PENDAHULUAN
Seiring
dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah terpengaruh dalam segala aspek
kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, seni dan bahkan di dunia
pendidikan. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari
dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan
kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat
positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara
baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi informasi
sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah
dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya
diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan
digunakan untuk hal negatif.
Kehadiran TIK dalam pendidikan bisa dimaknai dalam tiga paradigma, yaitu (1) TIK sebagai alat atau berupa produk teknologi yang bisa digunakan dalam pendidikan, (2) TIK sebagai konten atau sebagai bagian dari materi yang bisa dijadikan isi dalam pendidikan, dan (3) TIK sebagai program aplikasi atau alat bantu untuk manajemen pendidikan yang efektif dan efisien. Ketiga paradigma tersebut disinergikan dalam sebuah kerangka sumberdaya TIK yang secara khusus diposisikan dan diarahkan untuk mencapai visi dan misi pendidikan di Indonesia. Di era globalisasi pendidikan, disadari ataupun tidak, tantangan dunia pendidikan ke depan akan lebih berat. Oleh karena itu, optimalisasi TIK menjadi salah satu alternatif solusi dalam menopang dan menggerakkan dunia pendidikan di kancah persaingan global. Dalam dunia pendidikan di Indonesia, ada beberapa alasan problematik yang melatarbelakangi pentingnya pemanfaatan TIK, terutama dalam (1) meningkatkan mutu pendidikan di semua jenjang, (2) mengatasi kesenjangan layanan pendidikan akibat kondisi geografis yang mana jika diabaikan akan menimbulkan disparitas mutu layanan, dan (3) perubahan sosio-budaya masyarakat yang bergerak dinamis, dan (4) memupuk rasa nasionalisme untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Teknologi Menurut Para Ahli
Nana Syaodih S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak
dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau
manusia pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan
galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi
sederhana.
Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal
manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih
nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya
telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan. Istilah
“teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi
secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian
teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra
dan otak manusia.
Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti
teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan
memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia
B. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Di era globalisasi peranan TIK menjadi semakin penting
digunakan untuk mengungkapkan data dan fakta menjadi sebuah informasi yang bisa
dimanfaatkan. Kontribusi TIK tidak terlepas dari suatu tanggung jawab agar data
dan fakta pendidikan dapat dikumpulkan, dikelola, disimpan, diteliti,
dibuktikan dan disebarkan agar masyarakat mendapatkan informasi penting dengan
benar secara efektif dan efisien. TIK pada hakikatnya adalah alat untuk
mendapatkan nilai tambah dalam menghasilkan suatu informasi yang cepat,
lengkap, akurat, transfaran dan mutakhir. Salah satu manfaat yang dapat
dirasakan dalam kontribusi TIK adalah teknologi internet. Internet sebagai
media informasi telah memberikan peluang bagi setiap orang.
Pengenalan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK),
diharapkan dapat membuat perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami
penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk TIK. Melalui perangkat
Teknologi Informasi dan Komunikasi, kita bisa mencari, mengeksplorasi,
menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif. TIK akan
memudahkan kita, mendapatkan ide dengan cepat dan bertukar pengalaman dari
berbagai kalangan. Dengan demikian, diharapkan dapat mengembangkan sikap
inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga kita dapat memutuskan dan mempertimbangkan
sendiri kapan dan dimana penggunaan TIK secara tepat dan optimal, termasuk
implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.
Teknologi Informasi dan Komunikasi mencakup dua aspek, yaitu
Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi
segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan Teknologi Komunikasi merupakan
segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan
mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu,
Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak
terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang
terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan
informasi antar media.
Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan
Komunikasi adalah:
- Menyadarkan kita akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi ini sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
- Memotivasi kemampuan kita agar bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan TIK, sehingga bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari hari secara mandiri dan lebih percaya diri.
- Mengembangkan kompetensi kita dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari hari.
- Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong kita lebih terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
- Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah sehari hari.
C. Implementasi TIK (ICT) dalam dunia pendidikan
Tidak bisa dipungkiri, keberadaan komputer saat ini bukan
lagi merupakan barang mewah, Alat ini sudah digunakan di berbagai bidang
pekerjaan, termasuk dalam dunia pendidikan.
Saat
ini jumlah guru yang ada adalah 2.692.217, dari jumlah trsebut yang memenuhi
syarat sertifikasi 727.381 orang atau sekitar 27%, sehingga diperlukan sekitar 1.964.836
atau 73% guru yang harus itingkatkan kualifikasi pendidikan dan
profesionalismenya. Dan yang juga menjadi masalah adalah rendahnya tingkat
pemanfaatan ICT di sekolah (Digital Divide) ICT dapat menunjang optimalisasi
sekolah, karena potensi ICT cukup besar, diantaranya (1).Memperluas kesempatan
belajar, (2) Meningkatkan efisiensi, (3) Meningkatkan kualitas belajar, (4)
Meningkatkan kualitas mengajar, (5) Memfasilitasi pembentukan keterampilan, (6)
Mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan, (7) Meningkatkan perencanaan
kebijakan dan manajemen, (8) Mengurangi kesenjangan digital. Begitu besar peran
ICT dalam pendidkan sehingga secara khusus pemerintah dalam Pustekkom Diknas
membagi peran ICT di sekolah modern menjadi 7 peran sekaligus sebagi pilar
pendidikan. Ke-7 peran ICT tersebut yaitu
- ICT sebagai gudang ilmu pengetahuan.
Artinya dengan ICT sumber ilmu
pengetahuan menjadi begitu kaya bahkan melimpah, baik ilmu pengetahuan inti (core
content) dalam pelajaran sekolah maupun sebagai materi pengaya pembelajaran
(content suplement).Pada fungsi ini internet memiliki peran besar
sebagai sumber ilmu pengetahuan yang dapat diakses secara luas yang didalamnya
telah terkoneksi dengan ribuan perpustakaan digital, jutaan artikel/jurnal,
jutaan e-book, dan lan-lain.
- ICT sebagai alat bantu pembelajaran.
Artinya bahwa pembelajaran saat ini
lebih mudah dengan bantuan ICT, untuk menghadirkan dunia di kelas dan dapat
disajikan kepada seluruh siswa melalui peralatan ICT seperti multimedia dan
media pembelajaran hasil olahan komputer seperi poster, grafik, foto, gambar,
display, dan media grafis yang lainnya. Pemanfaatan CD Interaktif, Video
Pembelajaran, Multimedia presentasi, e-learning termasuk pada bagian ini.
- ICT sebagai fasilitas pendidikan.
Dalam hal ini ICT sebagai saran yang
melengkapi fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan, terutama
fasilitasfasilitas yang bernuansa elektronik seperti labolatorium komputer,
peralatan di laboratorium bahasa, raung multimedia, studio rekaman suara,
studio musik, studio produksi video dan editing.
- ICT sebagai standar kompetensi.
Artinya ICT sebagai mata pelajaran
yang kita kenal Mata Pelajaran TIK. Mata pelajaran ini berisi standar
kompetensi.
Selain
peran TIK diatas, terdapat pendapat lain tentang peranan TIK dalam pendidikan
yaitu :
1. TIK sebagai Keterampilan (skill) dan Kompetensi :
- Setiap pemangku kepentingan harus memiliki kompentensi dan keahlian menggunakan TIK untuk pendidikan.
- Informasi merupakan “bahan mentah” dari pengetahuan yang harus diolah melalui proses pendidikan.
- Membagi pengetahuan antar satu peserta didik dengan yang lainnya bersifat mutlak dan tidak berkesudahan.
- Belajar mengenai bagaimana cara belajar yang efektif dan efisien bagi pendidik, peserta didik, dan stakeholder.
- Belajar adalah proses seumur hidup yang berlaku bagi setiap individu atau manusia.
2. TIK sebagai Infrastruktur Pendidikan
- Saat ini, bahan ajar banyak disimpan dalam format digital dengan model yang beragam seperti multimedia.
- Para pendidik, instruktur dan peserta didik secara aktif bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
- Proses pendidikan seharusnya dapat dilakukan dimana dan kapan saja.
- Perbedaan letak geografi seharusnya tidak menjadi batasan pendidikan.
- “The network is the school” akan menjadi fenomena baru di dalam dunia pendidikan.
3. TIK sebagai Sumber Bahan Belajar
- Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian cepatnya.
- Pendidik yang hebat tersebar di berbagai belahan dunia.
- Buku-buku, bahan ajar, dan referensi diperbaharui secara kontinyu.
- Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran.
- Tanpa teknologi, proses peserta didikan yang “up-to-date” membutuhkan waktu yang lama.
4. TIK sebagai Alat Bantu dan Fasilitas Pendidikan
- Penyampaian pengetahuan seharusnya mempertimbangkan konteks dunia nyatanya.
- Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk mempercepat penyerapan bahan ajar.
- Peserta didik diharapkan melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih bebas dan mandiri.
- Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi antarpeserta didik dan pendidik.
- Rasio antara pendidik dan peserta didik tidak dibatasi tergantung pada proses dan pemberian fasilitas.
5. TIK sebagai Pendukung Manajemen Pendidikan
- Setiap individu memerlukan dukungan pendidikan tanpa henti setiap harinya.
- Transaksi dan interaksi interaktif antar-stakeholder memerlukan pengelolaan back-office yang kuat.
- Kualitas layanan pada pengelolaan administrasi pendidikan seharusnya ditingkatkan secara bertahap.
- Orang merupakan sumber daya yang sangat bernilai sekaligus terbatas dalam institusi.
- Munculnya keberadaan sistem pendidikan inter dan antar organisasi.
6. TIK sebagai Sistem Pendukung Keputusan
- Setiap individu memiliki karekteristik dan bakat masing-masing dalam pendidikan.
- Pendidik seharusnya meningkatkan kompetensi dan keterampilan pada berbagai bidang ilmu.
- Sumber daya terbatas, pengelolaan yang efektif seharusnya dilakukan.
- Institusi seharusnya tumbuh dari waktu ke waktu dalam hal jangkauan dan kualitas.
- Pemerintah seharusnya memiliki pengetahuan tentang profil institusi pendidikan.
Saat ini Depdiknas mempunyai program
pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara besar besaran. Ada tiga
posisi penting Depdiknas dalam program pengembangan TIK, yaitu:
1. Bidang
kejuruan, TIK menjadi salah satu jurusan di SMK. Pengembangan TIK secara teknis
baik hardware dan software masuk dalam kurikum pendidikan. Dibentuknya ICT
center di seluruh Indonesia. Untuk menghubungkan sekolah sekolah di sekitar ICT
center dibangun WAN (Wireless Area Network) Kota.
2. Pustekkom,
sebagai salah satu ujung tombak dalam pengembangan TV pendidikan interaktif, E
learning dan E SMA. Program ini bertujuan untuk mempersempit jurang perbedaan
kualitas pendidikan antara kota besar dengan daerah.
3.
Jardiknas
(Jejaring Pendidikan Nasional), bertujuan untuk mengintegrasikan kedua program
di atas agar terbentuk sebuah jaringan yang menghubungkan semua sekolah di
Indonesia. Sehingga diperkirakan di masa depan semua sekolah di Indonesia akan
terkoneksi dengan internet. Melihat program yang diadakan oleh Depdiknas kita
bisa memanfaatkan fasilitas tersebut karena bersifat terbuka.
Pengembangan TIK untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan
di Indonesia adalah sesuatu yang mutlak. Dalam Renstra Departemen Pendidikan
Nasional tahun 2005-2009, program pengembangan TIK bidang pendidikan akan
dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut.
1. Tahap pertama meliputi ;
(a) merancang sistem jaringan yang mencakup jaringan
internet, yang menghubungkan sekolah-sekolah dengan pusat data dan aplikasi,
serta jaringan internet sebagai sarana dan media komunikasi dan informasi di
sekolah,
(b) merancang dan membuat aplikasi database,
(c) merancang dan membuat aplikasi manajemen untuk
pengelolaan pendidikan di pusat, daerah, dan sekolah, dan
(d) merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis
web, multimedia, dan interaktif.
2. Tahap kedua meliputi (a) melakukan implementasi sistem
pada sekolah-sekolah di Indonesia yang meliputi pengadaan sarana/prasarana TIK
dan pelatihan tenaga pelaksana dan guru dan (b) merancang dan membuat aplikasi
pembelajaran.
3. Tahap ketiga dan keempat adalah tahap memperluas
implementasi sistem di sekolah-sekolah.
Uraian di atas lebih berfokus pada tahapan-tahapan yang
diharapakan dilakukan Depdiknas dalam kurung waktu tahun 2005-2009 dalam rangka
pengembangan TIK dalam pendidikan. Dalam merealisasikan rencana ini, Depdiknas
membangun ICT Center Kabupaten/Kota melalui Program Jardiknas yang
terdiri atas jaringan komputer, internet, dan TV Edukasi. ICT Center ini
akan terkoneksi dengan sekolah-sekolah dan kantor dinas pendidikan. Selain itu,
guru perlu juga diperlengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup
untuk menggunakan perangkat TIK. Untuk itu, manajemen sekolah perlu mengetahui
kesiapan dan pelatihan TIK yang dibutuhkan guru.
D. Dampak TIK terhadap aktivitas pendidikan
Tahukah kita selain membawa manfaat yang besar Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) juga mempunyai pengaruh buruk yang besar pula
pada perkembangan generasi anak bangsa. Saat ini perangkat yang paling
mempengaruhi anak pelajar Indonesia saat ini antara lain :
- Komputer
- Handphone
- MP4 player
- Game Console
- Media tontonan seperti Televisi dan Film
Namun kali ini kita akan membahas salah satu diantaranya
yaitu pengaruh buruk Teknologi Komputer. Pengaruh positif atau negatif yang
bisa muncul dari alat ini tentu saja lebih banyak tergantung dari
pemanfaatannya. Bila anak-anak dibiarkan menggunakan komputer secara
sembarangan, pengaruhnya bisa jadi negatif. Sebaliknya, komputer akan
memberikan pengaruh positif bila digunakan dengan bijaksana, yaitu membantu
pengembangan intelektual dan motorik anak.
a.
Pengaruh buruk lewat internet
Mampu mengakses internet sesungguhnya merupakan suatu awal
yang baik bagi pengembangan wawasan anak. Sayangnya, anak juga terancam dengan
banyaknya informasi buruk yang membanjiri internet. Melalui internetlah
berbagai materi bermuatan seks, kekerasan, dan lain-lain dijajakan secara
terbuka dan tanpa penghalang. Sebuah studi yang menunjukkan bahwa satu dari 12
anak di Canada sering menerima pesan yang berisi muatan seks, tawaran seks,
saat tengah berselancar di internet.
b.
Pengaruh Buruk Terlalu Sering Bermain Komputer
Kecanduan bermain komputer ditengarai memicu anak menjadi
malas menulis, menggambar atau pun melakukan aktivitas sosial. Kecanduan
bermain komputer bisa terjadi terutama karena sejak awal orangtua tidak membuat
aturan bermain komputer. Seharusnya, menurut Rizal, orangtua perlu membuat
kesepakatan dengan anak soal waktu bermain komputer. Misalnya, anak boleh
bermain komputer sepulang sekolah setelah selesai mengerjakan PR hanya selama
satu jam. Waktu yang lebih longgar dapat diberikan pada hari libur.
Pengaturan waktu ini perlu dilakukan agar anak tidak
berpikir bahwa bermain komputer adalah satu-satunya kegiatan yang menarik bagi
anak. Pengaturan ini perlu diperhatikan secara ketat oleh orangtua, setidaknya
sampai anak berusia 12 tahun. Pada usia yang lebih besar, diharapkan anak sudah
dapat lebih mampu mengatur waktu dengan baik.
* Menimbang untung ruginya mengenalkan komputer pada anak,
pada akhirnya memang amat tergantung pada kesiapan orangtua dalam mengenalkan
dan mengawasi anak saat bermain komputer.
* Selain itu juga pihak sekolah harus ikut andil dalam
memberikan pengarahan terbaik agar siswa/siswi dapat mempergunakan Teknologi
Informasi dan Komunikasi ke arah yang positif.
* Pemerintah sebagai pengendali semua sistem penyedia
Informasi harusnya lebih aktif dalam mengontrol penggunaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi untuk Generasi Anak Bangsa.
Sadar atau tidak sadar Teknologi Informasi dan Komunikasi
telah membawa perubahan besar terhadap Generasi Penerus Bangsa, hanya tinggal
kita yang bisa atau tidak membawa perubahan itu ke arah yang positif atau
negatif.
E. Permasalahan dan Solusi internet dalam dunia
Pendidikan
Kendala bidang pendidikan ini dapat diatasi dengan adanya
internet yang bisa diakses oleh peserta didik di perguruan tinggi. Berbagai
macam informasi seperti perpustakaan online, jurnal online, majalah, dan bahkan
buku-buku teks yang dapat di-download gratis dari berbagai situs yang ada dalam
dunia internet. Mahasiswa bisa mencari apapun yang berkaitan dengan materi
perkuliahan disampaikan dosen di kelas, untuk memperbandingkan, memperkaya
pengetahuan, dan mencari sesuatu yang memerlukan kejelasan dan pemahaman
mendalam.
Permasalahan selalu timbul dalam dunia pendidikan adalah
kekurangan informasi dan referensi akibat terbatasnya jumlah sarana belajar.
Ketersediaan buku – buku di perpustakaan terutama pada lembaga pendidikan
swasta cukup memprihatinkan dan sangat jauh dari harapan jika yang menjadi
tujuan adalah melahirkan sarjana-sarjana berkualitas dari universitas.
Namun pada praktiknya, sosialisasi internet bagi dunia
pendidikan tidak semudah yang dibayangkan dan diharapkan banyak pihak, menurut
Rahardjo (2001), terbatasnya pemanfaatan teknologi informasi ini dipengaruhi
oleh beberapa hal, diantaranya kurangnya penguasaan bahasa Inggris, kurangnya
sumber informasi dalam bahasa Indonesia, mahalnya biaya akses internet, dan
ketidaksiapan tenaga pendidik.
Faktor pertama, merupakan permasalahan utama dalam
memanfaatkan segala teknologi hasil karya masyarakat Barat. Produk-produk
teknologi yang sampai ke tangan masyarakat dunia umumnya menggunakan komunikasi
berbahasa Inggris sehingga menyulitkan bagi para pengguna seperti mahasiswa
Indonesia yang Jurnal Ilmiah umumnya masih memiliki kemampuan rendah dalam
bahasa asing, sedangkan banyak informasi-informasi dan ilmu pengetahuan
direkayasa dalam bahasa internasional tersebut.
Faktor kedua, keterbatasan informasi dan ilmu pengetahuan
dalam bahasa Indonesia, menjadi salah satu penyebab rendahnya penggunaan
internet dalam negeri. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk berbagi ilmu
pengetahuan masih sangat rendah dibanding di luar negeri. Informasi masih
dianggap suatu hal pribadi dan berharga mahal yang tidak dapat diakses oleh
seluruh orang, menjadikan pengetahuan hanya berkembang untuk diri pribadi dan
komunitas tertentu saja.
Faktor ketiga, adalah kendala mahalnya biaya untuk
menggunakan internet di dalam negeri. Untuk mengakses internet pribadi dengan
menggunakan jaringan telepon milik pemerintah seseorang harus mengeluarkan
biaya hampir sepuluh ribu rupiah per jam sehingga membatasi pemanfaatan
internet tersebut. Solusi ini dapat dipecahkan dengan menggunakan internet pada
warung-warung internet dengan biaya yang lebih murah antara dua ribu sampai
tiga ribu rupiah per jam. Namun masih saja terlalu mahal untuk seorang
mahasiswa apabila harus menggunakan dalam frekuensi tinggi (selalu mengakses).
Faktor terakhir, permasalahan dari tenaga pendidik itu
sendiri yang masih belum siap menggunakan teknologi internet dalam proses
pengajarannya akibat kurangnya kemampuan dosen dalam bidang ini. Seorang dosen
tidak akan pernah menyarankan kepada mahasiswa memperkaya wawasan dengan
fasilitas internet akibat kekurangmampuannya sendiri. Dampak akhir yang terjadi
mahasiswa tidak akan termotivasi untuk mengembangkan diri jika dosen tidak
pernah menyarankan pemanfaatan sumber ilmu non formal tersebut.
Masalah terpenting dari sekian faktor penghambat di atas
terletak pada faktor ketiga dan keempat yakni mahalnya biaya akses dan
keterbatasan dosen. Jika kendala bahasa tidak menjadi masalah, lambat laun
mahasiswa akan terus belajar dengan sendirinya dengan tingginya frekuensi
penggunaan internet, sehingga mereka akan lebih memahami penguasaan istilah-istilah
asing dari internet tersebut. Sumber motivator utama dari dosen adalah faktor
terpenting dalam mensosialisasikan kegiatan penunjang pembelajaran. Misalnya
untuk melengkapi informasi tentang sebuah kajian masalah di dalam kelas,
mahasiswa dianjurkan untuk membuka homepage milik dosen, atau mengakses
situs-situs lain yang disarankan dosen.
Dari segi mahalnya biaya kendala ini dapat diatasi dengan
berperan penting lembaga pendidikan/universitas untuk mengembangkan sistem
pembelajaran internet dengan membangun sebuah jaringan internet di lembaga
pendidikan, menyediakan sarana penyewaan dengan biaya yang lebih murah
dibanding warung internet milik penguasaha bisnis.
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus, bahkan
dewasa ini berlangsung dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam
hitungan tahun, bulan, atau hari, melainkan jam, bahkan menit atau detik,
terutama berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjang
dengan teknologi elektronika. Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang kehidupan,
termasuk bidang pendidikan. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sangat cepat ini memberikan dampak positif dan dampak negatif.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak positif dengan semakin
terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia
menembus batas ruang dan waktu. Dampak negatifnya yaitu terjadinya perubahan
nilai, norma, aturan, atau moral kehidupan yang bertentangan dengan nilai,
norma, aturan, dan moral kehidupan yang dianut masyarakat. Menyikapi keadaan
ini, maka peran pendidikan sangat penting untuk mengembangkan dampak positif dan
memperbaiki dampak negatifnya. Pendidikan tidak antipati atau alergi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun sebaliknya menjadi subyek
atau pelopor dalam pengembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Gairola, C. M. (2004). Information and Communications
Technology for Development. New Delhi: Elsevier.
S.P.Hariningsih. 2005. Teknologi Informasi. Penerbit Graha
Ilmu.
Yuhetty, H. (n.d.). ICT and Education in Indonesia. Retrieved
11 20, 2008, from http://www.lib.itb.ac.id/: http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/e-list/Indonesia-ICT-paper.pdf
Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Bandung, Penerbit:Alfabeta.
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Bandung, Penerbit:Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar