitu teknik mencatat yang mampu mensinergiskan
kerja otak kiri dengan otak kanan, sehingga konsentrasi belajar dapat meningkat
sepuluh kali lipat. Catat, tulis, susun, menghubungkan apa yang didengar
menjadi poin-poin utama dan menuliskan pemkiran dan kesan dari materi pelajaran
yang telah dipelajari (Bobbi de Portyer dan Hernacki, 1999: 152).
Teknik mencatat kedua, pemetaan pikiran (mind
mapping), yaitu cara yang paling mudah untuk
memasukan informasi kedalam otak dan untuk kembali mengambil informasi dari
dalam otak. Peta pemikiran merupakan teknik yang paling baik dalam membantu
proses berfikir otak secara teratur karena menggunakan teknik grafis yang
berasal dari pemikiran manusia yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci
universal sehingga membuka potensi otak (Tonny dan Bary Buzan, 2004: 68).
Mind merupakan gagasan berbagai
imajinasi. Mind merupakan suatu keadaan yang timbul bila otak (brain) hidup dan sedang bekerja.[18]
Menurut Bobbi de Porter dan
Hernacki (199: 152) Peta Pikiran merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak
dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk
suatu kesan yang lebih dalam.
Pemetaan pikiran merupakan teknik
visualisasi verbal ke dalam gambar. Peta pikiran sangat bermanfaat untuk
memahami materi, terutama materi yang diberikan secara verbal. Peta pikiran
bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya
dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kemabli informasi yang telah
dipelajari.[19]
Berikut ini disajikan perbedaan
antara catatan tradisioanl (catatan biasa) dengan catatan Pemetaan Pikiran (Mind Mapping).
Tabel . Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Maping[20]
Catatan Biasa
|
Mind Map
|
1.
Hanya berupa
tulisan-tulisan saja
|
1.
Berupa tulisan,
symbol, dan gambar
|
2.
Hanya dalam satu
warna
|
2.
Berwarna-warni
|
3.
Untuk mereview ulang
membutuhkan waktu yang lama
|
3.
Untuk mereview ulang
membutuhkan waktu yang pendek
|
4.
Waktu yang
diperlukan untuk belajar lebih lama
|
4.
Waktu yang
diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif
|
5.
statis
|
5.
membuat individu
menjadi lebih kreatif
|
Dari uraian tersebut, peta pikiran
(Mind Mapping) adalah satu teknik
mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan
mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan
adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk
mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun
secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan
otak dalam menyerap informasi yang diterima.
Peta pikiran yang dibuat oleh siswa
dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan
perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap harinya. Suasana menyenangkan
yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan
mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Tugas guru dalam proses belajar adalah
menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam
proses pembuatan Mind Mapping.
Quantum merupakan interaksi yang
mengubah energi menjadi cahaya. Quantum Learning merupakan seperangkat metode
dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur. Quantum learning
berakar dari uapaya Dr. Georgi Lozanov,
seorang psikolog yang berupaya mengembangkan prinsip yang disebut “suggestology” atau “suggestopedia”. Menurutnya sugesti dapat dan pasti mempengaruhi
hasil belajar dan setiap detil keadaan apapun memberikan sugesti positif atau
negative.[21]
Proses belajar yang dialami
seseorang sangat bergantung kepada lingkungan tempat belajar. Jika lingkungan
belajar dapat memberikan sugesti positif, maka akan baik dampaknya bagi proses
dan hasil belajar, sebaliknya jika lingkungan tersebut memberikan sugesti negatif
maka akan buruk dampaknya bagi proses dan hasil belajar. Lingkungan belajar
yang baik akan memberikan kekuatan AMBAK (Apa Manfaatnya BAgiKu) dalam diri
siswa. Jika siswa memiliki kekuatan tersebut, maka siswa akan termotivasi untuk
melakukan kegiatan.
Motivasi merupakan kekuatan atau
daya. Motivasi merupakan suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam
diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun
tidak disadari.[22]
Motivasi dapat muncul karena adanya
sugesti positif dari siswa sebagai akibat dari lingkungan belajar yang
menyenangkan. Suasana dan keadaan ruangan kelas menunjukkan arena belajar yang
dapat mempengaruhi emosi sehingga sugesti-sugesti tersebut menjadi cahaya yang
mampu menjadi lokomotif yang dapat membangkitkan energi belajar.
Sebagaimana rumus Fisika yang
terkenal dengan rumus kuantum E = mc²
Energi merupakan masa kali
kecepatan cahaya kuadrat. Tubuh secara fisik dapat diartikan sebagai materi agar
menghasilkan banyak energi cahaya, maka siswa berusaha menjalin interaksi,
hubungan dan inspirasi.[23]
Quantum Learning memadukan Suggestology,
Neuroligistik (NLP) dan mempercepat belajar dengan teori. Neuroligistik (NLP),
yaitu suatu penelitian yang mengkaji bagaimana otak mengatur informasi yang
ada. Adanya hubungan antara keterlibatan emosi, memori jangka panjang dan
belajar. Neuorolinguistik dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian
diantara siswa dan guru.[24]
Neuro-Linguistik Programming (NLP),
berbicara mengenai bagaimana cara pengendalian fisiologis bisa mempengaruhi
atau mengendalikan emosi dan otak. Tinggi rendahnya kemampuan fisiologis ini
tergantung pada tinggi atau rendahnya tingkat kesehatan tubuh. Secara sederhana
NLP berperan melalui pengendalian fisiologis yang baik dapat meningkatkan atau
mengembangkan pola pikir yang lebih baik. Pola pikir yang membuat perilaku
seseorang sehari-hari menjadi kompetitif, mampu mencapai hasil kerja yang luar
biasa dan pada akhirnya akan membuat seseorang mencapai kehidupan yang lebih
baik dan bernilai.[25]
Daniel Goleman menjelaskan,
seseorang dalam menjalani kehidupan dan belajar bukan saja melibatkan IQ tetapi
juga melibatkan emosi suasana dan pikiran, kekuatan emosi, bekerja sama dalam
pikiran dan rasional, mengaktifkan atau menonaktifkan pikiran sehingga dapat
menuntun keputusan seseorang setiap waktu. IQ tidak dapat bekerja pada
puncaknya jika tidak ada keterlibatan emosional (Bobbi de Porter dkk, 2000 : 22)
Perpaduan Quantum Learning lainnya
adalah mempercepat belajar (Accelerated
Learning), merupakan seperangkat
metode dan teknik pembelajaran yang memungkinkan anak didik dan kecepatan yang
mengesankan, tetapi melalui upaya normal dengan penuh keceriaan. Belajar Quantum
menyatukan permainan. Hiburan, cara berfikir dan bersikap positif. Kebugaran
fisik dan kesehatan emosional yang terpelihara dan dikemas secara sinergis
dalam aktivitas pembelajaran mendorong terjadinya pemercepatan belajar (Nandang
Hidayat.2004).
Berdasarkan uraian pengertian Quantum
Learning dapat ditarik kesimpulan bahwa Quantum Learning adalah suatu metode
belajar yang memadukan antara berbagai sugesti positif dan inteksinya dengan
lingkungan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang.
Lingkungan belajar yang menyenangkan serta munculnya emosi sebagai keterlibatan
otak dapat menciptakan sebuah interaksi yang baik dalam proses belajar yang
akhirnya dapat menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang sehingga
secara langsung dapat mempengaruhi proses belajar.
1. Pengaruh Metode Quantum Learning dengan Teknik Peta Pikiran
(mind mapping) terhadap Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar adalah puncak
hasil belajar yang dapat mencerminkan hasil keberhasilan belajar siswa terhadap
tujuan belajar yang telah ditetapkan. Hasil belajar siswa dapat meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (tingkah laku). Salah satu
tes yang dapat melihat pencapaian hasil belajar siswa adalah dengan melakukan
tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar yang dilaksanakan oleh siswa
memiliki peranan penting, baik bagi guru ataupun bagi siswa yang bersangkutan.
Bagi guru, tes prestasi belajar dapat mencerminkan sejauh mana materi pelajaran
dalam proses belajar dapat diikuti dan diserap oleh siswa sebagai tujuan
instruksional. Bagi siswa tes prestasi belajar bermanfaat untuk mengetahui
sebagai mana kelemahan-kelemahannya dalam mengikuti pelajaran.
Mind mapping atau pemetaan pikiran
merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran
yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan. Peta pikiran
merupakan bentuk catatan yang tidak monoton karena mind mapping memadukan
fungsi kerja otak secara bersamaan dan saling berkaitan satu sama lain. Sehngga
akan terjadi keseimbangan kerja kedua belahan otak. Otak dapat menerima
informasi berupa gambar, simbol, citra, musik dan lain lain yang berhubungan
dengan fungsi kerja otak kanan.
Pembelajaran konvensional adalah
pembelajaran yang memusatkan kegiatan belajar pada guru. Siswa hanya duduk,
menengarkan dan menerima informasi. Cara penerimaan informasi akan kurang
efektif karena tidak adanya proses penguatan daya ingat, walaupun ada proses
penguatan yang berupa pembuatan catatan, siswa membuat catatan dalam bentuk
catatan yang monoton dan linear.
Penggunaan metode pembelajaran yang
sesuai sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Dengan metode pembelajaran
yang yang sesuai siswa dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi dan dapat
mengembangkan potensi yang tersimpan dalam dirinya. Metode quantum learning
adalah metode yang sangat tepat untuk pencapian hasil belajar yang diinginkan
dan untuk pengembangan potensi siswa. Proses belajar siswa sangat dipengaruhi
oleh emosi di dalam dirinya, emosi dapat mempngaruhi pencapaian hasil belajar
apakah hasilnya baik atau buruk. Metode pembelajaran Quantum berusaha
menggabungkan kedua belahan otak yakni otak kiri yang berhubungan dengan hal
yang bersifat logis (seperti belajar) dan otak kanan yang berhubungan dengan
keterampilan (aktivitas kreatif).
Salah satu teknik mencatat yang
dikembangkan dalam metode pembelajaran Quantum adalah teknik pemetaan (mind
mapping). Dengan digunakannya mind mapping maka akan terjadi keseimbangan kerja
kedua belahan otak. Dengan adanya teknik mind mapping atau pemetaan pikiran
diduga prestasi siswa akan meningkat.
2. Pengaruh Metode Quantum Learning dengan Teknik Peta Pikiran
(Mind Mapping) terhadap kreativitas (sikap kreatif siswa).
Kreativitas adalah segala potensi
yang terdapat dalam setiap diri individu yang meliputi ide-ide atau
gagasan-gagasan yang dapat dipadukan dan dikembangkan sehingga data menciptakan
suatu produk yang baru dan bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Kreativitas
muncul karena adanya motivasi yang kuat dari diri individu yang bersangkutan.
Produk dari kreativitas dapat dihasilkan melalui serangkaian tahapan yang
memerlukan waktu relatif lama. Secara efektif individu kreatif memiliki ciri
rasa ingin tahu yan besar, tertarik terhadap tugas-tugas majemuk yang dirasakan
sebagai tantangan, berani mengambil resiko untuk membuat kesalahan, mempunyai
rasa humor, ingin mencari pengalaman-pengalaman baru.
Mind mapping dapat menghubungkan
ide baru dan unik dengan ide yang sudah ada, sehingga menimbulkan adanya
tindakan spesifik yang dilakukan oleh siswa. Dengan penggunaan warna dan
simbol–simbol yang menari akan menciptakan suatu hasil pemetaan pikiran yang
baru dan berbeda. Pemetaan pikiran merupakan salah satu produk kreatif yang
dihasilkan oleh siswa dalam kegiatan belajar.
Siswa cenderung membuat catatan
dalam bentuk linier dan panjang sehingga siswa mengalami kesulitan dalam
mencari pokok ataupun point-point materi pelajaran yang telah dipelajari. Dalam
metode konvensional siswa tidak banyak terlibat baik dari segi berfikir dan
bertindak. Siswa hanya menerima informasi yang telah diberikan oleh guru tanpa
adanya keterlibatan kegiatan psikomotoriknya.
Sistem limbic pada otak manusia
memiliki peranan penting dalam penyimpanan dan pengaturan informasi (memori) dari memori jangka pendek
menjadi memori jangka panjang secara tepat. Dalam proses belajar, siswa menginginkan
materi pelajaran yang diterima menjadi memori jangka panjang sehingga ketika
materi tersebut diperlukan kembali siswa dapat mengingatnya. Belahan neocortex juga memiliki peranan penting
dalam penguatan memori. Belahan otak kiri yang berkaitan dengan kata-kata,
angka, logika, urutan, dan rincian (aktivitas akademik). Belahan otak kanan
berkaitan dengan warna, gambar, imajinasi, dan ruang atau disebut sebagai
aktivitas kreatif. Jika kedua belahan neocortex ini dipadukan secara bersamaan
maka informasi (memori) yang diterima dapat bertahan menjadi memori jangka
panjang. Mind Mapping merupakan teknik mencatat yang memadukan kedua belahan
otak. Sebagai contoh, catatan materi pelajaran yang dimiliki siswa dapat
dituangkan melalui gambar, simbol dan warna. Mind Mapping mewujudkan harapan
siswa untuk memori jangka panjang. Materi pelajaran yang dibuat dalam bentuk
peta pikiran akan mempermudah sistem limbic memproses informasi dan
memasukkannya menjad memori jangka panjang.
Keuntungan lain penggunaan catatan
mind mapping yaitu membiasakan siswa untuk melatih aktivitas kreatifnya
sehingga siswa dapat menciptakan suatu produk kreatif yang dapat bermanfaat
bagi diri dan lingkungannya. Hal lain yang berkaitan dengan sistim imbik yaitu
peranaannya sebagai pengatur emosi seperti marah, senang, lapar, haus dan
sebagainya. Emosi sangat diperlukan untuk menciptakan motivasi belajar yang
tinggi. Motivasi yang tinggi dapat menambah kepercayaan diri siswa, sehingga
siswa tidak ragu dan malu serta mau mengembangkan potensi-potensi yang terdapat
dalam dirinya terutama potensi yang berhubungan dengan kreativitas. Pemetaan
pikiran yang terdapat dalam pembelajaran kuantum adalah salah satu produk
kreatif bentuk sederhana yang dapat dikembangkan. Dengan teknik mencatat
pemetaan pikiran diduga kreatifitas (sikap kreatif) siswa akan meningkat.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus
dilalui dalam proses belajar, pembelajaran memiliki dua unsur penting yakni
siswa dan guru. Bagi siswa metode pembelajaran sangat penting dalam menentukan
prestasi dan pengembangan potensi pribadi. Guru memiliki peranan penting dalam
menerapkan metode pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan belajar yang
diinginkan. Quantum learning sebagai salah satu metode belajar dapat memadukan
antara berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang. Lingkungan belajar yang
menyenangkan dapat menimbulkan motivasi pada diri seseorang sehingga secara langsung
dapat mempengaruhi proses belajar metode Quantum Learning dengan teknik Peta
Pikiran (Mind Mapping) memiliki manfaat yang sangat baik untuk meningkatkan
potensi akademis (prestasi belajar) maupun potensi kreatif yang terdapat dalam
diri siswa.
Dengan penggunaan teknik Mind Mapping, hasil prestasi belajar dan
kreativitas siswa lebih meningkat yang berdampak besar terhadap lembaga
Pendidikan itu sendiri. Semakin baik metode pembelajaran yang diterapkan oleh
tenaga pendidik atau guru maka akan semakin baik pulalah hasil prestasi belajar
siswa sehingga kualitas lembaga pendidikan tersebut semakin tinggi yang
berdampak pada perubahan pola berfikir anak bangsa yang semakin maju. Dan
membawa kualitas pendidikan bangsa ini menjadi lebih baik.
2.
Saran
Kreativitas adalah kunci bagi sukses mental seseorang, baik dalam
memunculkan ide-ide yang cemerlang dan orisinal, maupun mengingat apa yang
ingin diingat. Otak setiap orang pada dasarnya kreatif dan kita hanya perlu
menyediakan lingkungan yang benar untuk membebaskan seluruh potensi kreatifnya.
Tumbuhkan setiap kesempatan yang dimiliki untuk menjadi kreatif, dan selalu
mencoba untuk fleksibel dan menjauh dari yang “normal” –yakini bahwa seperti
otak kita, ide-ide kita sangat istimewa- dan ingatlah Mind Map adalah sekutu
terbesar yang kita miliki dalam hal melepaskan sang jenius ke dalam diri kita.
[1] http://Mind%20Map/Liputan%20Khusus%20Pendidikan.htm
[2] Tony Buzan. “Buku Pintar Mind Map”. Cet: V. Hal:2
[3] Ibid., hal: 4
[4] Tony dan Barry Buzan. “Memahami
Peta Pikiran : The Mind Map Book”. Hal: 68
[5] Drs. Agoes Soejanto. “Bimbingan ke Arah Belajar yang Sukses”.
Cet: III. Hal: 12-13
[6] Ibid,. hal: 2
[7] Dr. Redja MUdyahardjo. “Filsafat Ilmu Pendidikan. Suatu Pengantar”.
Cet: III. Hal: 45-46
[8] Drs. Agoes Soejanto. “Bimbingan ke Arah Belajar yang Sukses”.
Cet: III. Hal: 13-18
[9] Tony Buzan. “Buku Pintar Mind Map”. Cet: V. Hal: 6-7
[10] Tony Buzan. “Buku Pintar Mind Map”. Cet: V. Hal: 9-13
[11] Eric Jensen dan Karen Makowitz. “Otak Sejuta Gygabite: Buku Pintar Membangun Ingatan Super”.Hal: 21
[13] Gordon Dryden. “Revolusi
Cara Belajar : The Learning Revolution Bagian I”. Hal: 117
[14]
Bobbi De Porter
dan Hernacki. “Quantum Learning:
Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan”. Hal: 28
[15] Taufik Bahaudin. “Brainware
Management: Generasi Kelima Manajemen Manusia”. Hal: 45
[16]http://www.Mind%20Map/Portal%20SMA%%201%20Bontang%20%20Mind%20Mapping%20Dalam%20Metode%20Quantum%20Learning.htm
[17] Bobbi De Porter dan Hernacki. “Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan”.
Hal: 38
[18] Taufik Bahaudin. “Brainware
Management: Generasi Kelima Manajemen Manusia”. Hal: 53
[19] Jensen. Eric dan Karen Makowitz. “Otak Sejuta Gygabite: Buku Pintar Membangun Ingatan Super”. Hal:
95
[20]Iwan Sugiarto. “Mengoptimalkan
Daya Kerja Otak Dengan Berfikir Holistik dan Kreatif”. Hal: 76
[21]De Porter Bobbi,dkk. “Quantum Teaching”. Hal: 14
[22] Abin Syamsudin Makmun. “Psikologi Kependidikan Remaja”.
Hal: 37
[23] Nandang Hidayat.
“Meningkatkan Energi Belajar Melalui Belajar kuantum (Quantum Learning)”.
[24] Bobbi De Porter dan Hernacki. “Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan”.
Hal: 14
[25] Taufik Bahaudin. “Brainware
Management: Generasi Kelima Manajemen Manusia”. Hal: 332
Tidak ada komentar:
Posting Komentar