Saat ini
teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi bagian dari gaya hidup
masyarakat Indonesia, kemajuannya luar biasa terutama dalam bidang komputer baik
desainernya maupun softwernya. Hampir setiap bulan para desainer, pabrikan,
ahli dalam bidang teknologi komputer terus menerus mengadakan penelitian dan
pengembangan teknologi. Bangsa Indonesia yang semakin
besar tidak luput dari kemajuan teknologi informasi ini, walaupun pada umumnya
berada pada tataran konsumen/pemakai yang kalah jauh dari negara tetangga yang
sudah masuk pada tataran desainer teknologi dan produsen komponen-komponen
informasi teknologi informasi terutama bidang komputer. Sehingga
barang elektronik harganya terjangkau oleh masyarakat. Untuk menyikapi
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat tersebut,
diperlukan adanya sumber daya yang handal agar negara kita tidak hanya menjadi
pemakai teknologi, namun bisa berkembang menjadi "pencipta:"
teknologi itu sendiri. Saat ini para siswa di sekolah
khususnya setingkat SMP/MTs atau yang sederajat, sudah mulai diberi sebuah mata
pelajaran yang berhubungan dengan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga
diharapkan para siswa setidaknya sudah tidak asing dalam penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi. Untuk itu diperlukan adanya
sistem pembelajaran yang baik agar para siswa bisa lebih mudah memahami
pembelajaran tentang teknologi informasi dan komunikasi.
Manusia secara berkelanjutan membutuhkan
pemahaman dan pengalaman agar bisa memanfaatkan TIK secara optimal dalam
menghadapi tantangan perkembangan zaman dan menyadari implikasinya bagi pribadi
maupun masyarakat. Siswa yang telah mengikuti dan memahami serta mempraktekkan
TIK akan memiliki kapasitas dan kepercayaan diri untuk memahami berbagai TIK
dan menggunakannya secara efektif. Selain dampak positif, siswa mampu memahami
dampak negatif, dan keterbatasan TIK, serta mampu memanfaatkan TIK untuk
mendukung proses pembelajaran dan memanfatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan semakin banyaknya situs pertemanan
seperti facebook, twitter, friendster, dan myspace membuat komunikasi
dan saling bertukar informasi semakin mudah. Belum lagi semakin menjamurnya
tempat membuat blog gratis di internet seperti wordpress, blogspot,
livejurnal, dan multiply. Membuat kita dituntut bukan hanya mampu mencari
dan memanfaatkan informasi saja, tetapi juga mampu menciptakan informasi di
internet melalui blog yang kita kelola dan terupdate dengan baik. Di
sanalah muncul kreativitas menulis yang membuat orang lain mendapatkan manfaat
dari tulisan yang kita buat. Namun sayangnya, kebiasaan menulis dan membaca
belum menjadi budaya masyarakat Indonesia, termasuk guru dan siswa di sekolah.
Para guru TIK dituntut agar para peserta didiknya mampu memanfaatkan TIK untuk
mengembangkan kreativitas menulis.
Pendidikan
sebagai pondasi pembangunan suatu bangsa memerlukan pembahuruan-pembaharuan
sesuai dengan tuntutan zaman. Keberhasilan dalam pendidikan selalu berhubungan
erat dengan kemajuan suatu bangsa yang berdampak meningkatnya kesejahteraan
kehidupan masyarakat. Pada era
teknologi tinggi (high technology) perkembangan dan transformasi ilmu
berjalan begitu cepat. Akibatnya, sistem pendidikan konvensional tidak akan
mampu lagi mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Pendekatan-pendekatan
modern dalam proses pengajaran tidak akan banyak membantu untuk mengejar
perkembangan ilmu dan teknologi jika sistem pendidikan masih dilakukan secara
konvensional.
Keperluan akan penguasaan TIK telah
diantisipasi oleh pemerintah dalam hal ini oleh Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas) dengan dimasukkannya kurikulum TIK dalam kurikulum 2004 dan
sekarang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mulai dari pendidikan
dasar sampai ke perguruan tinggi. Diharapkan dengan diimplementasikannya
kurikulum TIK ini akan meningkatkan kualitas proses pengajaran, kualitas
penilaian kemajuan siswa, dan kualitas administrasi sekolah.
B. Pembahasan
1. Pengertian Teknologi Informasi dan
Komunikasi
Berikut ini
beberapa pengertian TIK (ICT) menurut para ahli :
- Menurut Eric
Deeson, Harper Collins Publishers, Dictionary of Information
Technology, Glasgow,UK,1991
“Information Technology (IT) the handling of information by electric and electronic (and microelectronic) means.” Here handling includes transfer. Processing, storage and access, IT special concern being the use of hardware and software for these tasks for the benefit of individual people and society as a whole” - Information Technology in the National Curriculum,
England and Wales, 1995
“Information technology (IT) capability is characterized by an ability to use effectively IT tools an information source to analyse, process an present information, and to model, measure an control external events.
This
Involve :
- Using information sourcxes and IT tools to solve problems
- Using it tools and information source, sich as computer systems and software packages, to support learning in variety contexts;
- Understanding
the implication of IT for working life and society.
Pupils should be given opportunities, where appropriate, to develop and apply their IT capability in their study of National Curriculum subjects.” - Menurut Puskur Diknas Indonesia:
a. Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi
dan Teknologi Komunikasi. 1) Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal
yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan
pengelolaan informasi. 2) Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan
dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari
perangkat yang satu ke lainnya.
b. Teknologi
Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian
luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi,
pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media
- H.M. Stationery Office, (1980) dalam bukunya yang berjudul British Advisory Council for applied Research and Development: Report on Information Technology; mengatakan TIK adalah berbagai aspek yang melibatkan teknologi, rekayasa dan teknik pengelolaan yang digunakan dalam pengendalian dan pemrosesan informasi serta penggunaannya, komputer dan hubungan mesin (komputer) dan manusia, dan hal yang berkaitan dengan sosial, ekonomi dan kebudayaan Definisi lain tentang
- E.W. Martin et al. (1994) dalam bukunya yang berjudul Managing Information Technology: What Managers Need to Know. yang diterbitkan oleh :Prentice Hall di New York , Mengatakan TIK yaitu semua bentuk teknologi yang terlibat dalam pengumpulan, memanipulasi, komunikasi, presentasi dan menggunakan data (data yang ditransformasi menjadi informasi)
Dari beberapa
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Teknologi Informasi adalah suatu
teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan,
menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan
informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan juga
merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini
menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk
menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan
kebutuhan. Teknologi Komunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses
secara global. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi TIK adalah mendapatkan
informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi,
rekreasi, dan rohani. Juga dapat berkomunikasi dengan biaya murah seperti
fasilitas email yang dapat kita pergunakan dengan mudah di internet.
Melalui TIK, sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok
yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya sudah tidak lagi mengenal
batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya
yang dapat menghambat bertukar pikiran antar sesama kita. Perkembangan TIK
memicu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan
berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya
kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik.
Alangkah wajar bila sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang
dimulai dengan awalan e seperti e-commerce, e-government, e-education,
e-learning, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy,
dan lainnya yang berbasis TIK.
2.
Aplikasi TIK dalam Pembelajaran di
Sekolah
Di era global seperti sekarang
ini, sudah banyak digunakan teknologi khususnya teknologi informasi dan
komunikasi. Hal ini disebabkan karena teknologi tersebut telah mempengaruhi
hampir keseluruhan aspek kehidupan sehari-hari manusia. Oleh karena itu,
sebaiknya semua orang tidak 'gagap' teknologi. Banyak hasil penelitian
menunjukkan bahwa siapa yang terlambat menguasai informasi, maka terlambat
pulalah memperoleh kesempatan-kesempatan untuk maju. Informasi
sudah merupakan 'komoditi' sebagaimana layaknya barang ekonomi yang lain.
Peran informasi menjadi kian
besar dan nyata dalam dunia modern seperti sekarang ini. Hal ini bisa
dimengerti karena masyarakat sekarang sedang menuju ke era masyarakat informasi
(information age) atau
masyarakat ilmu pengetahuan (knowledge society). Oleh karena
itu, tidaklah mengherankan kalau perguruan tinggi yang menawarkan jurusan
informatika atau teknologi informasi berkembang dengan pesat. Dengan
pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat, internet telah
menjadi suatu medium belajar dan mengajar yang perlu diperhitungkan
kemanfaatannya. Internet mempunyai potensi yang besar dalam pembelajaran, baik
sebagai sumber belajar, media, maupun pendukung pengelolaan proses
belajar-mengajar (Koesnandar, dkk., 2007).
Mengingat berbagai ragam
informasi tersedia di internet dan dapat diakses secara lebih mudah, kapan
saja, dan di mana saja sehingga internet menjadi suatu kebutuhan dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, pengguna internet juga dapat berkomunikasi
dengan berbagai pihak lain secara mudah melalui teknik e-moderating
yang tersedia di internet (Soekartawi, 2002). Media
informasi tanpa batas yang belakangan ini populer dengan sebutan internet perlu
diketahui oleh peserta didik. Seperti halnya di dunia nyata maka di dunia maya
juga ada hal positif dan negatifnya. Artinya, internet dapat memberikan
informasi yang sifatnya mendidik, positif, dan bermanfaat bagi kemaslahatan
umat manusia. Sebaliknya, internet juga bisa dijadikan sebagai lahan kejelekan
dan kemaksiatan. Hanya etika, mental, dan keimanan masing-masing individu yang
menentukan batas-batasnya.
Interconnected Network atau yang
lebih populer dengan sebutan Internet adalah sebuah sistem komunikasi global
yang menghubungkan jutaan komputer dan jaringan komputer di seluruh dunia.
Setiap komputer dan jaringan terhubung, baik secara langsung maupun tidak
langsung ke beberapa jalur utama yang disebut internet
backbone dan dibedakan satu dengan yang lainnya melalui unique
name yang biasa disebut dengan alamat IP
32 bit. Contoh: 202.155.4.230 . Komputer dan jaringan
dengan berbagai platform yang mempunyai perbedaan dan ciri khas masing-masing
(Unix, Linux, Windows, Mac, dan lainnya) bertukar informasi dengan sebuah
protokol standar yang dikenal dengan nama TCP/IP (Transmission
Control Protocol/Internet Protocol). TCP/IP tersusun atas 4 layer
(network access, internet, host-to-host transport, dan application)
yang masing-masing memiliki protokolnya
sendiri-sendiri.
E-learning atau electronic
learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk
mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di
negara-negara yang sedang berkembang. Banyak orang menggunakan istilah yang
berbeda-beda mengenai e-learning, namun,
pada prinsipnya e-learning adalah
pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya. Untuk
menyederhanakan istilah, maka electronic learning disingkat
menjadi e-learning. Kata ini terdiri dari dua
bagian, yaitu 'e' yang merupakan singkatan dari 'electronica'
dan 'learning' yang
berarti 'pembelajaran'. Jadi e-learning berarti
pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Dalam
pelaksanaannya, e-learning menggunakan
jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya.
Soekartawi merumuskan e-learning
sebagai "a generic term for all
technologically supported learning using an array of teaching and learning
tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite
transmissions, and the more recognized web-based training or computer aided
instruction also commonly referred to as online courses (Soekartawi,
2002). Dari definisi ini, e-learning adalah
pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon,
audio, videotape, transmisi satelit atau komputer.
Lebih lanjut, Soekartawi mengemukakan tiga hal yang
mendorong mengapa e-learning menjadi
salah satu pilihan untuk penyelesaian masalah pendidikan, yaitu (a) pesatnya
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang tidak hanya menjangkau
negara-negara maju melainkan juga negara-negara berkembang, (b) tersedianya
infrastruktur telekomunikasi yang memungkinkan terbukanya secara meluas peluang
masyarakat untuk mengakses internet, dan (c) makin
meningkatnya jumlah organisasi dan anggota masyarakat yang berpartisipasi dalam
menyediakan jasa layanan internet.
Dari uraian tersebut di atas dapatlah dikemukakan
empat karakteristik e-learning, yaitu (a)
memanfaatkan jasa teknologi elektronik yang memudahkan guru dan peserta didik,
peserta didik dan sesama peserta didik atau guru dan sesama guru dapat
berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang
protokoler; (b) memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan jaringan
komputer); (c) menggunakan bahan belajar mandiri (self-learning
materials) yang disimpan di jaringan
komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan peserta didik kapan dan di mana
diperlukan; dan (d) memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan
belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat
setiap saat di komputer.
Pemanfaatan e-learning tidak
terlepas dari jasa internet karena teknik pembelajaran yang tersedia di
internet begitu lengkap sehingga akan memberikan pengaruh terhadap tugas guru
dalam proses pembelajaran. Dahulu, proses belajar-mengajar didominasi oleh
peran guru (era of teacher). Kini,
proses belajar-mengajar banyak didominasi oleh peran guru dan buku (era of
teacher and book) dan pada masa mendatang proses
belajar-mengajar akan didominasi oleh peran guru, buku dan teknologi (era of
teacher, book, and technology).
Namun sayangnya, di
negeri kita yang kaya ini, dan terdiri dari berbagai pulau, hal di atas masih
seperti mimpi karena struktur dan kultur serta SDM guru yang profesional belum
merata dengan baik. Di berbagai kota besar seperti Jakarta misalnya, beberapa
sekolah maju dan internasional telah mengaplikasikannya, tetapi buat
sekolah-sekolah di daerah, mungkin masih jauh panggang dari api dalam
mengaplikasikan TIK
Meskipun TIK dalam
bentuk komputer dan internet telah terbukti banyak menunjang proses
pembelajaran anak secara lebih efektif dan produktif, namun di sisi lain masih
banyak kelemahan dan kekurangan. Dari sisi kegairahan kadang-kadang anak-anak
lebih bergairah dengan internetnya itu sendiri dibandingkan dengan materi yang
dipelajari. Terkadang anak-anak lebih senang bermain games ketimbang materi
yang diberikan oleh guru. Karena games sangat menarik peserta didik untuk rehat
sejenak dari segala pembelajaran yang diterimanya di sekolah. Dapat juga
terjadi proses pembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga
mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial. Dari aspek informasi yang
diperoleh, tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari internet sehingga
sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis terhadap informasi
yang diperoleh. Bagi anak-anak sekolah dasar penggunaan internet yang kurang
proporsional dapat mengabaikan peningkatan kemampuan yang bersifat manual
seperti menulis tangan, menggambar, berhitung, dan sebagainya. Dalam hubungan
ini guru perlu memiliki kemampuan dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara
proporsional dan demikian pula perlunya kerjasama yang baik dengan orang tua
untuk membimbing anak-anak belajar di rumah masing-masing
Dengan memperhatikan pengalaman beberapa negara sebagaimana
dikemukakan di atas, jelas sekali TIK mempunyai pengaruh yang cukup berarti
terhadap proses dan hasil pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. TIK
telah memungkinkan terjadinya individuasi, akselerasi, pengayaan, perluasan,
efektivitas dan produktivitas pembelajaran yang pada gilirannya akan
meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan SDM secara
keseluruhan. Melalui penggunaan TIK setiap siswa akan terangsang untuk belajar
maju berkelanjutan sesuai dengan potensi dan kecakapan yang dimilikinya.
Pembelajaran dengan menggunakan TIK menuntut kreativitas dan kemandirian diri
sehingga memungkinkan mengembangkan semua potensi yang dimilikinya.
Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern di abad-21 ini
kreativitas dan kemandirian sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan
berbagai tuntutan. Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan
beberapa alasan antara lain: pertama, kreativitas memberikan
peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya, kedua,
kreativitas memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam
pemecahan masalah, ketiga, kreativitas dapat memberikan
kepuasan hidup, dan keempat, kreativitas memungkinkan manusia
meningkatkan kualitas hidupnya. Dari segi kognitifnya, kreativitas merupakan
kemampuan berfikir yang memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian, dan
perincian. Sedangkan dari segi afektifnya kreativitas ditandai dengan motivasi
yang kuat, rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas majemuk, berani menghadapi
resiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, memiliki rasa humor,
selalu ingin mencari pengalaman baru, menghargai diri sendiri dan orang lain,
dan sebagainya.
Karya-karya kreatif
ditandai dengan orisinalitas, memiliki nilai, dapat ditransformasikan, dan
dapat dikondensasikan. Selanjutnya kemandirian sangat diperlukan dalam
kehidupan yang penuh tantangan ini sebab kemandirian merupakan kunci utama bagi
individu untuk mampu mengarahkan dirinya ke arah tujuan dalam kehidupannya.
Kemandirian didukung dengan kualitas pribadi yang ditandai dengan penguasaan
kompetensi tertentu, konsistensi terhadap pendiriannya, kreatif dalam berfikir
dan bertindak, mampu mengendalikan dirinya, dan memiliki komitmen yang kuat
terhadap berbagai hal.
3. Peran guru dalam mengaplikasikan TIK di sekolah
Semua hal itu
tidak akan terjadi dengan sendirinya karena setiap siswa memiliki kondisi yang
berbeda antara satu dengan lainnya. Siswa memerlukan bimbingan baik dari guru
maupun dari orang tuanya dalam melakukan proses pembelajaran dengan dukungan TIK.
Dalam kaitan ini guru memegang peran yang amat penting dan harus menguasai
seluk beluk TIK dan yang lebih penting lagi adalah kemampuan memfasilitasi
pembelajaran anak secara efektif. Peran guru sebagai pemberi informasi harus
bergeser menjadi manajer pembelajaran dengan sejumlah peran-peran tertentu,
karena guru bukan satu-satunya sumber informasi melainkan hanya salah satu
sumber informasi.
Dalam bukunya yang
berjudul “Reinventing Education”, Louis V. Gerstmer, Jr. dkk (1995), menyatakan
bahwa di masa-masa mendatang peran-peran guru mengalami perluasan yaitu guru
sebagai: pelatih (coaches), konselor, manajer pembelajaran,
partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang. Sebagai pelatih
(coaches), guru harus memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi
siswa untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan
kondisi masing-masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan
tidak memberikan satu cara yang mutlak. Hal ini merupakan analogi dalam bidang
olah raga, di mana pelatih hanya memberikan petunjuk dasar-dasar permainan,
sementara dalam permainan itu sendiri para pemain akan mengembangkan
kiat-kiatnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang ada. Sebagai konselor,
guru harus mampu menciptakan satu situasi interaksi belajar-mengajar,
di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang
kondusif dan tidak ada jarak yang kaku dengan guru.
Disamping itu,
guru diharapkan mampu memahami kondisi setiap siswa dan membantunya ke arah
perkembangan optimal. Sebagai manajer pembelajaran, guru
memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola
keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh
sumber-sumber penunjang pembelajaran. Sebagai partisipan, guru
tidak hanya berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilaku belajar dari
interaksinya dengan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa guru bukanlah
satu-satunya sumber belajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai fasilitator
pembelajaran siswa. Sebagai pemimpin, diharapkan guru mampu
menjadi seseorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku
menuju tujuan bersama. Disamping sebagai pengajar, guru harus mendapat
kesempatan untuk mewujudkan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam
berbagai kegiatan lain di luar mengajar. Sebagai pembelajar, guru
harus secara terus menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta
meningkatkan kualitas profesionalnya. Sebagai pengarang, guru
harus selalu kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan
untuk melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Guru yang mandiri bukan sebagai
tukang atau teknisi yang harus mengikuti satu buku petunjuk yang baku,
melainkan sebagai tenaga yang kreatif yang mampu menghasilkan berbagai karya
inovatif dalam bidangnya. Hal itu harus didukung oleh daya abstraksi dan
komitmen yang tinggi sebagai basis kualitas profesionaliemenya. Oleh karenanya,
guru dituntut untuk membuat buku.
Sayangnya saat
ini, masih banyak guru kita yang belum melek TIK atau ICT (Information and
Communcation Technology). Mengacu pada hal tersebut di atas, sudah saatnya
“GERAKAN MELEK ICT (ICT LITERACY MOVEMENT)” menjadi gerakan nasional
yang sama “urgent”nya atau lebih “urgent” dibandingkan dengan
GERAKAN KELUARGA BERENCANA di jaman Orde Baru dahulu, jaman Presiden Soeharto.
Mudah-mudahan, dengan dibentuknya gerakkan melek ICT di sekolah, para guru
dapat memaksimalkan potensi TIK dalam proses pembelajarannya. Pemerintah maupun
swasta perlu bekerja sama dalam membantu guru melakukan pelatihan-pelatihan di
bidang ICT, seperti penguasaan power point, ngeblog di internet, bikin software
untuk bahan ajarnya, seperti menguasai program Macromedia Flash, Camtasia, dan
lain sebagainya.
Aplikasi dan
potensi TIK dalam pembelajaran di sekolah yang dikembangkan oleh guru dapat
memberikan beberapa manfaat antara lain.
a. Pembelajaran menjadi lebih interaktif,
simulatif, dan menarik
b. Dapat menjelaskan sesuatu yang sulit / kompleks
c. Mempercepat proses yang lama
d. Menghadirkan peristiwa yang jarang terjadi
e. Menunjukkan peristiwa yang berbahaya atau di
luar jangkauan
C. PENUTUP
Aplikasi dan
potensi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa pergeseran
pandangan tentang pembelajaran dan peran guru dalam proses pembelajaran di
sekolah. Penerapan TIK dalam pembelajaran memungkinkan kegiatan belajar
mengajar lebih interaktif, simulatif dan lebih menarik. Oleh karena itu guru di
era globalisasi informasi ini dituntut untuk mampu menguasai dan
mengalipkasikan TIK dalam pembelajaran. Mengajak peserta didik untuk
mampu memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mampu meciptakan informasi
dengan membangun connecting and sharing.
Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran dari
pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang beriorientasi pada penerapan TIK
akan mempercepat peningkatan kualitas pendidikan yang pada akhirnya dapat
mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain di dunia.
Bagaimanapun banyaknya dampak positif dalam
penerapan TIK dalam pembelajaran di sekolah, kita mempunyai tanggungjawab bersama
dalam meminimalisasi dampak negatif yang muncul baik secara individual, maupun
sosial. Jangan biarkan anak-anak kita terlalu asyik dengan facebooknya dan
games-games online lainnya. Anak harus diajarkan untuk mampu membaca dan
menulis serta menciptakan informasi di dunia maya.
DAFTAR PUSTAKA
Chaeruman,
Uwes Anis., “Urgensi Gerakan Melek ICT di Sekolah“, http:// www.wijayalabs.wordpress.com
Kusumah,
Wijaya, dkk, “Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP kelas 7, 8, dan
9″, Jakarta. Rajagrafindo, 2009
Kusumah,
Wijaya, dan Dedi, “Penelitian Tindakan Kelas”, Jakarta, Indeks, 2009
Kusumah,
Wijaya, “Yuk Kita Nge-Blog!”, Jakarta. Rajagrafindo, 2010
Natakusumah, E.K., “Perkembangan Teknologi
Informasi di Indonesia.“, Pusat Penelitian informatika - LIPI Bandung,
2002-
Natakusumah, E.K., “Perkembangan Reknologi
Informasi untuk Pembelajaran Jarak Jauh.“, Orasi Ilmiah disampaikan pada
Wisuda STMIK BANDUNG, Januari 2002
Purbo, Onno W., “Teknologi E-learning”,
Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002.
Rahardjo, Budi., , “Implikasi Teknologi
Informasi Dan Internet Terhadap Pendidikan, Bisnis, Dan Pemerintahan”,
Pusat Penelitian Antar Univeristas bidang Mikroelektronika (PPAUME) Institut
Teknologi Bandung tahun 2000.
Soekartawi, A. Haryono dan F. Librero (2002),
Greater Learning Opportunities Through Distance Education: Experiences in
Indonesia and the Philippines. Southeast Journal of Education (December 2002)
Surya, Mohamad., Makalah dalam Seminar
“Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pendidikan Jarak Jauh
dalam Rangka Peningkatan Mutu Pembelajaran”, diselenggarakan oleh
Pustekkom Depdiknas, tanggal 12 Desember 2006 di Jakarta.
Sutisna,
Entis.,”Pemanfaatan Teknologi Informasi dan komunikasi dalam Pembelajaran,
Guru SMAN 4 Tangerang, Tahun 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar