Setelah kita telaah berbagai prinsip metode
pendidikan yang tersebut pada tulisan sebelumnya, dapat ditarik benang merahnya bahwa dari
prinsip-prinsip itulah sebenarnya telah lahir berbagai macam metode pendidikan.
Metode-metode tersebut sama sekali tidak bertentangan dengan metode-metode
modern yang diciptakan oleh para ahli pendidikan saat ini.
Macam-macam metode dapat dilihat dari dua sisi, yaitu metode dari sisi internal
materi dan metode dari sisi eksternal materi.
a.
Metode Internal Materi
Yang dimaksudkan disini adalah cara penyampaian
bahan materi pelajaran yang efektif agar cepat dipahami oleh peserta didik.
Jadi titik tekan metode ini adalah pemahaman materi pendidikan yang meliputi
teks ataupun non-teks. Di antara metode-metode tersebut adalah:
1.
Metode Induktif
Metode ini bertujuan untuk membimbing peserta
didik untuk mengetahui fakta-fakta dan hukum-hukum umum melalui jalan
pengambilan kesimpulan atau induksi. Dalam melaksanakan metode ini pendidik
hendaknya memulai dari bagian-bagian yang kecil untuk sampai pada undang-undang
umum, pendidik memberi contoh detail yang kecil, kemudian mencoba memandingkan
dan menentukan sifat-sifat kesamaan untuk mengambil kesimpulan dan membuat
dasar umum yang berlaku terhadap bagian-bagian dan contoh-contoh yang sudah
diberikan maupun yang belum diberikan.
2.
Metode Deduktif
Metode ini merupakan kebalikan dari metode
induktif, dimana perpindahan menurut metode ini dari yang umum kepada yang
khusus, jadi metode ini sangat cocok bila digunakan pada pengajaran sains, dan
pelajaran yang mengandung perinsip-perinsip, hukum-hukum, dan fakta-fakta umum
yang dibawahnya mengandung masalah-masalah cabang. Metode ini sebagai pelengkap
dari metode induktif, maka sebaiknya seorang guru menggabungkan diantara dua metode
tersebut.
Metode ini juga telah digunakan oleh para tokoh
pendidikan Islam sebelumnya dalam perbincangan dan pembuktian kebenaran pikiran
dan kepercayaan terhadap karya-karya mereka, terutama ketika mereka
menghubungkan dengan ilmu logika.
3.
Metode Dialog (Diskusi)
Metode ini biasanya dikemas dalam tanya jawab,
hal ini dimaksudkan agar peserta didik dapat memahami materi secara lebih
mendalam. Metode ini terdapat dalam Al Qur`an surat Al Ankabut ayat 46: “Dan
janganlah kamu berdebat denganAhli kitab, melainkan dengan cara yang paling
baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka[1154], dan Katakanlah:
“Kami Telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang
diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami Hanya
kepada-Nya berserah diri”.
Dari ayat diatas dapat dijelaskan bahwa diskusi
atau dialog harus dilaksanakan dengan cara yang baik. Cara yang baik ini perlu
dirumuskan lebih lanjut, sehingga timbullah etika berdiskusi, misalnya tidak
memonopoli pembicaraan, saling menghargai pendapat orang lain, kedewasaan
pikiran dan emosi, berpandangan luas dan sebagainya.[1]
b.
Metode Eksternal Materi
Pelaksanaan proses pendidikan tentunya tidak
cukup hanya pada pemahaman materi saja, namun yang terpenting dan yang menjadi
esensi dari pelaksanaan pendidikan tersebut adalah pendemonstrasian dan
transformasi pada kehidupan riil. Maka hal ini yang kami sebut dengan sisi
eksternal materi yang sangat urgen dalam pemilihan metode penyampaiannya.
Dibawah ini adalah metode yang perlu diperhatikan demi terwujudnya
esensialitas pendidikan:
1.
Metode Teladan
Keteladanan merupakan bahan utama dalam
pendidikan, karena mendidik bukan sebatas penyampaian materi saja, melainkan
membangun karakter dalam setiap jiwa peserta didik, oleh karena itu pendidik
mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap peserta didik mengenai tingkah
laku dan perbuatannya yang dapat dibuat contoh dan di ikutinya.
2.
Metode Cerita
Metode cerita atau kisah dianggap efektif dan
mempunyai daya tarik yang kuat sesuai dengan sifat alamiah manusia yang
menyenangi cerita, oleh karena itu Islam mengeksplorasikan cerita menjadi
salah-satu tehnik dalam pendidikan
3.
Metode Pembiasaan
Menjadikan pembiasaan sebagai sebuah metode
pendidikan memang sangat tepat, dalam pembiasaan peserta didik tidak dituntut
secara serta merta menguasai sebuah materi dan melaksanakannya, memang dalam
pemahaman sangat gampang namun dalam pengamalan yang agak sulit untuk
terealisasikan, maka dari itu dibutuhkan sebuah proses dalam mencapainya,
yaitu, melalui pembisaan.
Disamping macam-macam metode diatas, metode
pendidikan juga dapat digolongkan menjadi 3 macam dilihat dari sudut pandang
kewajiban dan kegunaannya bagi pendidik, yaitu: pertama, metode yang umum
(secara tradisional) dikuasai oleh semua pendidik; kedua metode yang secara
khusus dipelajari oleh pendidik; dan yang ketiga, metode yang khusus digunakan
untuk menilai pelaksanaan program pendidikan.[2]
Ø Metode yang Umum
Metode ini sudah dikenal dan dikuasai oleh
semua pendidik melalui pengalaman dan sudah digunakan tanpa ada pendidikan atau
diklat khusus. Metode ini mencakup latihan dan meniru, yaitu, melatih anak
didik menguasai tujuan tertentu dengan disertai peniruan. Dalam metode ini
pendidik sudah menguasi materi yang akan disampaikan pada peserta didik dan
sudah dipraktekkan sendiri
Metode ini digunakan dalam pendidikan di
keluarga, lingkungan tetangga, dan juga disekolah dalam rangka pembentukan
kebiasaan, pola tingkah laku, keterampilan, sikap, dan keyakinan.
Ø Metode yang secara Khusus Dipelajari oleh Pendidik
Pendidik harus mempunyai kematangan dalam
metode-metode. Dia harus menguasai ilmu pengajaran untuk menguasai
metode-metode mengajar seperti ceramah, diskusi, bermain peran dan sebagainya.
Seorang pendidik tidak serta-merta bisa
mentransformasikan materi pendidikan dengan baik tanpa menguasai metode-metode
khusus, dan dia tidak akan bisa menguasai metode tersebut tanpa adanya
spesialisasi sebuah disiplin ilmu, seperti wawancara, studi kasus, dan
observasi yang harus dipelajari oleh calon konselor sebagai bimbingan dan
konseling.
Ø Metode yang Khusus Digunakan untuk Menilai Pelaksanaan Program
Pendidikan
Pada umumnya metode ini disebut dengan metode
penelitian pendidikan, jadi metode ini digunakan dalam rangka pengembangan dan
kemajauan pendidikan, antara lain dari metode ini adalah survei, eksperimen
yang menggunakan alat ukur seperti tes, wawancara, observasi, dan sebagainya.[3]
Sumber :
[1] Barnadib, Imam. Filsafat Pendidikan Sisitem dan Metode. Yogyakarta: Andi Offset,
1997, hal. 54-57.
[2] Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005, hal.
21-22.
[3] Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dalam Pendekatan Baru. Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2000,hal.42-45.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar