Dalam mengajar, pendidik harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan.Setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama dalam hal mendidik anak didik . Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang pendidik ambil dalam pengajaran .[1]
Pendidik yang memandang anak didik sebagai pribadi yang
berbeda dengan anak didik lainnya,
akan berbeda dengan pendidik yang memandang anak didik sebagai
makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah
penting untuk meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik . Untuk
itu pendidik harus
menyadari dan memaklumi bahwasanya anak didik itu merupakan individu dengan
segala perbedaannya sehingga dibutuhkan beberapa pendekatan dalam proses belajar mengajar .
Ada beberapa pendekatan yang diharapkan dapat membantu pendidik dalam menyelesaikan
berbagai masalah dalam kegiatan
belajar mengajar , diantaranya:
1.
Pendekatan Individual,
Pada kasus-kasus tertentu yang timbul
dalam kegiatan belajar
mengajar dapat diatasi dengan pendekatan individual . Misalnya untuk menghentikan anak didik yang suka bicara. Caranya
dengan memisahkan atau memindahkan salah satu dari anak didik tersebut pada tempat yang terpisah dengan jarak
yang cukup jauh. Anak didikyang
suka bicara ditempatkan pada kelompok anak didik yang pendiam. Persoalankesulitan belajar anak didik lebih
mudah dipecahkan dengan menggunakanpendekatan
individual , walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan. Jadipendekatan individual adalah pendekatan yang dilakukan guru dengan memperhatikan perbedaan
anak didik pada aspek individual masing-masing.
2.
Pendekatan Kelompok,
Pendekatan kelompok memang suatu saat dibutuhkan dan
digunakan untuk membangun dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal
ini disadari bahwa anak didik adalah
sejenis makhluk homo socius yaitu makhluk yang cenderung untuk
hidup bersama.
Dengan penekanan pendekatan kelompok , diharapkan dapat ditumbuhkembangkan
rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik . Mereka dibangun untuk mengendalikan rasa
egois yang ada pada diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap
kesetiakawanan sosial di kelas. Dan mereka sadar bahwa hidup ini saling
ketergantungan, tidak ada makhluk hidup yang terus menerus berdiri sendiri
tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak langsung, disadari atau
tidak disadari.
Jadi pendekatan kelompok adalah pendekatan yang dilakukan guru dengan tujuan membangun dan mengembangkan sikap sosial
anak didik serta membangun sikapkesetiakawanan
sosial . Misalnya anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja
sama dengan kelompok sehingga
akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang memiliki
kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang kekurangan. Sebaliknya
mereka yang memiliki kekurangan dengan rela hati mau belajar dari mereka yang
memiliki kelebihan tanpa rasa minder. Persaingan yang positif pun terjadi
di kelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar yang optimal serta anak
didik menjadi aktif, kreatif dan mandiri.
3. Pendekatan Variasi,
Permasalahan yang dihadapi anak didik biasanya bervariasi , maka pendekatan yang
digunakan pendidik akan lebih tepat dengan menggunakan pendekatan bervariasi pula. Misalnya
anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka berbicara akan berbeda
cara pemecahannya / solusinya dan menghendaki pendekatanyang berbeda-beda pula.
Pendekatan
bervariasi bertolak dari
konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar adalah bermacam-macam. Kasus
yang biasanya muncul dalam pengajaran adalah
berbagai motif sehingga diperlukan variasi
teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi ini sebagai
alat yang dapat guru gunakan
untuk kepentingan pengajaran .
Jadi pendekatan
variasi adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru untuk menghadapi permasalahan anak didik yang bervariasi dengan
menggunakanvariasi teknik pemecaham
masalah tersebut. Misalnya permasalahan anak didik yang tidak
disiplin dan anak didik yang suka bicara akan berbeda cara pemecahannya dan
menghendaki pendekatan yang berbeda pula. Demikian juga halnya terhadap
anak didik yang membuat keributan. Di sini guru dapat menggunakan teknik
pemecahan masalah dengan pendekatan
variasi.
4.
Pendekatan Edukatif,
Pendekatan yang benar untuk pendidik adalah dengan pendekatan edukatif .Setiap
tindakan, sikap dan perbuatan yang guru lakukan
harus bernilai pendidikan ,
dengan tujuan untuk mendidik anak
didik agar menghargai norma
hukum, norma susila, norma sosial dan norma agama . Dengan
tujuan menempatkan dan membangun karakter anak didik dengan pendidikan akhlak yang mulia. Membimbing
anak didik bagaimana cara memimpin teman-temannya dan anak-anak lainnya,
membangun bagaimana cara menghargai orang lain dengan cara mematuhi semua
perintah yang bernilai kebaikan.
Jadi pendekatan edukatif adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru terhadap anak didik yang bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai
norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial dan norma agama. Misalnya
ketika lonceng tanda masuk kelas telah berbunyi, anak-anak jangan dibiarkan
masuk dulu, tetapi mereka disuruh berbaris di depan pintu masuk dan ketua kelas
diperintahkan untuk mengatur barisan, dan anak-anak berbaris dalam kelompok
sejenisnya. Kemudian guru berdiri sambil mengontrol mereka. semuanya
dipersilahkan masuk kelas satu persatu menyalami guru dan mencium tangan guru
sebelum dilepas. Akhirnya semua anak masuk dan pelajaran pun dimulai.
5.
Pendekatan Pengalaman,
Experience is the best teacher, pengalaman
adalah guru terbaik. Pengalaman adalah guru yang tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapapun. Belajar dari pengalaman adalah
lebih baik dari pada sekedar bicara dan tidak pernah berbuat sama sekali. Belajar
adalah kenyataan yang ditampilkan dengan kegiatan fisik.
Meskipun pengalaman dibutuhkan dan dicari selama hidup, namun tidak
semuapengalaman dapat
bersifat mendidik. Suatu pengalaman dikatakan
tidak mendidik jika guru tidak membawa anak ke arah tujuan pendidikan . Fitur pengalaman yang edukatif adalah
berbasis pada satu tujuan yang berarti bagi anak, interaktif dengan lingkungan
dan menambahkan integrasi anak.
Betapa tingginya nilai pengalaman , maka disadari akan pentingnya pengalaman
itu untuk perkembangan jiwa anak, sehingga dijadikanlah pengalaman itu sebagai suatu
pendekatan. Maka pendekatan ini
sebagai frase yang baku dan diakui pemakaiannya dalam pendidikan.
Jadi pendekatan pengalaman adalah suatu pendekatan yang dilakukan
guru dengan memberikan pengalaman-pengalaman terhadap
siswa dalam rangkapenanaman nilai-nilai
pendidikan . Misalnya untuk pendidikan agama Islamdilakukan pendekatan keagamaan dengan cara siswa diberi kesempatan
untuk mendapatkan pengalaman
keagamaan baik secara individu maupun kelompok. Ketika bulan
Ramadhan tiba, semua kaum muslimin diwajibkan melaksanakan ibadah puasa. Di
malam bulan Ramadhan, setelah menunaikan shalat tarawih dilanjutkan dengan
kegiatan ceramah agama ( kultum ) yang disampaikan oleh ulama
/ dai / guru agama dengan penjadwalan yang telah ditentukan. Para siswa
siswi biasanya mendengarkan ceramah tersebut dan kegiatan ini oleh siswa
dijadikan sebagai pengalaman
keagamaan yang nantinya dilaporkan kepada guru dalam bentuk laporan
tertulis yang sudah ditanda tangani oleh pembicara.
6.
Pendekatan Pembiasaan,
Pembiasaan untuk anak adalah sangat penting. Karena
dengan pembiasaanitulah
akhirnya suatu aktifitas akan menjadi milik anak di kemudian hari. Pembiasaanyang baik akan membentuk
sosok manusia yang berkepribadian baik pula. Begitu juga dengan
sebaliknya.
Anak tidak seperti orang dewasa yang dapat
berpikir abstrak. Anak hanya bisa berpikir kongkrit. Anak kecil yang
belum kuat ingatannya akan lekas melupakan apa saja yang sudah dan baru
terjadi. Perhatian mereka lekas dan mudah beralih ke hal-hal yang baru
yang disukainya. [2]
Anak kecil memang belum memiliki kewajiban,
tetapi dia sudah memiliki hak. Salah satu untuk memberikan haknya di
bidang pendidikan adalah dengan
cara memberikan kebiasaan yang baik dalam kehidupan mereka. Dengan
pembiasaan itu maka akan berpengaruh pada lingkungan sekolah dan dalam
bermasyarakat.
Untuk itu maka metode mengajar yang perlu
dipertimbangkan antara lain metode latihan ( drill ),
pelaksanaan tugas, demonstrasi dan pengalaman langsung di lapangan.
Jadi pendekatan pembiasaan adalah pendekatan yang dilakukan guru terhadap murid melalui cara menanamkan kebiasaan yang baik dalam kehidupan mereka. misalnya
menanamkan kebiasaan untuk jujur, tidak berdusta, disiplin, tidak suka
berkelahi, ikhlas, gemar menolong, suka membantu fakir miskin, aktif
berpartisipasi dalam kegiatan yang baik-baik dan sebagainya.
7.
Pendekatan Emosional,
Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada dalam
diri seseorang. Emosiberhubungan
dengan masalah perasaan. Seseorang yang memiliki perasaan pasti dapat
merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun perasaan spiritual. Dan
di dalamnya ada perasaan intelektual, perasaan estetis, etis, sosial dan
perasaan harga diri.
Perasaan adalah fungsi jiwa untuk dapat mempertimbangkan
dan mengukur sesuatu menurut "rasa senang dan tidak senang, memiliki sifat
senang dan sedih, kuat dan lemah, lama dan sebentar, relatif dan tidak berdiri
sendiri sebagai pernyataan jiwa".[3]
Pendekatan emosional di sini dimaksudkan suatu usaha untuk
menggugah perasaan dan emosi siswa
dalam meyakini, memahami dan menghayati ajaran agamanya. Untuk mencapai
tujuan pendekatan emosional ini, metode
yang perlu dipertimbangkan adalah metode ceramah, bercerita dan sosiodrama.
Jadi pendekatan emosional adalah pendekatan yang dilakukan guru terhadapmurid melalui
rangsangan verbal maupun nonverbal serta melalui sentuhan-sentuhanemosi (perasaan). Misalnya
melalui rangsangan verbal seperti ceramah, cerita, sindiran, pujian, ejekan,
berita, dialog, anjuran, perintah dan sebagainya. Sedangkan rangsangan
nonverbal seperti bentuk perilaku berupa sikap dan perbuatan.
8.
Pendekatan Rasional,
Usaha yang terpenting bagi pendidik adalah
bagaimana memberikan peranan kepada akal ( rasio ) dalam
memahami dan menerima kebenaran ajaran agamanya termasuk mencoba memahami
hikmah dan fungsi ajaran agama.
Karena akal ( rasio ) itulah,
akhirnya dijadikan pendekatan
rasional guna kepentingan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Untuk mendukung
pemakaianpendekatan ini,
maka metode mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain metode ceramah,
tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, pelatihan dan pemberian tugas.
Jadi pendekatan rasional adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru terhadap murid dengan cara membimbing perkembangan
berpikir murid ke arah yang lebih baik sesuai dengan tingkat usianya. Misalnya,
pembuktian tentang sesuatu yang berhubungan dengan masalah keagamaan harus
disesuaikan dengan tingkat berpikir anak. Kesalahan pembuktian akan
berakibat fatal bagi perkembangan jiwa anak. Di sini usaha yang terpenting
bagi guru adalah bagaimana memberikan peran pada akal ( rasio)
dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama, termasuk mencoba memahami
hikmah dan fungsi ajaran agama.
9.
Pendekatan Fungsional,
Ilmu pengetahuan merupakan ilmu yang dapat
membentuk kepribadian anak. Anak dapat merasakan manfaat dari ilmu yang
didapatnya di sekolah. Anak mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu
untuk kepentingan hidupnya. Dengan begitu, maka nilai ilmu sudah fungsional di dalam diri anak.
Pendekatan
fungsional yang diterapkan
di sekolah diharapkan dapat menjembatani harapan tersebut. Diperlukan
metode-metode yang harus dipertimbangkan untuk memperlancar ke arah tersebut,
antara lain dengan metode pelatihan, pemberian tugas, ceramah, tanya jawab dan
demonstrasi.
Jadi pendekatan fungsional adalah pendekatan yang dilakukan guru terhadapmurid dengan
mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu untuk kepentingan hidup anak didik. Misalnya
pelajaran agama yang diberikan di kelas diimplementasikan ke dalam kehidupan
sehari-hari anak didik. Dan juga anak didik dapat merasakan manfaat ilmu
yang didapatnya di sekolah.
10. Pendekatan Keagamaan,
Mata pelajaran umum sangat berkepentingan
dengan pendekatan keagamaan .Hal
ini dimaksudkan agar nilai budaya ilmu itu tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama . Dengan
penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi,
pendidik dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran
umum. Tentu saja pendidik harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai
dengan mata pelajaran yang dipegang. Misalnya pelajaran biologi, pada
surat Yasiin ayat 34 dan 36 adalah bukti nyata untuk pelajaran biologi yang tidak
bisa dipisahkan dari ajaran agama. Surat Yasiin ayat 37-40 adalah dalil
nyata pendukung pendekatan keagamaan dalam mata pelajaran fisika.
Jadi pendekatan keagamaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur agama dalam setiap
mata pelajaran dan untuk menanamkan jiwa agama ke dalam diri siswa. Misalnya
guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran umum,
seperti guru menerangkan pelajaran biologi atau fisika. Di situ disebutkan
di dalam Al Qur'an surat Yasiin ayat 34, 36, 37, 38, 39 dan 40 dengan tujuan
untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama di dalam diri siswa yang pada akhirnya
nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami,
dihayati dan diamalkan oleh siswa tersebut.
11. Pendekatan kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan
memahami gagasan pikiran, pendapat dan perasaan secara lisan maupun tulisan.
Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui
struktur (tata bahasa dan kosa kata). Dengan demikian struktur berperan
sebagai alat pengungkapan makna (gagasan,
pikiran, pendapat dan perasaan).
Jadi pendekatan kebermaknaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur terpenting yaitu pada
bahasa dan makna. Misalnya pendekatan dalam rangka penguasaan bahasa
Inggris.
Daftar Bacaan:
[1] Syaiful Bahri Jamarah Dan Aswan Zain, Strategi
Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 62.
[2] M. Ngalim Purwanto, Ilmu
Pendidikan Teoritis Dan Praktis (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991),
224.
[3] Abu Ahmadi
dan Widodo Supriono, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta,
1991), 3
Baca Juga Artikel Pendidikan Lainnya :